Mengenal Kartini Masa Kini, Kompol Yunita: Satu-satunya Wakapolres Perempuan di Wilkum PMJ
Hampir seluruh polres di wilayah hukum Polda Metro Jaya (PMJ) saat ini dipimpin perwira-perwira berprestasi yang berasal dari kaum lelaki.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Hampir seluruh polres di wilayah hukum Polda Metro Jaya (PMJ) saat ini dipimpin perwira-perwira berprestasi yang berasal dari kaum lelaki.
Namun, tak banyak yang tahu bahwa ada satu sosok wanita yang mencuri perhatian dari jajaran pimpinan polres di wilkum PMJ.
Ya, sosok tersebut ialah Kompol Yunita Natalia Rungkat, Polwan berpangkat melati satu yang kini menjabat sebagai Wakapolres Pelabuhan Tanjung Priok.
Yunita saat ini adalah satu-satunya perempuan di wilayah hukum Polda Metro Jaya yang mengemban tugas sebagai Wakapolres.
Setidaknya sudah setahun belakangan Yunita menjabat sebagai orang nomor dua di Polres Pelabuhan Tanjung Priok, mendampingi Kapolres-nya AKBP Putu Kholis Aryana.
Baca juga: Kartini Zaman Now, Kisah Para Sopir Bus Wanita: Rela Pergi Jauh Setiap Hari Demi Nafkahi Anak
Menjadi wanita yang memimpin, kata Yunita, ialah tantangan besar.
"Saat ini, Wakapolres perempuan (di wilayah hukum PMJ) ya hanya di Polres Pelabuhan (Tanjung Priok) saja," kata Yunita ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (21/4/2022).
"Ini merupakan tantangan terbesar yang harus saya jawab dengan memberikan kinerja terbaik saya," sambungnya.
Wanita kelahiran 15 Juni 1987 itu lulus Akademi Kepolisian tahun 2007 dan langsung ditempatkan di Polda Jawa Tengah.
5 tahun setelah lulus, Yunita mulai dipindahtugaskan di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Tentunya menjadi polisi di Jakarta dan sekitarnya merupakan tantangan besar, mengingat kondisi Ibu Kota yang begitu kompleks.
"Bertugas sebagai seorang Polisi Wanita di Ibu Kota Jakarta tentunya memiliki tantangan yang berbeda dari daerah yang lain, di mana kompleksitas permasalahan, tantangan, betul-betul kompleks di Jakarta," kata ibu satu anak tersebut.
Tugas-tugas yang semakin berat dijalani Yunita dengan jabatan yang diembannya saat ini.
Tak hanya soal operasional, fungsi bimbingan tentunya menjadi hal utama yang harus diberikan Yunita kepada para anggota Polres Pelabuhan Tanjung Priok.
"Saya harus belajar dalam hal pembinaan, yang tadinya saya tidak tahu bagaimana berjalannya sidang disiplin, sidang kode etik, bagaimana mengurus keuangan, kelengkapan administrasi, sebelumnya saya lebih banyak di operasional," ucapnya.
"Saat ini keduanya (pembinaan dan operasional) saya harus mampu menguasai. Sangat menarik penugasan saat ini," jelas Yunita.
Berangkat dari Paskibraka
Menjadi anggota Polri ialah cita-cita masa kecil Yunita, yang tumbuh besar dari didikan ayah seorang wiraswasta dan ibu seorang guru.
Tekad Yunita mendaftar Akpol makin bulat sejak masih duduk di bangku SMA, terutama menyusul kesibukannya yang saat itu ialah anggota Paskibraka.
Baca juga: 5 Rekomendasi Film yang Cocok Ditonton saat Hari Kartini, Berkisah Soal Perjuangan Perempuan
Berkecimpung di dunia Paskibraka mendorong Yunita untuk semakin bekerja keras supaya bisa masuk polisi.
"SMA itu saya di Paskibraka, senior-senior saya banyak yang berpendidikan dan bekerja di kepolisian. Jadi itu juga memberikan saya motivasi yang cukup kuat," ucapnya.
Menjadi anggota Paskibraka juga mengajarkan Yunita untuk selalu menjaga fisik.
Kemudian dilengkapi dengan membangun mental serta mempertajam sisi akademis yang memang dibutuhkan untuk bisa masuk polisi.
"Fisik, kemudian mental kepribadian, dan akademis, ini tiga aspek yang dinilai dalam pendidikan sebagai anggota Polri. Tentunya karena saya sudah punya bekal sebagai anggota Paskibraka, fisik saya juga sudah terlatih," kata Yunita.

"Kemudian disiplin yang tinggi juga diterapkan di Paskibraka, jadi tidak begitu sulit, tapi tidak juga mudah. Saya menjalani seluruh prosesnya dengan bersemangat," sambung dia.
Bagi Waktu Antara Jadi Ibu dan Komandan
Tantangan lainnya dari menjadi seorang pimpinan ialah membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga.
Meski kehidupannya banyak dihabiskan dalam dunia pekerjaan, Yunita tetap harus menyediakan waktu bagi suami dan seorang putranya.
Biar bagaimana pun, Yunita ialah seorang ibu.
"Sebagai seorang ibu juga seorang Polwan, kemampuan me-manage waktu ini adalah yang paling utama, bagaimana membagi peran sebagai seorang ibu saat berada di rumah, sebagai seorang istri pada saat di rumah, dan juga sebagai seorang anggota Polri saat berada di kantor," katanya.

Yunita memang tak memungkiri bahwa dirinya mempekerjakan asisten rumah tangga yang sewaktu-waktu juga bertugas mengurus sang buah hati.
Namun, di sela-sela aktivitasnya, Yunita rutin memantau tumbuh kembang anak laki-lakinya itu.
Tak jarang Yunita menyempatkan menelepon anaknya untuk sekadar menanyakan apakah sang buah hati sudah makan.
Lalu, setibanya di rumah, Yunita juga menyediakan waktu untuk memantau pembelajaran sang buah hati atau sekadar mendengar cerita harian dari anaknya itu.
"Jadi biarkan dia bercerita dan mengharapkan kehadiran kita di rumah sebagai jawaban emas. Jadi walaupun kita tidak intens, waktu banyak tidak di rumah, tapi saat kita di rumah anak kita tetap merasakan mommy-nya pulang," tuturnya.
Yunita dan Kartini Masa Kini
Yunita sejatinya pantas disebut "Kartini Masa Kini".
Ia adalah perempuan yang bermanfaat bagi banyak orang di lingkungan keluarga, di lingkungan tempat tinggal, di tengah masyarakat, maupun di tempat kerja.
"Jadi Kartini Masa Kini haruslah Kartini yang memberikan manfaat positif dengan hadirnya dia di tengah-tengah siapa pun," sambung Yunita.
Di tengah terbuka luasnya peluang dan kesempatan, Yunita menunjukan semangat juang yang tinggi.
Ia bisa bersaing di dalam institusi yang sebagian besarnya diisi kaum laki-laki.

Yunita berani menembus batas, keluar dari zona nyamannya, untuk bisa semakin berkembang sebagai seorang manusia.
"Jadi peluang atau kesempatan itu sudah diberikan, tinggal bagaimana perempuan-perempuan di Indonesia itu menangkap kesempatan itu dan menunjukkan bahwa kita juga mampu memberikan kontribusi yang sama dengan para kaum lelaki," kata dia.
Yunita berharap perempuan-perempuan Indonesia bisa tetap berkarya dan bermanfaat.
Ia berpesan, kaum wanita harus terus menambah pengetahuan, mengembangkan diri, dan tidak cepat berpuas diri.
Begitu pula para Polwan yang wajib tahan banting dan siap ditugaskan di segala tempat.
"Percaya lah saat kita berhasil mengerjakan tugas-tugas yang kecil, kita akan dipercayakan melakukan tugas-tugas yang lebih besar," kata Yunita.
"Maju terus wanita Indonesia, maju terus Polwan Republik Indonesia, berikan pelayanan terbaik buat bangsa dan negara," tutup dia.