Persija Jakarta
Antara Pujian Penampilan Andritany dan Keroposnya Benteng Macan Kemayoran, Ada Apa dengan Persija?
Sebab, hal itu justru menunjukkan keroposnya pertahanan tim Macan Kemayoran hingga Andritany harus pontang-panting menjaga gawangnya
Penulis: Abdul Qodir | Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNJAKARTA.COM - Penampilan gemilang kiper Andritany Ardhiyasa dengan melakukan 13 kali penyelamatan dalam laga Persija Jakarta vs Persebaya Surabaya tak begitu saja memuaskan hati tim pelatih Macan Kemayoran.
Sebab, hal itu justru menunjukkan keroposnya pertahanan tim Macan Kemayoran hingga Andritany harus pontang-panting menjaga gawangnya tidak lebih banyak kebobolan.
Diketahui, Persija vs Persebaya dalam laga pekan ke-25 Liga 1 2021/2022 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Senin (14/2/2022), berakhir dengan hasil imbang 3-3.
Pelatih kiper Persija, Ahmad Fauzi mengatakan kinerja Andritany dalam pertandingan melawan Persebaya memang sangat baik meski gawangnya kebobolan tiga gol.
Performa kiper berusia 30 tahun itu dinilai publik sangat luar biasa. Dia melakukan penyelamatan sebanyak 13 kali di laga tersebut dari total 16 tembakan lawan.
Baca juga: Sampai Dipuji Pelatih Persebaya, Ini Data Penyelamatan Luar Biasa Andritany Amankan Gawang Persija
Andritany sebagai kapten berperan besar dalam menjaga semangat rekan-rekannya saat timnya tertinggal dua gol dan bermain dengan 10 orang.
Meski begitu, menurut Coach Fauzi masih perlu ada yang diperbaiki dari performa seorang Andritany Ardhiyasa.
“Performa Andritany memang patut diapresiasi. Dia bermain dengan semangat juang yang luar biasa. Dia mampu membaca permainan lawan dan itu sangat membantu kinerjanya di bawah mistar gawang," kata Coach Fauzi, dikutip dari laman resmi.

"Tapi, hasil dari catatan saya masih ada evaluasi yang harus diperbaiki agar penampilannya jauh lebih baik,” sambungnya.
Sebenarnya, kegemilangan Andritany tak hanya di partai vs Persebaya.
Dari total 19 penampilannya di musim ini, ia mampu konsisten berada di performa terbaik.
Coach Fauzi pun berharap seluruh kiper yang dimiliki Persija (Adixi Lenzivio, Yoewanto Stya Beny, Cahya Supriadi, plus Risky Muhammad Sudirman) bisa konsisten seperti Andritany.
“Konsistensinya di musim ini tak lepas dari bagaimana ia berlatih dengan sungguh-sungguh. Selain itu, rekan-rekan tim yang lainnya pun menjadi sparring partner yang ideal buat Andri untuk terus berada di level terbaik,” tuturnya.
Baca juga: Main-main Kala Unggul, Persebaya Malah Panik Saat Persija Bisa Cetak Gol Balasan
“Saya berharap, siapa pun kiper Persija yang diturunkan untuk pertandingan harus selalu siap dan menampilkan performa terbaiknya,” ucap Fauzi lagi.
Keroposnya Pertahanan Macan Kemayoran
Catatan evaluasi minus datang dari asisten pelatih Persija Jakarta, Ferdiansyah.
Banyaknya penyelamatan yang dilakukan Andritany menunjukkan adanya lobang besar di barisan pertahanan Persija.

Diketahui, saat ini benteng pertahanan Persija dihuni oleh para veteran dan para pemain yang kurang jam terbang.
Persija Jakarta masih dihuni oleh para veteran seperti Otavio Dutra (38 tahun), Maman Abdurrahman (39 tahun), Marco Motta (35 tahun), dan Ismed Sofyan (42 tahun).
Lebih mirisnya, tiga nama pertama sudah mencatatkan lebih dari 1000 menit bermain di Liga 1 musim ini, meski Marco Motta masih menunjukkan kelasnya sebagai pemain yang pernah tampil di Serie A Italia, namun dalam beberapa pertandingan ia sering dibuat patah pinggang oleh para penyerang cepat di Liga 1.
Jika salah satu dari ketiganya absen, hanya pos bek kanan yang bisa dikatakan aman, karena punya sosok Rio Fahmi yang tampil cemerlang saat dipercaya bermain.
Di pos bek tengah, Persija hanya menyisakan sosok Ryuji Utomo dan Ikhwan Ciptady sebagai cadangan. Performa keduanya sebagai pemain baru juga masih inkonsisten dan sering melakukan kesalahan-kesalahan elementer.
Baca juga: Terungkap Suasana Ruang Ganti Persija Usai Llawan Arema FC: Kepuasan Bepe Hingga Ultimatum Khusus
Jika Ryuji dan Ciptady tidak hadir, Persija menurunkan para darah muda yang baru saja debut di kompetisi profesional (Muhammad Ferarri dan Rangga Widiansyah), tentu dengan menit pemain yang sangat terbatas.
Di sektor bek kiri, Persija belum menemukan sosok yang konsisten mengisi posisi tersebut setelah performa Rezaldi Hehanusa masih belum kembali dari cidera tendon achilles.
Persija akhirnya menurunkan Novri Setiawan, Rangga Widiansyah, Samuel Cristianson secara bergantian. Bahkan di babak kedua lawan Persebaya, Rio Fahmi tampil di pos bek kiri.

Di pos double pivot, Persija juga masih bergantung dengan sosok veteran Toni Sucipto (36 tahun) sebagai duet dari Rohit Chand.
Jika keduanya hilang Persija bakal memainkan Syahrian Abimanyu atau Makan Konate yang sebenarnya punya karakter lebih menyerang, sehingga lini tengah Persija gampang sekali dieliminasi oleh lawan yang punya serangan cepat.
Tak mengherankan jika akhirnya Persija Jakarta hanya mengandalkan Andritany di lini pertahanan.
Hal ini sangatlah berbeda saat Persija Jakarta jadi juara Liga 1 musim 2018.
Saat itu, Persija Jakarta punya Ismed Sofyan dan Rezaldi Hehanusa sebagai bek sayap modern yang bisa menyisir lebar lapangan sendirian.
Di pos bek tengah, Persija juga punya Jaimerson dan Maman Abdurrahman yang tampil konsisten dan berkali-kali mencetak gol dari skema set-piece.
Sementara itu, Persija punya duet anti-tembus yang meringankan tugas empat bek di belakangnya yang diisi oleh Rohit Chand dan Sandi Sute.
Karena itulah, Ferdiansyah mengakui bahwa Persija butuh evaluasi besar di lini pertahanan musim ini dalam konferensi pers pasca-pertandingan lawan Persebaya.
"Terima kasih Andritany yang banyak sekali melakukan penyelamatan. Namun, itu memang tugasnya Andritany dan ini menjai catatan buat kami," uja Ferdiansyah.
"Bahwa dengan banyaknya penyelamatan dari Andritany, berarti ada yang harus diperbaiki dalam bertahan. Makin banyak Andritany diserang, berarti banyak hal yang harus diperbaiki," jelasnya.
Dengan masalah pertahanan yang akut di tubuh Persija ini, sudah memakan korban sosok Angelo Alessio yang dipecat dari kursi pelatih.
Sementara di bursa transfer kedua Liga 1 musim ini, Persija tak punya pilihan untuk merekrut bek berkualitas, selain menambah kedalaman dengan bek-bek yang belum terbukti kualitasnya di Liga 1.
Kembalinya Ryuji Utomo dari peminjamannya di Penang bulan Januari juga belum mengobati masalah pertahanan di tubuh Persija.
Patut ditunggu, setidaknya hingga musim ini berakhir, dimana posisi akhir Persija Jakarta di papan klasemen Liga 1?
Sebagian artikel ini telah tayang di Bolasport.com dengan judul Andritany Cetak Rekor 13 Penyelamatan Saat Lawan Persebaya, Cerminan Buruknya Pertahanan Persija Jakarta