Hepatitis Akut di Jabodetabek

Cegah Hepatitis Akut Misterius, Ini yang Dilakukan Dinkes DKI

Guna mencegah penyebaran hepatitis akut 'misterius', Dinas Kesehatan DKI Jakarta bakal memperkuat sistem deteksi dini.

Tribun Bali
Ilustrasi hepatitis akut. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Guna mencegah penyebaran hepatitis akut 'misterius', Dinas Kesehatan DKI Jakarta bakal memperkuat sistem deteksi dini.

Pasalnya, penyakit misterius ini diketahui sudah merenggut nyawa tiga anak di ibu kota.

"Kami akan menguatkan sistem surveilans, jadi ini sistem kewaspadaan dini yang kami bangun," ucap Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti di Balai Kota Jakarta, Senin (9/5/2022).

Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini mengakui, hepatitis masuk dalam kelompok penyakit penularan yang patut diwaspadai.

Oleh karena itu, bila ada ada temuan kasus maka akan langsung dilaporkan ke fasilitas kesehatan (faskes) untuk dipantau perkembangannya.

Baca juga: Bayi Laki-laki Berusia 10 Bulan di Singapura Menderita Hepatitis Akut

"Jadi apapun penyakit menular yang berpotensi itu harus kami tangkap sebagai informasi awal untuk dilakukan investigasi," ujarnya.

Di sisi lain, Dinkes DKI juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam menyusun pedoman untuk penanganan di lapangan.

"Pedoman itu maksudnya dari sisi klinis maupun dari sisi epidemiologi sebagai pegangan teman-teman kami di lapangan," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, tiga anak di DKI Jakarta dilaporkan meninggal dunia setelah diduga mengalami hepatitis akut.

Ketiga anak ini meninggal meninggal hanya dalam kurun waktu dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Ilustrasi hepatitis akut.
Ilustrasi hepatitis akut. (Tribun Bali)

Sebelum meninggal dunia, ketiganya sempat menjalani perawatan intensif di RSCM setelah mendapat rujukan dari rumah sakit di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Adapun gejala yang ditemukan pada ketiga anak ini ialah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang, dan penurun kesadaran.

Lantaran belum diketahui pasti penyebab pasti penyakit ini, Kementerian Kesehatan memutuskan meningkatkan kewaspadaannya.

Terlebih, badan kesehatan dunia (WHO) juga telah menyatakan kejadian luar biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia yang belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022 lalu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved