Langka! PSI Sanjung Gubernur Anies, Berani Bertentangan dengan PDIP Soal Tanah Gusuran Ahok ke IKN

Hal itu sangat tidak biasa bahkan langka. PSI kerap menjelma sosok antagonis yang hampir selalu mengkritik kebijakan dan sosok Gubernur Anies.

Tribun Jakarta
Kolase Gubernur Anies Baswedan dengan ilustrasi PSI. 

Contoh berikutnya pun menyoal pengendalian banjir di Ibu Kota.

Politisi PDIP ini menjelaskan sikap Anies yang terlihat berpihak pada warga Jakarta karena tak melakukan penggusuran.

Padahal, dengan tak adanya penggusuran serta relokasi, warga terus terdampak banjir secara berkala.

"Misalkan program kedua tentang pengentasan persoalan banjir, seolah-olah berpihak pada rakyat kecil karena tidak melakukan penggusuran. Seolah-olah kan, tapi kan membiarkan rakyat kecil terendam banjir, apakah itu berpihak?" tandasnya.

Politikus PDIP Gilbert Simanjuntak juga ikut mengkritik keputusan gubernur Anies membawa tanah Kampung Akuarium ke IKN Nusantara.

Menurutnya, ada lokasi lain yang lebih cocok diambil tanahnya ketimbang Kampung Akuarium yang dulu pernah digusur Gubernur Ahok pada 2016 lalu.

Momen bersejarah Batavia yang seharusnya ditonjolkan Anies ke Penajam. Kalau terkait etnis, maka tanah Condet bisa mewakili," ucapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (16/3/2022).

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak (Kompas.com)

Selain Condet, anggota Komisi B DPRD DKI ini menyebut, Anies bisa juga membawa tanah Monumen Nasional (Monas) sebagai titik nol Jakarta ataupun Pelabuhan Sunda Kelapa yang punya nilai sejarah tinggi dibandingkan Kampung Akuarium.

"Ada yang bersejarah dari Kampung Akuarium sebagai perlambang Jakarta, jadi ini tidak masuk akal," ujarnya.

"Karena tanah Monas atau tanah Pelabuhan Sunda Kelapa lebih bersejarah," tambahnya menjelaskan.

Bila tak mau memandang nilai sejarah, menurutnya Anies lebih cocok membawa tanah Ancol yang menjadi lokasi sirkuit Formula E ataupun gusuran proyeknya.

"Dengan pola pikirnya yang terlihat aneh, sebaiknya Anies membawa tanah gusuran masyarakat Kampung Bayam, atau gusuran Sunter, atau tanah rawa trek Formula E di Ancol ke Penajam," ujarnya.

Opsi lain, Anies bisa juga membawa tanah di Munjul yang diketahui dikorupsi oleh eks Dirut BUMD Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan.

"Itu lebih tepat untuk menggambarkan kondisi Jakarta era Anies. Sayang sekali momen tersebut tidak dimanfaatkan Anies sebagai momen pengingat eranya," kata anggota Komisi B DPRD DKI ini.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved