Sisi Lain Metrpolitan

Natalius Pigai Mantap Maju Gubernur di 2024? Kalau Ibu Sudah Mimpi Tidak Bisa Berubah

Natalius Pigai tak kuasa meneteskan air mata saat mengingat perkataan ibundanya yang pernah bermimpi bahwa pegiat HAM itu kelak akan menjadi gubernur.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Tribun Jakarta
Natalius Pigai menceritakan cerita ibundanya yang bermimpi sang anak kelak akan menjadi gubernur. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Natalius Pigai tak kuasa meneteskan air mata saat mengingat perkataan ibundanya yang pernah bermimpi bahwa pegiat HAM itu kelak akan menjadi seorang gubernur.

Hal itu diceritakan Natalius Pigai di acara Tribun Corner Podcast.

Dikatakannya, hal itu terjadi kala Natalius Pigai hendak merantau ke Yogyakarta di usia 19 tahun pada 1994 silam.

"Suatu saat ada momentum dimana kamu akan bertanding.

Tuhan kasih kamu pakaian putih, baju putih, celama putih dan kamu akan pegang tongkat, disini bintang (pundak).

Kamu akan jadi gubernur," ujar Natalius Pigai menceritakan ucapan ibundanya.

Baca juga: Natalius Pigai Cerita Sisi Lain Kehidupannya, Serasa Dirinya Penjelajah Dunia Saat Kendarai Rubicon

"Mamah akan selalu ada di sampingmu, temanmu saja bisa," sambung Natalius Pigai sambil meneteskan air mata kala menceritakan doa sang ibunda kepadanya.

Saat itu, Natalius Pigai diberikan uang Rp 300 ribu sebagai modalnya untuk kuliah di Yogyakarta.

"Kamu bawa uang 300 ribu ini, kamu akan jadi sukses," ucap Natalius Pigai menirukan pesan ibundanya kala itu.

Mantan komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai menangis menceritakan sisi lain kehidupannya.
Mantan komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai menangis menceritakan sisi lain kehidupannya. (Tribun Jakarta)

Natalius Pigai menuturkan, bagi masyarakat di kampung halamannya di Kabupaten Paniai, Papua, mimpi seorang ibunda kepada anaknya pasti akan terwujud di kemudian hari.

"Cita-cita ibu itu bagi kami orang kampung di Paniai, itu given

Karena kami punya tradisi ribuan tahun, itu kalau ibu sudah mimpi tidak bisa berubah," tutur Natalius Pigai.

Karena itu, Natalius Pigai menegaskan bahwa apabila kelak dirinya menjadi gubernur Papua, hal itu bukanlah sesuatu yang mengagetkan.

Apalagi dia berasal dari suku mayoritas di Papua.

"Jadi kalau cuma jabatan gubernur mah, itu mamah saya sudah mimpi," kata dia.

Baca juga: Natalius Pigai Bicara Penyemangat Jiwanya: Antara Rubicon, Louis Vuitton dan Cerutu

"Kalau untuk pulang ke Papua jadi gubernur, itu bukan sesuatu yang hebat.

Yang hebat kalau jadi wapres," sambung dia.

Maju di Pilkada 2024?

Untuk Papua, Natalius Pigai sebenarnya sudah hendak maju pada 2018 silam.

Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menceritakan bagaimana perjuangannya dan doa sang ibunda kala dirinya merantau dari papua menuju Yogyakara
Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menceritakan bagaimana perjuangannya dan doa sang ibunda kala dirinya merantau dari papua menuju Yogyakara (Tribun Jakarta)

Kala itu dia bahkan sudah berhasil mengumpulkan 289 ribu fotokopi KTP warga Papua sebagai syarat maju melalui jalur independen.

Namun niat itu batal terlaksana.

Natalius Pigai beralasan dirinya tak terima melihat salah satu bakal calon kala itu yang juga calon petahana, Lukas Enembe dikriminalisasi.

"Saya bilang sama Pak Lukas memang ambisi jadi gubernur.

Suku dia ada 1,2 juta suara, suku saya 800 ribu suara.

Kami berdua suku mayoritas di Papua.

Baca juga: Cerita Natalius Pigai Ditolong Wanita Misterius Saat Kesulitan Kuliah: Padahal Dia Tidak Kenal Saya

Saya kalau maju juga bisa ngeri-ngeri sedap

Tapi orang menganiaya bapak, saya buang ktp 280 ribu yang saya kumpulkan," cerita Natalius Pigai.

Namun kala itu, ujar Natalius Pigai, di depan Lukas Enembe, Ketua DPRD Papua kala itu, Yunus Yonda, Natalius Pigai menegaskan akan maju di Pilkada 2024 mendatang.

"Saya bilang, silahkan Pak Lukas maju, tapi ingat saya di 2024 saya akan maju," tegas Natalius Pigai.

Adapun bagi Natalius Pigai, masyarakat Papua tak pernah salah, melainkan kesalahan ada di tangan pemegang kekuasaan.

"Karena itu orang Papua itu harus dibina, bukan dibinasakan," kata Natalius Pigai.

Mantan Komisioner Komnas Ham, Natalius Pigai saat bercerita di acara Tribun Corner Podcast.
Mantan Komisioner Komnas Ham, Natalius Pigai saat bercerita di acara Tribun Corner Podcast. (Tribun Jakarta)

Cerita Natalius Pigai diminta menteri jadi stafsus

Sedang menikmati masa menganggur di Papua, Natalius Pigai dihubungi langsung sang Menteri Tenaga Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Al Hilal Hamdi untuk menjadi staf khususnya.

Itu terjadi di tahun antara tahun 1999 dan 2000 kala Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Mantan Komisioner Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai di sekretariat nasional (Seknas), Hos Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/3/2019
Mantan Komisioner Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai di sekretariat nasional (Seknas), Hos Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/3/2019 (Tribunnews.com/ Rina Ayu)

Kala itu, Natalius Pigai baru saja lulus kuliah dan memutuskan pulang ke kampung halaman di Paniai, Papua.

"Waktu itu saya udah pulang ke Papua, sedang menikmati masa ngangur di kampung
halaman.

Kemudian ada telepon yang mengatakan bahwa saya ditunggu Gus Dur dan dicari oleh Al Hilal Hamdi dan Alwi Shihab," tutur Natalius Pigai di acara Tribun Corner Podcast, Rabu (2/2/2022).

Baca juga: Cerita Kuliah Natalius Pigai: Awalnya Kere sampai Nyari Makan Gratis, Endingnya Naik Taksi Tiap Hari

Keesokan harinya, ujar Natalius Pigai, ternyata Al Hilal Hamdi langsung yang meneleponnya.

Siapa sangka bahwa Menteri Tenaga Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu sendiri yang menawarkan agar Natalius Pigai menjadi stafsusnya.

"Saya disuruh temui dia dan datang ke ruangannya.

SK sudah disiapkan jadi stafsus menteri," tutur Natalius Pigai.

Natalius Pigai di depan mobil Rubicon miliknya.
Natalius Pigai di depan mobil Rubicon miliknya. (Tribun Jakarta)

Natalius Pigai pun langsung menerima tawaran itu dan menjadikannya salah satu PNS termuda di Kementerian Tenaga Tenaga Kerja dan Transmigrasi hingga akhirnya dia terpilih sebagai Komisioner Komnas HAM pada 2012.

"Saya selama di Kemenaker pernah di jabatan fungsional maupun struktural sampai hampir 15 tahun," kata Natalius Pigai.

Alasan bisa dihubungi menteri

Natalius Pigai pun menceritakan bagaimana ceritanya dia bisa dihubungi langsung oleh menteri.

Rupanya semua itu berawal ketika Natalius Pigai masih kuliah di Yogyakarta dan kerap tinggal di rumah Y.B. Mangunwijaya.

Baca juga: Natalius Pigai Kenang Aksi 98 di Yogyakarta dan Jakarta: Saya Bagian Perusak Lapangan

Hal itu membuat Natalius Pigai ikut dilibatkan ketika Gus Dur ada kegiatan di Yogyakarta.

"Beberapa kali Gus Dur di Jogja, saya selalu pegang Gus Dur, waktu itu Gus Dur belum jadi presiden," kata Natalius Pigai.

Sementara itu, di waktu hampir bersamaan, Natalius Pigai juga menulis buku berjudul Evolusi, Nasionalisme dan Sejarah Konflik Politik.

"Rupanya saat itu Alwi Shihab beli buku saya 1000 eksemplar makanya dia dan Al Hilal Hamdi setengah mati cari saya," kata Natalius Pigai.

Tonton videonya di sini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved