Antisipasi Virus Corona di DKI
Jabodetabek, Bandung Raya, Yogyakarta & Bali Naik PPKM Level 3, Luhut: Bukan Akibat Tingginya Kasus
Pemerintah menetapkan wilayah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, Yogyakarta, dan Bali kini berstatus PPKM Level 3.
TRIBUNJAKARTA.COM - Pemerintah menetapkan wilayah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, Yogyakarta, dan Bali kini berstatus PPKM Level 3.
Pemerinta melakukan evaluasi level PPKM akibat melonjaknya kasus Covid-19 setelah masuknya varian Omicron.
Namun, Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan PPKM level 3 diterapkan di wilayah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, Yogyakarta, dan Bali bukan akibat tingginya kasus Covid-19.
"Hal ini terjadi bukan akibat tingginya kasus. Saya ulangi ini bukan akibat tingginya kasus," kata Luhut Binsar Pandjaitan dalam Konferensi pers virtual yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Senin, (7/2/2022).
Naiknya level PPKM daerah daerah tersebut, kata Luhut sebagian karena rendahnya tracing.
Baca juga: Covid-19 Terus Naik Wisma Atlet Mulai Penuh, Pasien Harus Nunggu 6 Jam Demi Dapat Kamar Perawatan
Baca juga: Covid-19 di Kota Bekasi Meroket, Sehari Warga Terkonfirmasi Positif Sebanyak 2.495 Kasus
Sementara untuk wilayah Bali, kenaikan level terjadi akibat meningkatnya angka rawat inap di Rumah Sakit.
"Hal ini terkait dengan keputusan yang dapat dilihat nanti dengan instruksi Mendagri yang akan keluar hari ini," katanya.

Luhut mengatakan pemerintah ingin Bed Occupancy Rate (BOR) tetap rendah.
Oleh karena itu pemerintah mendorong agar mereka yang terinfeksi Covid-19 namun bergejala ringan atau tidak bergejala untuk tidak masuk rumah sakit, melainkan cukup di tempat isolasi terpusat.
Oleh karena itu tidak hanya BOR RS, nantinya pemerintah akan memasukkan ketersediaan bed ICU RS kedalam indikator penentuan level PPKM.
"Sehingga juga Kita lihat bed ICU itu menjadi juga indikator yang sangat kuat," pungkasnya.
Pasien Harus Nunggu 6 Jam Demi Dapat Kamar Perawatan di Wisma Atlet

Kasus Covid-19 di DKI Jakarta mulai mengalami kenaikan, pasien yang harus menjalani perawatan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran angkanya terus bertambah naik.
Bahkan, pasien sampai harus rela menunggu berjam-jam untuk bisa mendapatkan tempat dan menjalani perawatan di RSDC Wisma Atlet.
Diketahui Pemprov DKI Jakarta mencatat, adanya lonjakan kasus harian sebanyak 4.551 kasus per hari Sabtu (5/2/2022).
Dengan demikian, dari data yang sebelumnya sebanyak 55.256 pasien yang menjalani perawatan atau isolasi pada Jumat 4 Februari kini jumlahnya bertambah menjadi 59.807 orang.
Hal itu berdampak terhadap penambahan jumlah pasien yang menjalani rawat inap di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Dilla, salah satu pasien rawat inap di RSDC Wisma Atlet Kemayoran bercerita situasi terkini di tempatnya menjalani perawatan.
Ia mengatakan, suasana di sana cukup ramai dengan pasien yang berdatangan.
"Ramai banget, tapi masih aman terkendali," kata Dilla saat dihubungi Tribunnews.com.

Dilla bercerita, sudah menjalani rawat inap di RSDC Wisma Atlet sejak tanggal 31 Januari 2022 lalu.
Lima hari menjalani perawatan di sana, menurutnya suasana di RSDC Wisma Atlet cukup ramai pasien.
Karena alasan tersebut, bahkan menurut Dilla sejumlah pasien sampai harus menunggu berjam-jam untuk bisa mendapatkan kamar perawatan.
"Penuh, pas saya masuk, Senin malam sampai sini sekitar jam 20.00 WIB, terus turun di tower 6 dan disuruh nunggu. Lalu saya tanya sama ibu- di situ, dia katanya dari jam 17.00 WIB belum di-register. Terus akhirnya kita pindah registrasi di tower 4. Itu pun, baru bisa masuk kamar jam 02.00 pagi,"kata Dilla bercerita.
"Nah kemarin, temanku baru masuk dan dia baru bisa masuk kamar jam 3 pagi katanya. Dia bilang, emang ramai banget. Itu dia datang dari sekitar jam 20.00 WIB juga," tambah Dilla.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian menjabarkan bahwa total pasien rawat inap di RSDC Wisma Atlet Kemayoran bertambah 237 orang per Sabtu (5/2/2022).
Dari yang sebelumnya jumlah pasien rawat inap pada Jumat (4/2/2022) kemarin sebanyak 5.594 orang, kini bertambah menjadi 5.831 orang.
"Jumlah pasien rawat inap 5.831 orang. Semula (berjumlah) 5.594 orang, bertambah 237 orang,"kata Aris saat dikonfirmasi Tribun.
Ia menjabarkan, dari total pasien tersebut 2.683 di antaranya merupakan pasien rawat inap dengan jenis kelamin laki-laki atau pria.
Sementara 3.148 lainnya, merupakan pasien rawat inap wanita.
Pasien tersebut, dirawat di tower 4,5,6, dan juga 7.
Jumlah pasien secara keseluruhan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran terhitung sejak tanggal 23 Maret 2020 sampai 5 Februari 2022, sudah mencapai 144.214 orang.
Kepala Unit Ambulance Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Winarto mengatakan sepanjang bulan Januari 2022 jumlah ambulans yang mengevakuasi pasien terkonfirmasi positif covid-19 ada 857.
Jumlah tersebut meningkat signifikan ketimbang bulan Desember tahun 2021.
"Naiknya sekitar 8 sampai 9 kali lipat," kata Winarto.
Menurut Winarto ambulans milik pemerintah provinsi DKI Jakarta diprioritaskan untuk pasien Covid-19 yang mengalami gejala berat.
“Gejala ringan dan OTG biasanya dibantu ambulans Puskesmas, namun kadang AGD tetap melayani yang ringan juga.
Prioritas kami utamakan yang gejala sedang dan berat, tapi kami fleksibel,” kata Winarto.
(Tribun Network/peb/wly)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jabodetabek, Bandung Raya, Yogyakarta dan Bali Naik Level 3 PPKM,