Antisipasi Virus Corona di Tangerang
Kabat Baik! 2 dari 5 Warga Kota Tangerang yang Terpapar Omicron Dinyatakan Sembuh
Dua dari lima warga Kota Tangerang yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron dinyatakan sudah negatif alias sembuh.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Dua dari lima warga Kota Tangerang yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron dinyatakan sudah negatif alias sembuh.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeini mengatakan, dua pasien tersebut adalah orang pertama yang terpapar varian Omicron di daerah tersebut.
"Bisa diinformasikan untuk yang dua kasus pertama (Omicron)sudah selesai masa isolasi, sekarang ada di rumahnya masing-masing," jelas Dini melalui sambungan telepon, Selasa (25/1/2022).
Namun, masih ada tiga warga Kota Tangerang yang masih menjalani perawatan dan isolasi karena terpapar Omicron.
Pasien Omicron nomor 3 dan 4 masih dirawat di RS yang sama di wilayah DKI Jakarta hingga hari ini.
Kendati demikian, Dini enggan menyebut nama dari RS yang merawat pasien nomor 3 dan 4.
Baca juga: Lindungi Lansia dari Covid-19, P3SRS Apartemen Taman Rasuna Gelar Vaksinasi Booster
Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 Tembus 10.000, DKI Jakarta Tetap Terapkan PPKM Level 2 Hingga 31 Januari 2022
"Kemudian dua berikutnya itu dua-duanya masih dirawat di salah satu RS di Jakarta jadi di sana, walau warga Kota Tangerang," jelas dia.
Sementara itu, hingga hari ini, pasien Omicron nomor lima dirawat disebuah RS di Kota Tangerang.
"Kemudian yang kelima sedang dirawat dan kita pantau terus kondisinya," ujar dia.
Dini menyebut, pasien nomor lima sempat menunjukkan atau menderita gejala Covid-19.
Akan tetapi, menurut dia, pasien tersebut sudah mengalami perbaikan kesehatan saat ini.
"Kalau yang di posisi di RS di kitaitu sudah dalam kondisi membaik. Mudah-mudahan enggak sampai berat, kita doakan saja," jelas Dini
Sementara itu, Dini mengaku belum mengetahui kondisi pasien Omicron nomor 3 dan 4 yang dirawat di RS di DKI Jakarta.
"Pasien 3-4 dirawat di Jakarta, kita belum tahu kondisinya," ungkap dia.
ASN Kota Tangerang Mulai WFH Lagi, Sekolah Tatap Muka Juga Kembali Dibatasi
Pemerintah Kota Tangerang kembali menerapkan work from home (WFH) kepada Aparatur Sipil Negara (ASN).
Kebijakan tersebut dilakukan sejak hari ini, Senin (24/1/2022) karena angka Covid-19 di Kota Tangerang yang semakin naik.
Sekretaris Daerah Kota Tangerang, Herman Suwarman menuturkan, hal itu sesuai dengan Surat Edaran Menpan RB tentang Perubahan ketiga atas surat edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 23 Tahun 2021.
Yakni tentang Penyesuaian Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019.
"Maksimal 50 persen pegawai yang WFO dan 50 persen lagi WFH untuk OPD dengan kriteria Non-esensial yang tidak secara langsung melayani masyarakat," tutur Herman dalam keterangannya, Senin (24/1/2022).
Lebih lanjut, ia menerangkan, untuk OPD yang masuk dalam kriteria Kritikal yang secara langsung melayani masyarakat.
Seperti Dinas Kesehatan, Satpol PP, BPBD dan Dishub tetap melaksanakan tugas 100 persen Work From Office (WFO).
"Untuk yang berkriteria Esensial seperti terkait dengan perbankan atau keuangan diperbolehkan 25 persen untuk melakukan WFH," terang Herman.
Herman menegaskan, para ASN yang mendapat jadwal Work From Home diwajibkan untuk mengikuti kegaiatan Operasi Aman Bersama di masing-masing wilayah binaan OPD tersebut.
"WFH bukan libur di rumah tapi tetap berkinerja dengan melakukan OAB di wilayah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai Covid-19 terkait penerapan protokol kesehatan dan ajakan untuk vaksinasi," pungkas Herman.
Tak hanya perkantoran, kapasitas pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Tangerang pun turut dikurangi menjadi 50 persen.
Dinas Pendidikan Kota Tangerang kembali menerapkan kapasitas 50 persen untuk pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) jenjang SD dan SMP mulai hari ini, Senin (24/1/2022).
"Betul per hari ini, semua SD kapasitasnya 50 persen siswa perkelas," tutur Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Kota Tangerang Helmiati, melalui sambungan telepon, Senin (24/1/2022).
Seperti diketahui, sebelumnya PTM di Kota Tangerang telah berkapasitas 100 persen.
Namun, karena angka Covid-19 di wilayah tersebut merangkak naik, kapasitas PTM kembali dikurangi.
Kata Helmiati, pihak sekolah maksimal menggelar tiga jam pelajaran dalam satu hari.
"Durasinya sekarang maksimal tiga jam. Sebelumnya kan enam jam ya sehari," sambungnya.
Helmiati mengatakan, kelas diizinkan untuk digunakan oleh dua rombongan belajar yang berbeda.
Saat pergantian rombongan belajar, pihak sekolah wajib mengosongkan kelas dalam durasi waktu 60 menit untuk penyemprotam disinfektan.
"Apabila satu kelas dipakai dua rombongan belajar, maka jeda waktunya minimal satu jam supaya didisinfektan terlebih dahulu," tutur Helmiati.
Selain itu, per Senin ini, seluruh murid SD kelas 1 dan 2 diwajibkan mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) alias mengikuti belajar secara daring (online).
"Ada juga mulai hari ini kelas 1 dan 2 semua online dulu," ungkap Helmiati.
Sementara itu, murid SD kelas 3-6 masih dapat mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah.
Helmiati berujar, murid SD kelas 1 dan 2 wajib mengikuti PJJ lantaran mereka dianggap masih belum memahami protokol kesehatan.
"Mulai hari ini kelas 1 dan 2 semua online dulu. Karena kelas 1 dan 2 edukasinya masih kurang untuk protokol kesehatan, masih terlalu dini untuk memahami protokol kesehatan," jelas dia.
Helmiati mengungkapkan, melonjaknya kasus Covid-19 yang meningkat di Kota Tangerang juga menjadi ihwal murid kelas 1 dan 2 wajib belajar secara daring.
"Kita masih ada kekhawatiran karena lonjakan Covid-19 cukup signifikan di Kota Tangerang," ucapnya.
Aturan yang mengatur pembelajaran murid SD kelas 1 dan 2 itu mulai berlaku bersamaan dengan kapasitas pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.