Persija Jakarta
Marko Simic Ngaku Tak Digaji Persija, Presiden Klub Buka Suara: SK PSSI Jadi Pedoman, Ini Isinya
Usai jadi sorotan atas pengakuan Marko Simic yang tak dibayar selama setahun, presiden klub Persija Jakarta, Mohamad Prapanca akhirnya buka suara.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Usai jadi sorotan atas pengakuan Marko Simic yang tak dibayar selama setahun, presiden klub Persija Jakarta, Mohamad Prapanca akhirnya buka suara.
Hai itu disampaikan Prapanca melalui surat resmi yang diposting di akun resmi Persija Jakarta, Rabu (27/4/2022).
Diketahui, sejak Selasa (26/4/2022), Persija Jakarta menjadi sasaran rasa penasaran warganet akan konflik yang mengakibatkan Marko Simic keluar dari Macan Kemayoran.
Pasalnya, dalam pengakuan Marko Simic, dia menyebut tak digaji oleh Persija selama setahun.
Bahkan, Marko Simic menyebut pencadangan dirinya di beberapa terakhir laga Liga 1 2021-2022 bukan karena taktik melainkan karena sikapnya yang terus mempertanyakan kapan haknya akan dibayarkan.
Baca juga: Marko Simic Bongkar Aib Persija Tak Digaji Setahun, APPI Turun Tangan: Dampak Pandemi
Menanggapi pengakuan Marko Simic yang menyudutkan Persija Jakarta, Prapanca membantah pernyataan sang striker asal Kroasia soal gajinya tak dibayar selama setahun.
Dia menekankan Persija adalah klub yang patuh dan taat hukum.
"Tidak benar ada pernyataan yang menyebutkan bahwa gaji pemain tidak dibayar selama satu tahun," tutur Prapanca dilansir TribunJakarta.com dari Instagram Persija Jakarta, Rabu (27/4/2022).
Dijelaskan Prapanca, penyesuasian gaji yang diberlakukan di Persija mengacu pada keputusan PSSI terkait pemberhentian kompetisi karena adanya pandemi Covid-19.

"Dasarnya adalah Surat Keputusan atau SK PSSI bernomor SKEP/69/XI/2020," ujar Prapanca.
Dalam situasi yang berpedoman pada SK PSSI itu, ujar Prapanca, semua pemain Persija Jakarta termasuk Marko Simic sepakat akan kebijakan tersbut.
"Kebijakan tersebut dituangkan dalam adendum pertama sehingga semua berjalan sebagaimana mestinya," tulis Prapanca.
Namun pada akhirnya, lanjut Prapanca, Marko Simic memiliki pemahaman yang berbeda untuk adendum selanjutnya.
Di sisi lain, Marko Simic tetap menerima jumlah gaji yang telah disesuaikan tanpa keluhan apapun.
"Dalam prosesnya Persija Jakarta terus berupaya untuk menyamakan pemahaman terkait adendum selanjutnya," kata Prapanca.
Prapanca menuturkan, pada dasarnya Persija Jakarta adalah klub yang selalu mendukung karir pemain.
Baca juga: Persija Harusnya Malu Tegas Ketum The Jak Baca Surat Curhat Marko Simic Gaji Tak Dibayar Setahun
"Tidak benar jika Persija berniat membahayakan karier seorang pemain, terlebih lagi pemain tersebut telah berjuang bersama-sama dan meraih banyak prestasi," tutur Prapanca.
Isi SK PSSI bernomor SKEP/69/XI/2020
Untuk diketahui, SKEP/69/XI/2020 berisikan tentang Surat Keputusan (SK) PSSI terkait penundaan kompetisi sepak bola di Indonesia.
Surat tersebut berisikan enam keputusan, satu di antaranya membahas penyesuaian gaji kepada pemain.
Selain itu, SK PSSI ini sudah mendapatkan persetujuan dari FIFA dan AFC.
PSSI mengeluarkan Surat Keputusan terbaru soal penundaan kompetisi tahun 2020 dengan memperhatikan hasil rapat Komite Eksekutif PSSI tanggal 28 Oktober lalu.

Dalam rapat Exco tersebut diputuskan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 akan dihelat kembali pada Februari 2021 mengingat belum adanya izin keramaian dari pihak Kepolisian Republik Indonesia.
Dalam SK terbaru bernomor SKEP/69/XI/2020 setidaknya ada enam keputusan yang dihasilkan.
Satu di antaranya ketentuan pembayaran gaji pemain di jedanya kompetisi ini.
Pemain, pelatih dan ofisial akan dibayar maksimal 25 persen dari nilai kontrak terhitung Oktober hingga Desember 2020.
Kemudian, apabila kompetisi dimulai pada Februari, klub membayar gaji pemain, pelatih dan ofisial dengan kisaran 50 persen untuk Liga 1 dan 60 persen untuk Liga 2.
Berikut bunyi poin dalam SK PSSI terkait penyesuain gaji pemain karena tertundanya kompetisi Liga 1 dan Liga 2.
“Klub dapat menerapkan kebijakan pembayaran gaji pemain, pelatih dan ofisial mulai bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2020 dengan pembayaran maksimal 25% dari kewajiban yang tertera dalam perjanjian kerja sampai dengan dimulainya kompetisi,” kata Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi.
“Apabila kompetisi telah efektif untuk dapat dimulai, maka klub Liga 1 dan Liga 2 dapat melakukan kesepakatan ulang bersama dengan pelatih dan pemain atas penyesuaian nilai kontrak pada perjanjian kerja yang telah disepakati dan ditandatangani sebelumnya."
"Yaitu perubahan nilai kontrak untuk Liga 1 2020 dengan kisaran 50% dan Liga 2 dengan kisaran 60% dari total nilai kontrak atau sekurang-kurangnya di atas upah minimum regional yang berlaku di masing-masing domisili klub dan akan diberlakukan satu bulan sebelum kompetisi dimulai sampai dengan berakhirnya kompetisi dimaksud.”
Jalan Tengah Pemain dan Klub
Yunus Nusi menjelaskan bahwa SK terbaru PSSI sudah dibicarakan matang-matang dengan berbagai pihak, lebih khusus soal aturan pembayaran gaji.
Yunus Nusi mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan asosiasi pemain, pelatih dan klub sebelum mengeluarkan SK.
Ia menyadari ada pihak yang tak puas dengan hadirnya SK ini terutama bagi pemain, tapi keputusan ini menurutnya adalah hal yang adil bagi kedua belah pihak; klub dan pemain.
“Kami berikan batasan itu dari hasil komunikasi PSSI dengan asosiasi pemain, pelatih dan klub ini adalah jalan tengah. Memang tidak ada yang terpuaskan tapi ini jalan tengahnya,” kata Yunus Nusi.
“PSSI ditanyakan kok sampai masuk ke teknis. Iya kami harus harus melindungi semua pihak, kami harus masuk ke sana karena ini dalam keadaan luar biasa,” jelasnya.
Menurut Yunus Nusi, jika SK ini tidak dikeluarkan, maka klub bisa saja berpatokan pada isi kontrak.
Di mana di dalam kontrak disebutkan jika liga terhenti karena kejadian luar biasa maka pemain bisa tak mendapatkan gaji.
Di lain sisi, SK ini juga menjadi pegangan bagi klub-klub untuk terhindar dari gugatan pemain, khususnya pemain asing yang tidak terima dengan pemotongan gaji.
“Kalau terjadi klaim dan gugatan hukum dari pemain ke klub, SK PSSI ini bisa sedikit membantu, meringankan bahkan memenangkan klub. Seperti SK sebelumnya,” kata Yunus Nusi.
“Bali United digugat pemain asing, dengan adanya pandemi ini, kadang pemain asing tidak peduli dengan kesulitan-kesulitan klub, makanya muncullah surat keputusan ini,” katanya.
Seperti diketahui, dalam SK tersebut dijelaskan bahwa Pemain, pelatih dan ofisial akan dibayar maksimal 25 persen dari nilai kontrak terhitung Oktober hingga Desember 2020.
Kemudian, apabila kompetisi dimulai pada Februari, klub membayar gaji pemain, pelatih dan ofisial dengan kisaran 50 persen untuk Liga 1 dan 60 persen untuk Liga 2.
Curhatan Marko Simic
Diketahui, publik dikejutkan dengan keputusan Marko Simic yang memutuskan keluar dari Persija Jakarta karena masalah gaji.
Hal itu diutarakan Marko Simic di akun Instagram resminya pada Selasa (26/4/2022) malam.

Marko Simic menyebut Persija tak membayar gajinya selama setahun terakhir.
Berikut ini curhatan Marko Simic soal keputusannya keluar dari Persija Jakarta.
"Kamu semua berhak mengetahui kebenaran.
Dengan berat hati saya harus mengumumkan bahwa saya telah mengakhiri kontrak saya secara sepihak dengan Persija Jakarta karena klub telah melanggar kontrak setelah tidak membayar gaji saya selama satu tahun.
Setelah 4,5 tahun pengabdian, 98 gol 4 trofi, momen-momen yang tidak terlupakan, penghargaan individu dan rekor yang saya pecahkan, ini adalah keputusan tersulit dalam hidup saya.
Setelah berbulan-bulan janji tidak ditepati dan dibangkucadangkan hanya karena saya menagih hak, saya pikir kini saya melangkah.
Baca juga: Marko Simic Beberkan Kebohongan Persija: Jadi Cadangan Karena Nagih Gaji, Bukan Perkara Taktik
Saya perlu melakukan yang terbaik untuk diri saya dan yang berjak saya dapatkan.
Saya berada di situasi berat dan sulit pada tahun ini.
Beberapa orang telah membahayakan karier saya dan hal ini tidak akan pernah bisa saya terima.
Dari lubuk hati terdalam, saya mencintai klub ini, kota ini, saya mencintai kalian semua.

Kita telah mencatatkan sejarah dan merayakan momen yang tak terlupakan bersama.
Mengucapkan perpisahan kepada kami semua sungguh hal yang menyakitkan, tapi yang pasti saya tidak akan pernah melupakan kamu semua yang selalu mendukung.
Saya akan selalu mengingat momen indah bersama kamu selamanya.
Dengan tulus, dan akan selalu menjadi Super Simic-mu," tulis Marko Simic.