Terungkap Dugaan Jatuhnya Atlet Paralayang Tak Sempurna Pakai Safety Belt:Terburu-buru Karena Ini

Ada dugaan menyebut, ia terburu-buru take-off atau lepas landas dari Puncak Gunung Gajah, Desa Nogosaren, Kecamatan Getasan lantaran karena hal ini.

Kolase TribunJakarta
Warga menunjukkan plafon yang rusak usai insiden jatuhnya atlet paralayang, Yazid Khairil Aziz (32), di atap rumahnya, Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (1/4/2022). Akibat kejadian ini, Yazid meninggal dunia.(TribunJateng.com/Hanes Walda Mufti U) 

Menurut Heru, paralayang adalah sport-tourism yang memiliki risiko tinggi. Sehingga semua yang mengikutinya harus mematuhi aturan keselamatan.

"Mengenai kejadian kemarin, mungkin korban terburu-buru karena menjelang shalat Jumat, sehingga ada yang tidak dipenuhi. Ini harus ada pendampingan," tegasnya.

Dalam kesehariannya, kata Heru, Yazid dikenal sebagai relawan yang banyak bergerak di bidang kemanusiaan.

Tentu, tragedi ini membikin banyak orang kehilangan sosok Yazid.

Usai kejadian pilu ini, Heru mengingatkan agar bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak.

"Khusus di Kabupaten Semarang, paralayang ini menjadi olahraga yang membanggakan karena prestasi yang ditorehkan sangat banyak," ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gagal Terbang, Atlet Paralayang Tewas Usai Jatuh di Atap Rumah Warga, Diduga Terburu-buru Jelang Shalat Jumat",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved