Pertanyakan Kualitas Bus Listrik, Gilbert PDIP: Kabarnya Buatan Cina
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak pertanyakan kualitas bus listrik yang ada di Ibu Kota.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan, Gilbert Simanjuntak pertanyakan kualitas bus listrik yang ada di Ibu Kota.
Sebab, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru saja meluncurkan 30 bus listrik yang bakal beroperasi dalam layanan bus Transjakarta.
"Kualitas bus juga menjadi pertanyaan, karena kabarnya buatan Cina. Bus TransJakarta buatan Cina yang dulu kualitasnya buruk, makanya diganti Gubernur yang lalu dengan standar Eropa, merek Scania," katanya, Kamis (10/3/2022).
Politikus PDIP ini turut menilai peluncuran bus listrik kurang tepat bila dilakukan saat ini.
Estimasi biaya perawatan yang mahal juga cukup, justru malah membuat perencanaan ini kurang matang.
Baca juga: Gubernur Anies Luncurkan 30 Bus Listrik, PDIP Beri Kritik: Terlalu Cepat, Pemeliharaan Sangat Mahal
"Bus listrik itu ramah lingkungan. Tetapi pemeliharaan bisa jadi sangat mahal karena baterainya yang sangat mahal, walau pemeliharaan seperti ganti oli dan sebagainya tidak ada. Baterai ini kalau berkaca ke mobil listrik, harganya ratusan juta, lebih mahal dari bahan bakar dan pemeliharaan mobil diesel. Bila ditunda saat produksi baterai lebih murah, akan lebih baik," jelasnya.
"Tidak ada dampak yang berarti, kesannya lebih ke arah perencanaan yang kurang matang saja," tambahnya.

Gubernur Anies Luncurkan 30 Bus Listrik
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meluncurkan 30 bus listrik yang akan beroperasi dalam layanan bus Transjakarta.
Puluhan bus listrik ini akan beroperasi di 4 rute, yaitu Bunderan Senayan - Senen, Tanah Abang - Senen, Blok M - Tanah Abang, dan Ragunan - Blok M.
Dalam sambutannya, Anies mengatakan, peluncuran 30 bus listrik ini merupakan bentuk komitmen Pemprov DKI dalam mengatasi tantangan terkait mobilitas.
Baca juga: Resmi Mengaspal, 30 Bus Listrik Transjakarta Diklaim Tahan Banjir
"Ada dua tantangan terkait mobilitas, pertama adalah polusi udara dan kedua kemacetan. Keduanya diakibatkan oleh kegiatan kendaraan bermotor yang amat tinggi," ucapnya di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (8/3/2022).
"Karena itu solusi yang coba ditawarkan kepada masyarakat adalah dengan memfasilitasi kendaraan umum, membangun sistem kendaraan umum yang lebih luas dan kendaraan umumnya berbasis listrik," tambahnya menjelaskan.

Dengan beroperasinya bus listrik ini, diharapkan emisi karbon bisa dikurangi dan masyarakat bisa beralih menggunakan transportasi umum.
"Kalau hanya kendaraan berbasis listrik, maka ia bantu kurangi polusi, tapi tetap ada kendaraan pribadi di jalanan. Artinya masalah kemacetan tetap jadi tantangan," ujarnya.
Orang nomor satu di DKI ini pun berharap, pada akhir 2022 mendatang ada 100 bus listrik yang beroperasi di jalanan ibu kota.
"Kita semua perlu mempercepat transisi menuju zero emission dan Jakarta alhamdulillah telah memasukan rencana elektrifikasi bus dan armada Transjakarta dalam Pergub 90 Tahun 2021 tentang rencana pembangunan rendah karbon yang berketahanan ini," tuturnya.