Cerita Kriminal
Reaksi Balita yang Disiksa Orangtua saat Disuapi Makan Bikin Heran, Petugas: Dia Dipaksa Mandiri
Bermental baja, bocah 3 tahun di Kota Tarakan, Kalimantan Utara terlihat ceria meski jadi korban penganiayaan orangtuanya bertahun-tahun.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Rr Dewi Kartika H
Penyiksaan tidak sebatas itu, saat emosi kedua orang tuanya memuncak karena alasan tertentu, F dilemparkan ke sungai di belakang rumahnya.
Hal itu menyebabkan F trauma dan takut dengan air mengalir.

"Dia trauma sekali kalau lihat air mengalir, bayangannya dia di sungai akan hanyut," kata Maryam.
Maryam menegaskan, penyiksaan dan kekerasan yang dialami Balita F, disebabkan persoalan yang komplek.
Ada faktor ekonomi, di mana kedua orangtuanya bekerja serabutan.
Keduanya ikut bekerja dengan nelayan dan terkadang hanya memulung botol bekas.
Selain itu, kedua orangtuanya yang tidak mengenyam pendidikan tinggi, menjadi alasan lain dari tindakan tidak manusiawi tersebut.
"Ada kemungkinan kedua orangtuanya ini pemakai (narkoba) berat,"
"Itu kenapa saat emosi, pelampiasan ditujukan pada anaknya, mereka tega lakukan itu seakan bukan kejahatan," ujar dia.
Berat cuma 7 kilo
Di usianya yang saat ini 3 tahun, berat badan bocah malang itu hanya sekitar 7 kilogram saja.
Baca juga: Terkuak Kondisi Balita yang Ayahnya Dibunuh Geng Motor, Terdiam di Pemakaman dengan Wajah Penuh Luka
Dokter di Rumah Sakit Dr.Jusuf SK Kota Tarakan mengatakan, anak tersebut mengalami gizi buruk dan stunting.
‘’Dari keterangan tetangganya dan para saksi yang kami periksa,"
"Anak itu hanya dikasih makan mie instan mentah. Kita masih dalami ini,’’ Kasat Reskrim Polres Tarakan Iptu Muhammad Aldi.

Aldi mengatakan, dengan kondisi bocah yang terlihat kurus, tidak menutup kemungkinan bahwa dia tidak hanya mengalami kekerasan secara fisik.
Namun juga terjadi kekerasan bentuk lain.