Formula E

Politikus PDIP Buka-bukaan: Sebut Anggaran Sirkuit Formula E Bukan Rp60 M Tapi Rp75 M

Politikus PDIP Gilbert Simanjuntak mengungkap fakta bahwa biaya pembuatan sirkuit Formula E lebih mahal Rp15 miliar dibanding klaim PT Jakpro.

TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH
Suasana di sirkuit Formula E yang berada di Ancol, Jakarta Utara, Rabu (23/2/2022). Politikus PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak mengungkap fakta bahwa biaya pembuatan lintasan balap atau sirkuit Formula E lebih mahal Rp15 miliar dibandingkan yang diklaim Pemprov DKI melalui BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro). 

Sebab, beberapa sudut trek dulunya merupakan lahan bekas pembuangan lumpur.

"Ada pekerjaan yang bisa dilihat, di seen dan ada yang unseen. Misalnya di dalam tanah ini ada tanah lunak berapa meter, lunaknya seperti apa, itu kan unseen," ujarnya.

Pengerjaan konstruksi di tanah lunak ini pun disebutnya menjadi prioritas untuk memastikan lintasan balap kokoh dan tetap memenuhi standar.

"Untuk melakukan penyelidikan atas sesuatu yang unseen itu, waktunya tidak sebentar. Mungkin bisa 6 bulan untuk melakukan penyelidikan," kata dia.

"Jadi yang unseen itu akhirnya menjadi prioritas, diperkirakan. Ternyata yang unseen yang enggak terlihat itu lebih berat," tuturnya.

Gunakan Material Bambu

Kolase foto Formula E, pembangunan sirkuit Formula E di Ancol dan ilustrasi bambu.
Kolase foto Formula E, pembangunan sirkuit Formula E di Ancol dan ilustrasi bambu. (Tribun Network)

PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama gunakan material bambu sebagai lapisan bawah tanah yang berlumpur atau lunak.

Material bambu dipilih lantaran tahan terhadap air, sehingga dapat menahan beban konstruksi.

"Jadi ini ada hitungannya, kalau dari sisi engineering ada hitungannya dia akan turun berapa lama, semua ada itunganya dan kita hitung. Bambu itu tahan terhadap air dan dia bisa dipecah bisa jadi rata bisa diratakan," ucap Penanggung Jawab Pembangunan Sirkuit Formula E, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Ari Wibowo di Ancol, Rabu (23/2/2022).

Selain itu, penggunaan material bambu diakui pihaknya yang paling sesuai bila mengingat masa waktu pengerjaan sirkuit Formula E yang dijadwalkan hanya 54 hari.

Yakni dimulai pada 3 Februari 2022 dan rampung pada 28 Maret 2022.

"Gini, ini kita masalah waktu, kalau kita membuat yang pabrikan seperti beton yang panjang. Saya tidak berbicara harga saya berbicara waktu. Waktu pabrikasi saja memerlukan waktu. Jadi kita harus mencari yang ready stock dengan jumlah yang besar," lanjutnya.

Alhasil, bambulah yang dipilih sebagai material yang paling cocok untuk menahan beban konstruksi agar tak turun ketika ajang balap mobil listrik bertaraf Internasional ini berlangsung pada 4 Juni 2022 mendatang.

"Selain bambu, kalau di Kalimantan ada kayu-kayu yang keras terhadap air, ada. Tapi kan nggak mungkin kita datangkan dengan cepat. Jadi ini kita membuat manajemennya itu antar manajemen penyediaan bahan dengan manajemen pekerjaan di lapangan, itu yang harus kita sesuaikan," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved