Formula E

Demi Perda Gelar Formula E Tapi Tak Jalankan Normalisasi, Ketua DPRD: Anies Takut Dicap Tukang Gusur

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyebut Gubernur Anies Baswedan tebang pilih dalam menjalankan Perda. Ini penjelasannya.

TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI
Gubernur Anies Baswedan menerima dokumen Raperda dari Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi, Kamis (22/8/2019). Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyebut Gubernur Anies Baswedan tebang pilih dalam menjalankan Peraturan Daerah (Perda). 

Diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah tudingan yang menyebut dirinya terlalu ngotot menggelar Formula E.

Menurutnya, dirinya hanya menjalankan apa yang diamanahkan dalam Peraturan Daerah (Perda).

"Formula E itu ditetapkan anggarannya lewat Perda APBD, di situ sudah ditetapkan sebagai program, karena itu harus dilaksanakan," ucapnya di kanal Youtube Total Politik yang dikutip TribunJakarta.com, Jumat (21/1/2022).

Sebagai kepala daerah, Anies pun merasa punya kewajiban untuk menjalankan program-program yang tertuang dalam Perda tersebut.

"Tugas gubernur melaksanakan semua ketentuan perundangan, termasuk Perda dan Perda itu ada tentang Formula E. Kemudian itu saya jalankan," ujarnya.

Untuk itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengaku heran ketika ada banyak pihak yang menganggapnya terlalu ngotot menggelar Formula E.

"Ketika dipertanyakan 'kenapa ini dipaksakan', bukan dipaksakan, ini adalah aturan daerah dan sudah ditetapkan," ujarnya.

Sebagai informasi, Fraksi PSI DPRD DKI menjadi pihak yang paling menolak keras pelaksanaan Formula E yang akan diselenggarakan Juni 2022 mendatang.

Selain dinilai tak transparan, Anies juga dinilai terlalu memaksakan diri lantaran minim persiapan.

Hal ini diungkapkan politisi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo usai melakukan sidak di lokasi trek Formula E di kawasan Ancol, Jakarta Utara.

"Jadi saya rasa hal ini wajar dan lumrah saja, karena isu Formula E ini sangat berdampak besar karena menggunakan uang rakyat yang sampai saat ini belum jelas pertanggungjawabannya seperti apa," ucapnya saat dikonfirmasi, Kamis (6/1/2022).

Dari hasil sidak itu, Ara, sapaan akrab Anggara curiga, Formula E Operations (FEO) belum melihat secara langsung lokasi lintasan balap.

Sebab, Giring cs hanya menemukan gerombolan kambing yang berkeliaran di sekitar kawasan tersebut.

Belum lagi kondisi tanah di lokasi itu yang tidak stabil lantaran menjadi area pembuangan lumpur.

Hal ini pun sempat menyebabkan kaki Giring terjeblos masuk ke dalam tanah tersebut.

"Saya tidak yakin FEO sudah turun ke lokasi untuk memberikan kepastian bahwa tempat itu bisa dilangsungkan pembangunan sirkuit di sana," ujarnya.

Untuk itu, ia tak yakin trek Formula E bisa selesai sebelum digelar pada Juni 2022.

"Dari kasat mata kan masih sangat mentah ya, karena tanahnya butuh penguatan kan. Penguatan tanah itu kan butuh waktu," kata Ara.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved