Putra Ridwan Kamil Kecelakaan

Asisten Ceritakan Momen Terakhirnya dengan Eril Sebelum Berangkat ke Swiss

Hendar, salah satu orang terdekat Emmiril Khan Mumtadz alias Eril, menceritakan momen pertemuan terakhirnya.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Jaisy Rahman Tohir
YouTube/ Intens Investigasi dan Ig Eril
Hendar, asisten Eril berkaca-kaca mengingat momen pertemuan terakhirnya dengan sulung Ridwan Kamil. 

Melihat Eril membawa koper, Hendar bertanya apakah sulung Ridwan Kamil tersebut hendak pergi.

Namun ketika ditanya Hendar, Eril hanya menjawab seadanya.

"Waktu dia (Eril) mau berangkat, agak aneh, enggak seperti hari-hari biasa. Pas mau berangkat kan dia ke Pakuan dulu, pas turun dari mobil, dia bawa sendiri, jalannya nunduk. Pas saya tanya 'A Eril mau pergi ? Pergi ke mana ?'. Dia (Eril) enggak jawab. Terus (tanya lagi) 'berapa lama perginya ?'. Dia enggak jawab," ungkap Hendar Zaehanan.

Baca juga: Foto Zara saat Memantau Pencarian Eril, Menunduk Lesu Bertemu Sosok Penyelamatnya di Sungai Aare

Bukan hanya itu, sikap tak biasa Eril berlanjut ketika ia tengah membereskan pakaiannya.

Diakui Hendar Zaehanan, Eril biasanya meminta bantuannya untuk packing pakaian.

Namun sebelum pergi ke Swiss, Eril justru merapihkan sendiri pakaiannya.

Hendar, asisten pribadi Eril.
Hendar, asisten pribadi Eril. (Ig/ Intens Investigasi)

"Biasanya dia (Eril) suka minta bantuin (bawa beresin barang). Kemarin enggak,"

"Dia beresin sendiri. Dia bawa koper dari atas ke bawah, koper segitu gedenya, dia bawa sendiri," kata Hendar Zaehanan.

Momen tersebut, diceritakan Hendar, merupakan momen terakhir pertemuannya dengan Eril.

Hendar menahan tangis mengenang sosok Eril.

Sejak usia Eril 8 tahun, Hendar Zaehanan menyebut putra Ridwan Kamil adalah sosok yang cerdas lagi mandiri.

"Dia orangnya sangat mandiri dari kecil. Kalau habis tidur, dia selalu beresin kamar sendiri, jadi enggak tergantung ke pekerja. Walaupun saya tugasnya membantu, tapi dia beres-beres juga. Dia enggak pernah menganggap yang kerja itu sebagai pekerja. Dia menganggap pekerja itu seperti keluarga," akui Hendar Zaehanan.

Kini di tengah keberadaan Eril yang masih belum diketahui, Hendar kerap menangis.

Hendar kerap naik ke atas kamar Eril dan nelangsa melihat suasananya.

Baca juga: Menanti Kabar Baik, Kekasih Eril Unggah Momen Bahagia Bersama: Kamu Hadiah Terindah

"Saya kalau naik ke atas, ke kamar, suka meneteskan air mata, karena teringat, sepi, ingat beliau. Ada berita di tv, suka nangis," imbuh Hendar Zaehanan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved