LRT Jabodebek Disebut Salah Konsep hingga Berpotensi Rugikan Negara
Proyek LRT Jabodebek dinilai tidak efektif dan efisien sehingga kurang bermanfaat bagi masyarakat dan berpotensi merugikan keuangan negara.
“Apabila di jalur LRT itu dibangun KA komuter berbasis rel, investasinya akan jauh lebih murah dan kapasitas angkutnya lebih besar, sekaligus insfastruktrur relnya bisa digunakan untuk kereta logistik,” ujar BHS.
Menurut dia, pemerintah bisa membangun sejenis KLR Jabodetabek yang mempunyai kapasitas seperti yang ada saat ini, yaitu 1,5 juta penumpang per hari dengan biaya investasi sekitar Rp6 triliun.

Dengan rincian jaringan rel ganda (double track) sepanjang 44,3 km senilai Rp3 triliun karena per kilometer kereta biayanya Rp30 miliar dan 100 rangkaian kereta per train set senilai Rp3 triliun karena per rangkaian kereta biayanya Rp30 miliar.
Anggota DPR periode 2014-2019 ini mengatakan pemerintah tidak belajar dari kegagalan proyek LRT Palembang yang menghabiskan biaya Rp10,9 triliun tetapi sampai sekarang sepi penumpang.
Hingga kini, dia menyebut LRT Palembang masih disubsidi Rp119 miliar per tahun.
“Akibat kesalahan pemerintah membangun LRT tanpa studi kelayakan yang benar, subsidi LRT Palembang dan Jabodebek nantinya diperkirakan harus ditanggung oleh seluruh rakyat Indonesia melalui APBN. Mana peran litbang pemerintah, BRIN harus mengkaji ulang konsep LRT itu. Jangan sampai rakyat yang menanggung bebannya dalam jangka panjang karena proyek LRT gagal dan rugi besar,” tegas BHS.