Biasa Jual Burung di Pantai, Tili Ternyata Bisa Juga Tangkap Buaya di Sungai, Terungkap Ritualnya

Kemampuan Tili rupanya tak hanya menjual burung di pantai saja. Tetapi jauh dari itu, dia juga lihai menaklukan buaya.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNPALU.COM/SALAM
Tili warga asal Sragen, Jawa Tengah saat memperlihatkan anak dari Buaya Berkalung Ban, Senin (7/2/2022) malam 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kemampuan Tili rupanya tak hanya menjual burung di pantai saja.

Tetapi jauh dari itu, dia juga lihai menaklukan buaya.

Aksi Tili dengan hewan predator itu yang paling mencengangkan adalah mampu menangkap buaya berkalung ban di Sungai Palu yang selama 6 tahun terakhir jadi buruan.

Hanya butuh waktu kurang dari sebulan, warga asal Sragen, Jawa Tengah itu mampu menangkap hewan amfibi itu.

Padahal sebelumnya, para pawang reptil yang jauh lebih terkenal tak ada yang mampu menangkap buaya berkalung ban meski dilengkapi perlengkapan canggih.

Baca juga: Tak Langsung Tangkap Buaya Berkalung Ban, Tili Rutin Minum Air Sungai Palu dan Ritual di Malam Jumat

Sebut saja nama Panji Petualang dan pemerhati reptil asal Australia Matt Wright yang skillnya untuk menangkap buaya berkalung ban ternyata dilangkahi oleh Tili.

Padahal bagi Tili berurusan dengan buaya hanyalah pekerjaan sambilannya saja.

"Saya kerja jual burung di pantai," kata Tili dilansir dari Youtube tvOneNews, Selasa (8/2/2022).

Tili warga asal Sragen, Jawa Tengah saat memperlihatkan anak dari Buaya Berkalung Ban, Senin (7/2/2022) malam
Tili warga asal Sragen, Jawa Tengah saat memperlihatkan anak dari Buaya Berkalung Ban, Senin (7/2/2022) malam (TRIBUNPALU.COM/SALAM)

Dikatakan Tili, dia merasa tertantang untuk mematahkan mitos yang berkembang selama ini di Palu bahwa buaya berkalung ban itu berkaitan dengan hal mistis.

"Memang saya mau lepaskan ban.

Banyak yang bilang itu katanya gabisa ditangkap.

Katanya itu bukan ban tapi emas makanya saya mau buktikan di depan masyarakat Palu," kata Tili dilansir dari Youtube tvOneNews, Selasa (8/2/2022).

Lakukan ritual di Sungai Palu

Baca juga: Warga Sragen Bikin Kagum Kota Palu, Baru Menetap Empat Bulan Sudah Mampu Bikin Prestasi Fenomenal

Tili menceritakan bahwa dia tak serta merta bisa menangkap buaya berkalung ban itu untuk kemudian melepaskan ban yang menjerat di leher sang hewan.

Dikatakannya, buaya merupakan hewan perasa yang tidak suka dikasari atau suasana ramai.

Karenanya, dia memerlukan waktu pendekatan selama hampir satu bulan untuk bisa berinteraksi dengan buaya berkalung ban.

Selama beberapa pekan terakhir, selain memberikan makan setiap hari, Tili rutin mendatangi Sungai Palu di tiap malam Jumat hanya untuk melakukan ritual.

Seekor buaya muara (Crocodylus porosus) dengan ban yang menjerat lehernya terlihat di sungai Kota Palu, Selasa (20/9/2016). Pihak konservasi setempat terus berupaya melakukan penyelamatan buaya berukuran sekitar 4 meter dengan ban yang melilit lehernya sejak tahun 2016 tersebut.
Seekor buaya muara (Crocodylus porosus) dengan ban yang menjerat lehernya terlihat di sungai Kota Palu, Selasa (20/9/2016). Pihak konservasi setempat terus berupaya melakukan penyelamatan buaya berukuran sekitar 4 meter dengan ban yang melilit lehernya sejak tahun 2016 tersebut. (AFP PHOTO/ARFA)

Dia memberi makan sang buaya berkalung ban dengan seekor ayam.

"Tiap malam Jumat saya datang kasih makan ayam.

Dia (buaya berkalung ban) kemudian muncul, sering main sama saya.

Binatang ini harus baik-baik, gabisa dikasarin," tuturnya.

Sejak pertama melakukan eksperimen hingga berhasil menangkap buaya berkalung ban, Tili tak hanya memberikan ayam sebagai umpan.

Dia juga memberikan bebek dan burung merpati untuk dijadikan umpan kepada hewan predator itu.

Tak hanya itu saja, Tili juga mengaku meminum air Sungai Palu setiap paginya.

Baca juga: Tak Tersohor Seperti Panji Petualang, Sosok Ini Mampu Taklukkan Buaya Raksasa Berkalung Ban di Palu

"Total ada 30 ekor merpati saya kasih supaya (buaya berkalung ban) kenal sama saya dan setiap pagi saya minum air Sungai Palu supatya saya nggak diganggu," kata dia.

Menggunakan tali kapal, dia akhirnya berhasil menangkap buaya berkalung ban yang sudah enam tahun terakhir ini dicari keberadaanya.

Dengan menggunakan gergaji besi, ban yang selama ini menyangkut di tubuh buaya akhirnya bisa dilepaskan.

Tili menyebut buaya fenomenal itu mengalami sejumlah luka di tubuhnya akibat badanya terjepit ban motor bekas.

"Luka ada bekas ban karena badannya membesar. Lukanya itu seperti jarum," tuturnya.

Tili menyebut, bila tak segera ditangkap dikwatirkan usia buaya berkalung ban itu tidak akan lama lagi.

"Paling dua tahun lagi akan mati," ucap dia.

Kini, dia bisa pun bisa sedikit bernafas lega karena buaya itu akhirnya bisa terbebas dari ban yang menjerat tubuhnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved