'Badannya Dingin' Duka Penjual Jamu Keliling Cerita Sang Suami Tewas Keracunan Nasi Boks Bukber

Kisah pilu dirasakan penjual jamu keliling Maryati menceritakan suaminya Jumadi (47) meninggal diduga keracunan nasi boks buka bersama Kota Solo.

TribunSolo.com dan Kompas.com
Kasus keracunan nasi boks di Solo. Kisah pilu dirasakan penjual jamu keliling Maryati saat tahu suaminya Jumadi (47) meninggal setelah menyantam nasi boks buka bersama di RT 01/RW 01, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kisah pilu dirasakan penjual jamu keliling Maryati menceritakan suaminya Jumadi (47) meninggal setelah menyantap nasi boks buka bersama di RT 01/RW 01, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

Maryati menceritakan detik-detik Jumadi menghembuskan nafas terakhir setelah diduga keracunan nasi boks.

Kondisi Jumadi sempat menggigil dan tubuhnya dingin.

Jumadi lalu dibawa ke rumah sakit setelah keluarganya panik.

Namun, Jumadi diduga meninggal saat perjalanan ke rumah sakit.

Baca juga: Keracunan Massal Makan Korban Tewas di Solo Buat Gibran Bereaksi, Terkuak Menu Nasi Boks

Maryati pun menceritakan dirinya mendapat nasi boks saat acara buka bersama di Masjid At-Tiin.

"Sabtu kemarin ada acara bukber di masjid sini (Masjid At-Tiin), saya dapat makanan boks terus saya bawa pulang untuk dimakan suami sama anakku," terang Maryati kepada TribunSolo.com.

Ekspresi Maryati yang ditinggal suaminya Jumadi meninggal dunia. Jumadi meninggal dunia diduga karena keracunan makanan acara bukber di Pucangsawit Solo.
Ekspresi Maryati yang ditinggal suaminya Jumadi meninggal dunia. Jumadi meninggal dunia diduga karena keracunan makanan acara bukber di Pucangsawit Solo. (TribunSolo.com/Adi Surya Samodra)

Setelah menyantap hidangan tersebut, perut Jumadi dan anaknya merasa tidak enak.

Mereka pun terserang diare.

Mereka sempat beberapa kali masuk-keluar kamar mandi dalam sehari.

Baca juga: Bukber Mencekam di Solo, Puluhan Warga Tiba-tiba Keracunan hingga Tak Bisa Ikut Lebaran: 2 Meninggal

"Saya kira itu cuma masuk angin biasa, saya beri obat seadanya," ucap Maryati.

Maryati kemudian meminta tolong adiknya untuk menjaga Jumadi dan anaknya.

Itu lantaran Maryati harus bekerja sebagai penjual jamu keliling dengan mengayuh sepedanya.

Ilustrasi keracunan
Ilustrasi keracunan (Tribunnews.com)

"Setelah saya selesai jualan jamu keliling, saya menengok kondisi suami saya di kamar, ternyata sudah menggigil, badannya dingin," ucapnya.

Maryati kemudian bergegas membuatkan teh hangat agar Jumadi tidak kedinginan.

Namun itu tidak manjur.

Maryati kemudian menawarkan Jumadi agar diperiksakan ke dokter untuk mengetahui penyakitnya. Namun, dia menolak dan meminta agar anaknya saja yang didahulukan untuk dicek kesehatannya.

"Saya kemudian antre di Solo Peduli untuk memeriksakan anak saya sampai sore setelah Maghrib," tutur dia.

Baca juga: Tragedi Menjelang Lebaran, 2 Warga Meninggal Setelah Keracunan Makanan

Jumadi kemudian dijaga adik Maryati.

Adik Maryati sempat panik saat mengetahui Jumadi terjatuh dari kasur. Ia kemudian berlari keluar dan berteriak minta tolong.

Sekretaris RT 01, Sumarno mendengar teriakan adik Maryati dan segera keluar dari rumahnya.

Dia kemudian menawarkan pertolongan. Mobil miliknya kemudian dinyalakan untuk membawa Jumadi ke RSUD dr Moewardi Solo.

"Ketika di RSUD dr Moewardi dicek, lima menit kemudian, dokter menyatakan semua organ tubuh dan saraf sudah tidak berfungsi," kata Sumarno.

"Dokter mengindikasi bila almarhum meninggal saat di jalan," tambahnya.

Korban Khawatir Pendidikan Anaknya

Ilustrasi mayat.
Ilustrasi mayat. (TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas)

Jumadi sempat khawatir tentang anaknya yang sebentar lagi segera masuk jenjang SMP.

Dia khawatir dirinya dan Istri, Maryati tidak kuat membiayai anaknya yang bersekolah di sekolah negeri.

Apalagi, Jumadi baru saja kehilangan profesi.

Profesi tukang bersih-bersih yang sudah ditekuninya selama lebih kurang 15 tahun harus melayang tahun ini.

Masa kerjanya tidak lagi diperpanjang pada Januari silam. Itu membuatnya berstatus pengangguran.

Sementara Maryati, hanyalah seorang penjual jamu keliling yang saban harinya berkeliling menggunakan sepedanya.

"Dia (almarhum sempat) mengeluh anaknya mau kelas satu SMP, terus dianya dipecat dari pekerjaan, jadinya dia mengeluh," terang Maryati kepada TribunSolo.com.

"Apalagi, cari kerja sekarang susah, dia mengeluh, 'Ayu sebentar lagi SMP, aku tidak bekerja, yang bekerja sekarang cuma kamu saja'," tambahnya.

Setidaknya kekhawatiran itu yang dirasakan Jumadi sebelum ajal menjemputnya, Minggu (1/5/2022).

Jumadi meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami gejala keracunan.

Gejala itu diduga didapatkannya setelah mengonsumsi nasi boks yang dibagikan dalam acara buka bersama di Masjid At-Tiin, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

Jenazah Jumadi kini sudah disemayamkan di Astana Purwoloyo, Pucangsawit Solo.

Polisi Panggil Pembuat Nasi Boks

Warga berjalan di depan Masjid At-Tiin Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Senin (2/5/2022).
Warga berjalan di depan Masjid At-Tiin Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Senin (2/5/2022). (Tribun Solo)

Keracunan massal akibat menyantap nasi boks memakan korban tewas di RT 01/RW 01, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

Korban tewas akibat menyantap nasi boks yakni Jumadi (47) yang sempat mengalami tubuh menggigil.

Jumadi menghembuskan nafas terakhir saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Insiden keracunan massal setelah menyantap nasi boks acara buka bersama membuat Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bereaksi.

Selain itu, polisi juga memanggil pembuat nasi boks yang diduga menyebabkan keracunan massal.

Nasi boks tersebut dibuat oleh warga yang masih jemaah Masjid At-Tiin.

Akibat menyantap nasi boks tersebut, puluhan warga RW 01 yang hadir dalam acara tersebut mengalami gejala keracunan.

Nasi boks yang disuguhkan dalam acara buka bersama tersebut bukan berasal dari katering.

Nasi boks berisi ayam bakar, lalapan, buah semangka, dan teh hangat tersebut rupanya dibuat salah seorang warga setempat.

Hal itu disampaikan Sekretaris RT 01, Sumarno.

"Makanan itu yang membuat salah satu jemaah masjid At-Tiin," terang dia kepada TribunSolo.com.

"Dia masih warga satu RT sini (RT 01)," tambahnya.

Pembuat nasi box tersebut kini sudah dibawa ke Polsek Jebres untuk dimintai keterangan.

"Yang membuat makan sudah dimintai keterangan di Polsek Jebres," ujarnya.

Reaksi Gibran

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. (TribunSolo.com/Vincentius Jyestha)

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut bakal mendalami kasus keracunan massal di Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo.

Dia akan melihat seperti apa kasus yang sebenarnya terjadi.

Gibran mengaku akan memberikan atensinya kepada kasus yang disebutkan juga memakan korban jiwa tersebut.

"Kalau tidak salah 50 orang ya yang jadi korban? Nanti coba kita lihat seperti apa," kata Gibran, kepada TribunSolo.com, Senin (2/5/2022).

Ketika disinggung apakah pihaknya akan membantu biaya perawatan para warga yang keracunan, Gibran menyebut bakal mengusahakannya.

"Apakah korban punya BPJS atau tidak, sebisa mungkin dari Pemkot akan bantu," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa mengaku baru mendengar kabar keracunan massal saat berbuka puasa ini.

Akan tetapi, Teguh menyebut pihaknya akan menunggu terlebih dahulu terkait perkembangan terbaru dari kasus tersebut.

"Saya baru dengar kasus ini. Nanti kita lihat di rumah sakit mana, apakah ada BPJS atau tidak," kata Teguh.

"Tapi nanti ada kebijakan lah dari pihak pemerintah kota, karena sudah ada korban meninggal. Kami akan konfirmasi dulu," tambahnya.

Puluhan Warga Pucangsawit Batal Lebaran

Warga berjalan di depan Masjid At-Tiin Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Senin (2/5/2022).
Warga berjalan di depan Masjid At-Tiin Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Senin (2/5/2022). (Tribun Solo)

Dinas Kesehatan Kota Solo dan Polresta Solo sudah turun tangan dalam penanganan kasus keracunan massal yang terjadi di Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

Mereka telah mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal tersebut, Minggu (1/5/2022).

Itu disampaikan Sekretaris RT 01, Sumarno.

"Sampel setahu saya yang dibawa hanya ayamnya," ucapnya kepada TribunSolo.com.

Terlebih, Sumarno menerangkan beberapa warga mendapati ayam bakar yang disajikan diduga sudah basi.

"Kemarin ada beberapa cuitan warga mengatakan saat mau makan, (lihat) ayamnya sudah tidak layak dimakan," terang Sumarno.

"Katanya sudah tidak segar, lembek, berkeringat, sudah basi. Tapi, sama warga nekat akhirnya terkapar sakit," tambahnya.

Ayam bakar yang disajikan dalam nasi box tersebut pun dilengkapi sejumlah lauk dan buah, di antaranya semangka.

"Waktu buka bersama kemarin itu menyajikan teh hangat sama nasi boks yang berisi nasi putih, ayam bakar, sama buah semangka," jelas Sumarno.

Nasi boks itu dibagikan ke hampir 100 warga yang hadir dalam acara buka bersama tersebut.

Meski demikian, masih ada beberapa boks yang tersisa dan kemudian dibagikan ke warga.

Warga kemudian menyantap makanan tersebut.

Beberapa di antara mereka kemudian mengalami gejala keracunan mulai Minggu (1/5/2022) dini hari.

Para pengurus RT dan RW kemudian berkoordinasi di grup WhatsApp dan ditemukan ada banyak warga yang mengalami gejala keracunan. Kurang lebih ada 90 warga.

"Pengurus RT dan RW kemudian mendatangi Solo Peduli untuk memint bantuan dan stand by," ujar Sumarno.

"Kami kemudian meminta warga yang mengalami sakit datang ke Solo Peduli untuk diperiksa. Warga datang berbondong-bondong untuk diperiksa,".

"Ada yang membaik, ada yang membutuhkan pemeriksaan lanjutan dan harus dirujuk untuk menjalani opname," tambahnya.

 

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Sebelum Meninggal Diduga Keracunan, Jumadi Sempat Khawatir Soal Biaya Pendidikan Anaknya, dan Sebelum Meninggal Dunia, Jumadi Alami Diare: Sempat Menggigil dan Badan Dingin, dan Soal Kasus Keracunan Massal Pucangsawit Solo, Gibran Sebut Pemkot Usahakan Bantu Biaya Pengobatan

 

 

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved