Ramadan 2022
Bagaimana Hukum Puasa dalam Keadaan Junub? Berikut Penjelasan Lengkapnya
Bagaimana hukum puasa dalam keadaan junub? Benarkah puasanya tetap sah?
TRIBUNJAKARTA.COM - Berikut penjelasan mengenai, bagaimana hukum puasa dalam keadaan junub? Benarkah puasanya tetap sah?
Dalam menjalankan ibadah puasa, seseorang dianjurkan dalam keadaan bersih dari hadats. Terutama hadats besar.
Di bulan Ramadan juga dianjurkan para suami istri agar menghindari hubungan jima untuk sementara waktu.
Hal tersebut agar kita bisa fokus dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Namun demikian, ada beberapa orang yang memilih tetap melakukan hubungan suami istri pada waktu berbuka atau malam hari di bulan Ramadan.
Hal tersebut diperbolehkan selagi orang tersebut segera melakukan mandi junub agar tubuh suci kembali.
Baca juga: Baca Doa Ini di 10 Hari Kedua Bulan Ramadan, Insya Allah Segala Dosa Akan Diampuni
Lantas bagaimana jika ada orang yang tertidur setelah melakukan jima dan terbangun setelah waktu subuh atau siang hari?
Sahkah berpuasa dalam keadaan junub?
Kemudian, bagaimana hukum puasa dalam keadaan junub?
Menjawab hal tersebut, Ketua IKADI Jateng, Ustaz Wahid Ahmadi memberikan penjelasan.
Baca juga: Cara Menghitung Zakat Fitrah dan Zakat Mal di Bulan Ramadan, Berapa Besaran yang Harus Dikeluarkan?
Menurut Ustaz Wahid, tidak ada syarat puasa yang menyatakan bahwa seseorang berpuasa harus bersih dari junub.
"Dalam syarat-syarat puasa itu tidak ada disebutkan bahwa seseorang puasa harus bersih dari junub atau hadatz besar, itu tidak ada," kata Ustaz Wahid dikutip TribunJakarta dari YouTube TribunWow Official, (23/4/2021).
Dikatakan Ustaz Wahid, meski dalam keadaan junub puasa seseorang tersebut tetaplah sah.
"Berarti dalam keadaan hadats besar atau junub itu puasa seseorang sah."
"Misalnya pada malam hari seseorang melakukan kegiatan seksual lalu tertidur sampai dia kebablasan, sampai habis subuh dia baru bangun."
"Itu tidak batal enggak apa-apa," terang Ustaz Wahid.
Dijelaskan Ustaz Wahid, akan tetapi Orang yang berhadats besar tersebut tetaplah harus segera mandi junub agar bisa melaksanakan salat wajib yang tertinggal atau yang akan datang.
"Langsung mandi saja, kemudian salat, maka puasanya sah tidak masalah," terang Ustaz Wahid.
SIMAK VIDEONYA:
Nian dan Tata Cara Mandi Junub
Berikut ini niat dan tata cara mandi wajib, yang Tribunnews.com kutip dari kediri.muhammadiyah.or.id:
1. Niat Mandi Junub
Mulailah dengan niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar.
Baca juga: Tak Bisa Puasa Selama Bulan Ramadan, Ini Cara Membayar Fidyah Puasa yang Benar, Boleh dengan Uang?
Niat ini membedakan mandi wajib dengan mandi biasa, sebagaimana ia membedakan ibadah dengan adat atau kebiasaan.
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Semua amal perbuatan tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai yang ia niatkan” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
2. Membersihkan kedua telapak tangan
Menyiram atau membasuh tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya, menyiram atau membasuh tangan kanan dengan tangan kiri. Diulangi tiga kali.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ فَبَدَأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثًا
“Dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mandi karena junub, maka beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya tiga kali...” (HR. Muslim)
3. Mencuci kemaluan
Mencuci dan membersihkannya dari mani dan kotoran yang ada padanya serta sekitarnya.
4. Berwudhu
Berwudhu sebagaimana ketika hendak shalat.
5. Membasuh rambut dan menyela pangkal kepala
Dengan cara memasukkan kedua tangan ke air, lalu menggosokkannya ke kulit kepala, dan kemudian menyiram kepala tiga kali.
6. Menyiram dan membersihkan seluruh anggota tubuh
Pastikan seluruh anggota tubuh tersiram air dan dibersihkan, termasuk bagian-bagian yang tersembunyi atau lipatan seperti ketiak dan sela jari kaki.
(TribunJakarta/Muji Lestari)