Panglima TNI Bukan Pimpinan Kaku, 3 Kekurangan Calon Taruna Diluluskan Asal Kompetensi Memuaskan
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa nampaknya membuktikan bahwa dirinya bukan pimpinan yang kaku terhadap aturan.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa nampaknya membuktikan bahwa dirinya bukan pimpinan yang kaku terhadap aturan.
Setidaknya hal itu terlihat dari penilaiannya ketika memimpin Penilaian Panitia Penentu Akhir (Pantukhir) calon taruna TNI AD.
Dilansir dari Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, orang nomor satu di TNI itu luwes terhadap kekurangan yang dimiliki calon taruna TNI.
Salah satunya ketika dia meluluskan calon perwira karir TNI AD yang berasal dari lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Wanita calon perwira prajurit karier TNI AD itu memiliki psikologi dan akademi yang bagus, namun tak memenuhi syarat administrasi.
Baca juga: Miliki Masa Lalu Kelam dan Pemabuk, Pria Ini Direstui Jenderal Andika Sebagai Calon Pimpinan TNI
Saat sidang Pantukhir itu setidaknya disebutkan ada tiga kekurangan dari calon perwira prajurit karier TNI AD bernama Rifqha Aulina.
Antara lain tinggi badannya kurang 1 sentimeter dari syarat minimal, mata minus 1,5 dan untuk faktor jasmani kaki dia x 7 sentimeter.
Meski begitu, melihat psikologi dan akademi Rifqha yang memuaskan, Jenderal Andika pun meluluskan Rifqha kendati dengan catatan.

"Yaudah ini kasih catatan, kasih bintang ya.
Diterima tapi kasih binyang," tutur Jenderal Andika.
Ingin mengabdi
Sementara itum Rifqha mengatakan dirinya berniat menjadi dokter militer karena ingin mengabdikan ilmunya kepada masyarakat.
"Militer memiliki korps kesehatan yang besar di seluruh Indonesia sehingga saya bisa memperluas pengabdian saya," kata dia.
Adapun sosok dokter militer yang membuatnya begitu menggebu berkarir di TNI ialah Brigjen Dewi yang merupakan dokter spesialis paru.

"Beliau perempuan dan bisa memiliki pangkat tinggi.