Omzet Pangkalan LPG di Ciracas Anjlok Lebih 50 Persen Gegara Harga Naik Lagi

Pembeli juga menyampaikan keluhan lantaran pemerintah baru menaikkan harga LPG non-subsidi 25 Desember 2021 lalu.

Penulis: Bima Putra | Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-inlihat foto Omzet Pangkalan LPG di Ciracas Anjlok Lebih 50 Persen Gegara Harga Naik Lagi
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Tampak pangkalan LPG milik Suryadi (44) di Jalan Poncol, Kelurahan/Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (1/3/2022).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, CIRACAS - Kenaikan harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) non-subsidi yang diberlakukan pemerintah mulai Minggu (27/2/2022) kemarin, membuat omzet pedagang gas anjlok.

Suryadi (44), pemilik pangkalan LPG di Jalan Poncol, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur mengatakan mahalnya harga membuat pembeli berkurang hingga omzetnya anjlok lebih dari 50 persen.

Tabung LPG 12 kilogram yang sebelumnya dijual seharga Rp 165 ribu kini melonjak Rp 190 ribu, sementara tabung ukuran 5,5 kilogram sebelumnya dijual Rp 80 ribu naik menjadi Rp 90 ribu.

"Jelas turun. Masyarakat ketika datang kami jelaskan harga sekarang mereka bilang 'oh nanti dulu deh bang'. Enggak jadi beli," kata Suryadi di Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (1/3/2022).

Dia mencontohkan pemilik rumah makan langganannya yang biasanya membeli empat tabung LPG 12 kilogram kini mengurangi jumlah pembelian menjadi hanya dua tabung.

Baca juga: Harga LPG Nonsubsidi 12 Kg Naik, Penjualan Gas di Kebayoran Baru Menurun

Baca juga: Harga LPG Non-subsidi Naik, Agen Gas di Ancol Masih Bertahan Jual Rp 160.000 Ukuran 12 Kg

Pembeli juga menyampaikan keluhan lantaran pemerintah baru menaikkan harga LPG non-subsidi 25 Desember 2021 lalu. Kenaikan harga LPG nonsubsidi terus-menerus ini membuat daya beli warga makin terpuruk.

"Memang kaget juga sih dalam jangka waktu dua bulan, dua kali kenaikan. Pertama pas tanggal 25 Desember (2021). Waktu itu kenaikan dari Rp 140 ribu jadi Rp 165 ribu," ujarnya.

Suryadi menuturkan pelanggan gas nonsubsidi di pangkalannya memang dari ekonomi mampu yang tinggal di perumahan, hingga untuk kebutuhan usaha seperti catering.

Petugas Pertamina mengecek tabung liquified petroleum gas (LPG) 12 kilogram.
Petugas Pertamina mengecek tabung liquified petroleum gas (LPG) 12 kilogram. (Dok. Humas Pertamina)

Namun kenaikan harga sejumlah komoditas seperti minyak goreng, daging, cabai yang saat ini terjadi memengaruhi daya beli warga karena harus membagi pengeluaran kebutuhan.

Dia berharap pemerintah lekas menurunkan harga LPG nonsubsidi agar tidak memberatkan warga, terlebih LPG termasuk kebutuhan yang tidak dapat digantikan barang lain.

"Ya namanya kita pedagang kalau bisa  sih bisa murah lah. Bisa terjangkau oleh masyarakat, kita pun usaha bisa lancar. Karena kalau seperti ini mereka nantinya bisa larinya ke tabung gas 3 kilogram," tuturnya.

Mengingat LPG 3 kilogram yang disubsidi pemerintah dan diperuntukan untuk masyarakat miskin tidak mengalami kenaikan, sehingga khawatir hal ini dimanfaatkan warga ekonomi mampu.

Alasan LPG Nonsubsidi Naik Lagi

PT Pertamina (Persero) menaikkan harga LPG nonsubsidi rumah tangga untuk jenis Bright Gas 5,5 kg, Bright Gas 12 kg, dan elpiji 12 kg yang berlaku mulai Minggu (27/2/2022).

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved