Proyek ITF Mangkrak, Pengamat Singgung Kemauan Politik dan Adanya Dugaan Unsur Kesengajaan

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah mengkritisi proyek intermediate treatment facility (ITF) di DKI Jakarta.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
Tangkapan layar Kompas TV
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah mengkritisi proyek intermediate treatment facility (ITF) di DKI Jakarta. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah mengkritisi proyek intermediate treatment facility (ITF) di DKI Jakarta.

Pasalnya, perencanaan ITF sudah ada sejak era Gubernur Fauzi Bowo.

Namun, hingga menjelang era Gubernur Anies Baswedan berakhir pada Oktober mendatang, ITF yang dapat mengatasi permasalahan sampah di Ibu Kota ini belum juga terealisasi.

Alhasil, proyek yang mangkrak ini mendapatkan banyak sorotan dari dewan legislatif Kebon Sirih, khususnya ITF Sunter yang diketahui telah ditinggalkan investornya.

Melihat hal ini, ada dua hal yang disoroti oleh Trubus.

Baca juga: ITF Dapat Kritik Pedas DPRD, Wagub Ariza: Bangun Ini Bukan Cuma di Zaman Pak Anies

Pertama ia menyebut soal political will atau kemauan politik.

"Jadi menurut saya memang pertama bahwa ketidakadaan political will (keinginan politik) untuk mengelola sampah di DKI Jakarta dengan membangun ITF itu sendiri," jelasnya saat dihubungi, Minggu (29/5/2022).

Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah
Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah (ISTIMEWA)

Hal inilah yang dinilai minim oleh Trubus.

Ia pun membandingkannya dengan pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) yang berhasil terbangun di tahun ini.

"Ini gak ada political will, kemauan politiknya itu sangat minim. Jadi lebih kepentingan politik, lebih ke misalnya pembangunan JIS lebih diutamakan dari pada bangunan sampah," lanjutnya.

Kedua, menyoal dugaan unsur kesengajaan.

Ia menduga ada unsur ini dari masalah proyek ITF yang belum juga bisa terselesaikan.

"Kedua, kelihatan Pemprov DKI, oknum-oknum Pemprov DKI lebih menikmati, para pengambil kebijakan lebih menikmati sampah itu dikelola oleh yang slma ini berjalan dengan Bantargebang itu.

Di situ kan ada anggaran yang memang dihibahkan cukup besar di sini. Kelihatannya para pejabat menikmati mengambil keputusan itu menikmati adanya anggaran yang besar terhadap hibah pengelolaaan sampah di Bantargebang," lanjutnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved