Pilpres 2024

Anies Diajak Gabung Demokrat dan Duet dengan AHY, Mujiyono: Anies Ibarat Mobil Sewaan

Menurut Mujiyono, pergerakan Anies ke daerah sulit dilakukan selepas tak lagi menjabat Gubernur DKI Jakarta dan belum masa kampanye pilpres akan sulit

Penulis: Abdul Qodir | Editor: Acos Abdul Qodir
Dionisius Arya Bima suci / TribunJakarta.com
Saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyambut Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Balai Kota, Kamis (6/5/2021). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Partai Demokrat terang-terangan mewacanakan duet Anies Baswedan - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk Pilpres 2024.

Syaratnya, Anies harus bisa tetap menjaga elektabilitas pencapresannya hingga 2024.

Sebab, elektabilitas Anies diprediksi merosot setelah tak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta Oktober 2022 mendatang.

Hal itu disampaikan Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Mujiyono dalam keterangan tertulis, Selasa (24/5/2022).

"Mungkin bisa untuk sekarang startingnya Anies-AHY, karena Anies elektabilitasnya lebih tinggi. Tapi kalau nanti pak Anies sudah tidak jadi gubernur kan bisa turun," kata Mujiyono.

Mujiyono mengakui, banyak desakan dari internal Demokrat untuk segera mendeklarasikan duet Anies-AHY.

Baca juga: Survei Charta Politika: Khofifah Lebih Moncer di Pilpres Jika Duet dengan Ganjar Ketimbang Anies

Baca juga: Survei Charta Politika: Siapa Pun Lawannya, Duet Prabowo-Puan Tak Akan Menang Pilpres 2024

Duet ini diyakini punya potensi besar bersaing dalam Pilpres 2024 mendatang.

"Tak sedikit kader Partai Demokrat di Jakarta dan konstituen menyuarakan untuk menduetkan Anies dengan AHY sebagai Capres dan Cawapres 2024 nanti," ujarnya.

Untuk menjaga elektabilitas pencapresan, Anies disarankan bergabung menjadi kader partai politik.

Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), 22 April 2022 sore.
Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), 22 April 2022 sore. (Istimewa)

Mujiyono membandingkan Anies yang saat ini tanpa kendaraan partai politik dengan AHY yang berada di Demokrat.

 "Ibarat nyetir mobil, Anies ini mobil sewaan, sementara Ketum meski langkahnya belum secepat Anies, tapi mobil sendiri," ucap Mujiyono dalam keterangan tertulis, Selasa (24/5/2022).

"Saran saya. segeralah jadi kader politik untuk menjaga elektabilitas supaya bisa bergerak," imbuhnya.

Menurut Mujiyono, pergerakan Anies ke daerah sulit dilakukan selepas tak lagi menjabat Gubernur DKI Jakarta dan belum masa kampanye pilpres akan sulit dilakukan jika tidak mempunyai kendaraan politik, parpol.  

"Ketum meski elektabilitasnya masih jauh dari Anies, tapi kendaraannya ada, jadi (elektabilitas) masih bisa (naik)," tuturnya.

Baca juga: 4 Nama Beredar, Tapi Hanya Dua Orang Ini yang Penuhi Kriteria jadi Pengganti Anies Baswedan

"Kalau Anies mau ke daerah gimana? Nah kalau AHY ke daerah jelas di sana ada kepengurusan, infrastruktur, jadi seorang Ketum kan berhak datang ke wilayah-wilayah,” sambungnya.

Untuk menjaga elektabilitas tersebut, Mujiyono mengajak Anies untuk bergabung menjadi kader partai politik.

 
Mujiyono pun terang-terangan menyatakan bahwa pintu Demokrat terbuka lebar untuk Anies.

Terlebih, saat ini Demokrat DKI banyak diisi oleh muka-muka baru di dunia perpolitikan.

"Sejak saya jadi Ketua DPD, banyak banget yang sudah bergabung. 67 persen orang baru di politik, karena Demokrat itu partai yang terbuka buat siapapun," tuturnya.

"Jadi jangan kaget nanti banyak bermunculan caleg dari tokoh-tokoh masyarakat," sambungnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved