Lebaran 2022

Jakarta Diprediksi Diserbu 50 Ribu Pendatang Usai Libur Lebaran, Gerindra Wanti-wanti Pemprov DKI

Politisi Gerindra Syarif menyebut, fenomena banyaknya pendatang yang menyerbu Jakarta usai libur lebaran merupakan persoalan klasik.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
ISTIMEWA/Tribun Kaltim
Ilustrasi Pemudik Bawa Kardus - Politisi Gerindra Syarif menyebut, fenomena banyaknya pendatang yang menyerbu Jakarta usai libur lebaran merupakan persoalan klasik. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Politisi Gerindra Syarif menyebut, fenomena banyaknya pendatang yang menyerbu Jakarta usai libur lebaran merupakan persoalan klasik.

Meski demikian, ia meminta Pemprov DKI tidak melarang eksodus masuknya pendapatan ke ibu kota.

“Jangan menganggap pendatang sebagai beban, justru harus mencari potensi,” ucapnya saat dikonfirmasi, Jumat (6/5/2022).

Ia pun mengapresiasi kebijakan yang dibuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tidak melarang masuknya pendatang.

Operasi yustisi yang sebelumnya acap kali dilakukan di era kepemimpinan gubernur sebelumnya tak lagi dilakukan Anies.

Baca juga: Jabat Gubernur Jakarta, 4 Tahun Kekayaan Anies: Makin Banyak Punya Tanah, Jumlah Mobil Berkurang

“Tidak ada lagi operasi yustisi yang anggap pendatang haram, ini harus kita apresiasi. Penghentian kebijakan operasi yustisi harus kita apresiasi,” ujarnya.

“Ada cara lain untuk membuat ibu koat ini lebih maju, lebih baik dijadikan kota terbuka, semua dikasih kesempatan,” sambungnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (kiri) saat menghadiri rilis buku autobiografi anggota DPRD DKI Jakarta dari Gerindra, Syarif (kanan), di hotel kawasan Jakarta Pusat, Rabu (14/10/2020) malam.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (kiri) saat menghadiri rilis buku autobiografi anggota DPRD DKI Jakarta dari Gerindra, Syarif (kanan), di hotel kawasan Jakarta Pusat, Rabu (14/10/2020) malam. (Tribunjakarta.com/Muhammad Hidayat)

Dibandingkan membuat kebijakan yang melarang masuknya pendatang, Sekretaris Komisi D DPRD DKI ini menyarankan Anies untuk membuat program-program yang bisa menyerap tenaga kerja.

“Kenapa orang-orang berbondong-bondong ke Jakarta? Berarti kan ada masalah di daerahnya.

Berarti yang mengatasi bukan hanya DKI, soal akses ini tanggung jawab bersama. Bukan hanya Pemda DKI, pusat juga harus ikut,” tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta perkirakan pendatang baru yang datang ke Jakarta capai 50 ribu orang.

Baca juga: Dinkes DKI Jakarta Investigasi Kasus Hepatitis Akut Misterius yang Renggut Nyawa 3 Anak

Hal ini diungkap Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Budi Awaludin.

"Dan jumlah bulan terbanyak adalah bulan saat arus balik mudik lebaran.

Kami perkirakan bulan Mei ini terjadi lonjakan menjadi 20.000 sampai sudah 50.000 pendatang baru di Jakarta," katanya saat dihubungi, Rabu (4/5/2022).

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved