Kasus Omicron di Jakarta Terus Melonjak, Anies Baswedan: Jangan Panik, Gejalanya Ringan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta masyarakat tidak panik dengan melonjaknya kasus Covid-19 varian Omicron.

TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi Vihara Hok Tek Tjeng Sin di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (1/2/2022) siang. Anies Baswedan meminta masyarakat tidak panik dengan melonjaknya kasus Covid-19 varian Omicron. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN LAMA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta masyarakat tidak panik dengan melonjaknya kasus Covid-19 varian Omicron.

Anies menyebut lonjakan kasus Omicron tidak hanya di Jakarta, tetapi juga terjadi di kota-kota lainnya di dunia.

"Jangan panik, karena umumnya (Omicron) gejalanya ringan atau tidak bergejala atau gejala sedang," kata Anies di Vihara Hok Tek Tjeng Sin di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (1/2/2022).

Namun demikian, Anies meminta warga yang merasakan gejala ringan agar langsung memeriksakan kondisinya dan melakukan tes Covid-19.

Jika merasakan gejala berat, lanjut Anies, warga bisa mendatangi puskesmas atau fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.

"Jika positif, lakukan segera isolasi secara disiplin, isolasi mandiri, supaya tidak menularkan kepada yang lain," ujar dia.

Baca juga: Dalam Sebulan RSPI Sulianti Saroso Sudah Rawat 135 Pasien Omicron, Dua Orang Meninggal Dunia

Baca juga: Sentil Anies Sibuk Urus Formula E, Ketua DPRD: Jangan Gedebag Gedebug Bos, Omicron Lagi Naik

Berdasarkan data Pemprov DKI, kasus Omicron di Jakarta mencapai 2.892 kasus.

Dari jumlah itu, 1.581 kasus di antaranya merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Sedangkan, 1.311 kasus lainnya disebabkan transmisi lokal.

Soal PTM Gubernur Anies: Tenang, Kita Harus Tenang

Pelaksanaan PTM 100 persen di SMAN 71, Kelurahan/Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (17/1/2022).
Pelaksanaan PTM 100 persen di SMAN 71, Kelurahan/Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (17/1/2022). (Istimewa)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merespon desakan Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah kasus Covid-19 yang terus meroket.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini pun meminta masyarakat tidak panik dan tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

“Jadi ini situasi di mana kita harus tenang, kita harus tenang. Kita harus sadar bahwa Omicron ini meningkat, kita harus hati-hati,” ucapnya di kawasan Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (1/2/2022).

Orang nomor satu di DKI ini mengakui bahwa penularan Covid-19 di ibu kota memang terus meningkat sepekan terakhir.

Gubernur Anies Baswedan ucapkan selamat Imlek.
Gubernur Anies Baswedan ucapkan selamat Imlek. (Instagram Anies Baswedan)

Walau demikian, ia memastikan kondisinya tidak separah saat gelombang kedua Covid-19 melanda Jakarta pada pertengahan 2021 lalu.

“Iya kita haru hati-hati, tapi di sisi lain tingkat keparahannya itu tidak seperti enam bulan lalu,” tuturnya.

Bagi masyarakat yang mengalami gejala Covid-19, Anies meminta mereka untuk meminimalisir interaksi dan segera melakukan isolasi.

“Jadi yang kita sama-sama harus sadari adalah bila mengalami gejala ringan atau tanpa gejala maka isolasi, disiplin supaya tidak menularkan kepada yang lain,” ujarnya.

Koordinasi dengan pemerintah pusat pun terus dilakukan Pemprov DKI dalam memantau kondisi penyebaran Covid-19 di ibu kota.

Baca juga: Kapasitas RS Rujukan Covid-19 di DKI Sisa 46 Persen, Wagub Ariza: Waspada Transmisi Lokal Omicron

“Terkait kebijakan-kebijakan lain, kami akan monitoring, evaluasi bersama dengan pemerintah pusat,” kata Anies.

Dilansir dari Kompas.com, Presiden Joko Widodo meminta adanya evaluasi atas pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Hal itu disampaikannya saat membuka rapat terbatas evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) secara virtual dari Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Senin (31/1/2022), sebagaimana dilansir di laman resmi setkab.go.id, Selasa (1/2/2022).

"Saya juga minta adanya evaluasi untuk pembelajaran tatap muka, utamanya di Jawa Barat, di DKI Jakarta, dan di Banten," ujar Jokowi.

Dia pun mengungkapkan, saat ini persentase kasus aktif Covid-19 mengalami kenaikan 910 persen dari sebelumnya.

Jokowi meminta para menteri dan pimpinan lembaga terkait berhati-hati menyikapi kondisi pandemi saat ini.

"Hati-hati, saya ingin menegaskan kehati-hatian kita karena kasus aktif (Covid-19) naik 910 persen. Dari yang sebelumnya 6.108 kasus di tanggal 9 Januari (2022), kemudian menjadi 61.718 kasus di 30 Januari (2022)," jelasnya.

Dia melanjutkan, penambahan kasus baru Covid-19 juga mengalami kenaikan 2.248 persen, yakni dari 529 kasus pada 9 Januari 2022 menjadi 12.422 kasus pada 30 Januari 2022.

"Sekali lagi, hati-hati kita dalam menyikapi ini," tegas Jokowi.

"Tapi yang kita patut bersyukur meskipun kasus aktif naik 910 persen, tidak diikuti dengan melonjaknya angka kematian, ini bagus. Meskipun demikian, tetap harus kita harus tetap waspada," lanjutnya.

Sebelumnya, ahli epidemiologi Indonesia dari Griffith University Dicky Budiman menyayangkan masih digelarnya PTM di tengah lonjakan kasus.

Dicky berpandangan, kebijakan PTM di sekolah sudah saatnya dihentikan.

Ia menilai, seharusnya pemerintah mengambil sikap lebih cepat mengingat kasus Covid-19 semakin melonjak.

"Sudah saatnya (PTM diberhentikan), bahkan menurut saya sudah agak terlambat," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin.

Menurut dia, PTM harus diberhentikan setidaknya hingga pertengahan Maret 2022.

Sebab, masa tersebut diprediksi akan menjadi momen kritis penyebaran kasus varian Omicron.

"Pembelajaran tatap muka harus diberhentikan setidaknya Februari ini hingga pertengahan Maret 2022," kata dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved