Penemuan Bayi di Kali Ciliwung
Bayi yang Dibuang di Kali Ciliwung Hingga Ditolak Ditangani Puskesmas Itu Alami Sesak Napas Berat
Kondisi yang sesak napas itu membuat tim dokter RS Polri Kramat Jati bergegas mengambil langkah untuk memindahkan bayi ke ruang Intensive Care Unit
Penulis: Bima Putra | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Kondisi bayi perempuan yang ditemukan warga di tepi Kali Ciliwung, Kampung Pulo, dan sempat ditolak Puskesmas Jatinegara memprihatinkan.
Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Brigjen Hariyanto mengabarkan, bayi itu sempat sempat mengalami sesak napas.
Bayi tersebut terbungkus kantong kresek hitam teronggok di tepi Kali Ciliwung saat ditemukan warga pada Rabu (1/6/2022) sekitar pukul 02.00 WIB.
Posisi penemuan bayi tepatnya di tepi Kali Ciliwung, Jalan Inspeksi Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
Selanjutnya, warga dan petugas Polres Metro Jakarta Timur membawanya ke RS Polri Kramat Jati para Rabu (1/6/2022), setelah sempat ditolak ditangani di Puskesmas Jatinegara.
Baca juga: Polisi Amankan Ibu Kandung Pembuang Bayi di Kali Ciliwung, Posisinya Kini Masih Terbaring di RSCM
"Kita periksa di UGD, kita bersihkan (tubuhnya), kita periksa kondisinya memang sesak napas yang cukup berat," kata Hariyanto di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (2/6/2022).
Kondisi sesak napas si bayi membuat tim dokter RS Polri Kramat Jati bergegas mengambil langkah untuk memindahkannya ke ruang Intensive Care Unit (ICU).

Hasilnya kondisi bayi perempuan yang dibuang setelah dilahirkan itu kini berangsur membaik meski masih harus menjalani perawatan lebih lanjut di ruang ICU RS Polri Kramat Jati.
"Alhamdulillah berangsur-angsur membaik. Tapi ini awal baru minggu pertama, jadi kalau bayi baru lahir itu baru stabil ketika tiga hari nanti. Selanjutnya kita akan periksa lagi," ujarnya.
Hariyanto memastikan tim dokter RS Polri Kramat Jati memberikan penanganan medis maksimal kepada korban, baik dari segi peralatan medis maupun tim dokter yang menangani.
Untuk sekarang dia belum dapat memastikan hingga berapa lama bayi yang belum memiliki nama itu berada di ruang ICU hingga nantinya dipindahkan ke ruang rawat inap.
"Kalau bukan di ICU berat juga, karena banyak alat-alat (medis) yang digunakan. Yang pertama dari sisi kemanusiaan harus selamatkan bayi ini, dan kita mampu untuk menyelamatkan bayi itu," tuturnya.
Baca juga: Tolak Tangani Bayi Dibuang Masih Hidup, Komnas PA: Puskesmas Jatinegara Tak Berkemanusian
Pihaknya juga menyatakan siap membantu proses penyelidikan dan penyidikan yang ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur.
Ibu Si Bayi Terbaring di RSCM
Sementara itu polisi berhasil mengungkap sosok wanita diduga ibu si bayi malang.

Warga Kampung Pulo awalnya tak percaya ada temuan bayi perempuan dengan tali pusar menempel dan masih hidup meski terbungkus plastik hitam.
Beruntung, bayi tersebut segera ditemukan pertama kali oleh pencari ikan sapu-sapu sebelum debit air Kali Ciliwung naik akibat hujan lokal dan kiriman dari hulu.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqaffi mengatakan pihaknya sudah menangkap ibu bayi tersebut berdasar serangkaian penyelidikan.
Sementara, ibu dari bayi berjenis kelamin perempuan yang dibuang dalam keadaan hidup itu masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
"Kebetulan dia pada saat membuang bayinya itu masih ada ari-arinya. Jadi dibawa ke RSCM, di RSCM," kata Ahsanul saat dikonfirmasi di Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (1/6/2022).
Belum diketahui motif dan kronologi pembuangan bayi ke Kali Ciliwung karena jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur masih penyelidikan lebih lanjut.
Sementara hingga Rabu sore, bayi malang yang dibuang ibunya itu masih menjalani perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU) RS Polri Kramat Jati.
Baca juga: Tolak Tangani Bayi Dibuang Masih Hidup, Komnas PA: Puskesmas Jatinegara Tak Berkemanusian
Kondisi bayi mungil itu memprihatinkan. Hasil pemeriksaan tim dokter, bayi itu mengalami luka cukup serius di wajah dan punggung.
"Insya Allah, semoga bisa kita selamatkan," ujar Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Brigjen Haryanto.
Nasrul (43), saksi mata mengatakan bayi perempuan yang dibuang usai dilahirkan itu ditemukan pada Kamis (1/6/2022) sekira pukul 02.00 WIB.

"Awalnya ada tukang potong ikan, dia lapor ke warga yang lagi jaga di pos kalau dengar suara seperti bayi atau kucing. Kita carilah," kata Nasrul.
Ketika turun ke tepi Kali Ciliwung, Nasrul dan warga lainnya sempat kesulitan mencari asal suara karena kondisi yang minim penerangan dan muka air sedang tinggi.
"Pas kita buka ternyata bayi, masih bergerak. Ada luka di dahinya, enggak tahu luka karena benturan sewaktu dilempar ke Kali Ciliwung atau bagaimana. Darahnya lumayan banyak," ujarnya.
Beruntung bayi perempuan yang di perutnya masih menempel tali pusar itu bergerak, sehingga warga sadar bahwa dalam kantong plastik hitam besar itu terdapat makhluk hidup.
Bayi Senyum Dengar Azan
Nasrul menuturkan bayi tersebut ditemukan hanya berkisar 10 menit sebelum limpahan debit air Kali Ciliwung kiriman dari Bogor dan Depok tiba di Jakarta.
Menurutnya bila telat ditemukan maka nasibnya akan berbeda, mengingat pada Kamis pukul 03.00 WIB permukiman Kampung Pulo terendam banjir luapan Kali Ciliwung.
Baca juga: Buntut Penolakan Puskesmas Jatinegara Tangani Bayi Korban Pembuangan, Komnas PA Bentuk Tim Khusus
"Alhamdulillahnya tukang potong ikan itu dikasih dengar suara bayi. Makannya bisa kita cari. Kalau yang buang siapa juga enggak tahu. Dekat lokasi ada CCTV, tapi mati karena tersambar petir," tuturnya.
Setelah diselamatkan, si bayi sempat tersenyum ketika dilantunkan azan oleh salah seorang office boy Mapolres Metro Jakarta Timur.
"Bayinya senyum ketika diazani office boy Polres. Padahal kondisinya luka di dahi dan kedinginan karena pas ditemukan di pinggir Ciliwung," kata Nasrul.

Warga dan anggota Polres Metro Jakarta Timur yang melihat senyum bayi semringah karena tidak menyangka bahwa korban dapat bertahan meski kondisinya memprihatinkan.
Mereka menyesalkan pelaku membuang korban dalam keadaan terbungkus plastik, terlebih Kali Ciliwung saat kejadian dalam kondisi tinggi muka air sedang naik.
"Sama office boy Polres sampai mau dipotong tali pusarnya, tapi enggak ada gunting. Karena kan kalau ada tali pusarnya napasnya enggak kuat, terhalang," ujarnya.
Menurutnya, luka paling parah dialami korban di dahi. Sejak ditemukan warga hingga dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati terus mengeluarkan darah.
"Secara fisik sih normal ya, berat badan segala macamnya. Kemungkinan lahir normal, enggak cesar. Masih ada tali pusarnya juga. Bayinya cantik, kita sampai enggak tega," tuturnya.
Sebelum dilarikan ke RS Polri Kramat Jati, si bayi terlebih dahulu dibawa ke Puskesmas Jatinegara tak jauh dari Polres Metro Jakarta Timur namun infonya ditolak.
Masih kata Nasrul, warga dan anggota Polres Metro Jakarta Timur membawa korban pada Rabu (1/6/2022) sekira sekira 02.30 WIB.
Mereka datang karena Puskesmas Kecamatan Jatinegara karena merupakan fasilitas kesehatan terdekat dari Kampung Pulo lokasi penemuan, dan kondisi korban memprihatinkan.
"Pas datang itu anggota Polres laporan sama security, minta tolong ini ada korban bayi. Dianterin sama security (ke dalam), keluar lah dokter Puskesmas," kata Nasrul di Jakarta Timur, Rabu (1/6/2022).
Kala itu warga yang membawa korban menggunakan kardus dan selimut didampingi tiga anggota Polres, satu mengenakan pakaian dinas, sementara dua mengenakan pakaian bebas.
Namun setelah melihat kondisi bayi, dokter Puskesmas Kecamatan Jatinegara menyatakan tidak bisa melakukan penanganan medis kepada korban dan meminta dirujuk ke RS besar.
"Katanya ini bukan tugas di sini, kalau bisa bawa ke rumah sakit besar. Bawa saja ke rumah sakit besar, kata (dokter) yang lagi piket begitu. Enggak diterima, disarankan ke rumah sakit besar," ujarnya.
Setelah mendengar pernyataan Puskesmas Kecamatan Jatinegara itu bayi dibawa ke Mapolres Metro Jakarta Timur yang jaraknya hanya beberapa meter dari Puskesmas.
Lalu, anggota Polres Metro Jakarta Timur berbeda kembali mendatangi Puskesmas meminta bantuan penanganan medis awal karena bayi terluka dan kedinginan.
"Datanglah komandan-komandan dari Polres, nyamperin lagi ke Puskesmas. Ternyata enggak bisa juga, nihil. Akhirnya ibu yang Polwan ngomong, sudah bawa ke rumah sakit," tuturnya menirukan.
Nasrul yang saat kejadian sedang menggendong bayi menyesalkan sikap Puskesmas Kecamatan Jatinegara karena tidak melakukan penanganan medis terhadap korban.
Beruntung ketika korban tiba dibawa menggunakan mobil jajaran Polres Metro Jakarta ke RS Polri Kramat Jati nyawanya masih dapat diselamatkan, dan hingga kini masih dalam perawatan.
Penjelasan Puskesmas Jatinegara
Dinas Kesehatan bakal menelusuri keterangan warga yang menyebut Puskesmas Kecamatan Jatinegara menolak menangani bayi yang ditemukan di aliran Kali Ciliwung.
Sementara itu Kepala Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Dara Pahlarini, mengatakan pihaknya tidak menolak penanganan medis bayi yang dibawa warga dan anggota Polres.
Dini hari itu pihaknya hanya menyarankan agar korban yang ditemukan dalam kondisi terluka dan kedinginan dibawa ke RS Polri.
"Sebenarnya bukan menolak, tapi kami mencoba mengarahkan langsung dilakukan pemeriksaan oleh pihak kesehatan kepolisian," ujar Dara.
Ia beralasan karena saat ditemukan kondisi korban tidak baik dan menyangkut kasus pidana, sehingga diminta untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan milik Polri.
Puskesmas Kecamatan Jatinegara sebagai fasilitas kesehatan di bawah naungan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta memiliki batas kewenangan untuk bertindak.
"Bayi ditemukan dalam kondisi tidak baik, khawatir ada kaitan masalah kriminal. Kami harus menjelaskan secara medis dan terkait dengan batas kewenangan kami di puskesmas," ujar Dara.
Dokter Umum Penanggung Jawab (PJ) Ruang Bersalin Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Riki menuturkan pihaknya tidak bisa menangani bayi karena ada unsur kriminal.
Petugas Puskesmas Kecamatan Jatinegara yang saat kejadian bertugas sudah menyarankan agar korban dibawa ke RS milik Polri dengan fasilitas lengkap.
"Dilihat ada kemungkinan kriminal, maka dari petugas memberikan opsi arahan untuk ke RS fasilitas lengkap. Sekaligus yang bisa melakukan penanganan kemungkinan ke arah kriminal," tutur Riki.
Sekalipun saat kejadian korban datang didampingi anggota Polres Metro Jakarta Timur, Riki menyatakan penanganan medis untuk kasus terkait kriminal tetap diarahkan ke RS milik Polri.
"Kalau untuk kasus curiga kriminal dan kejadian awal di luar Puskesmas, Diarahkan ke RS kepolisian. Karena curiga kriminal itu tadi," lanjut dia.