Idul Adha

Idul Adha 2022 Segera Tiba, Puasa Arafah atau Puasa Qadha yang Harus Diutamakan?

Sebentar lagi Idul Adha, mana yang harus didahulukan? Puasa Arafah atau Puasa Qadha? Simak penjelasannya.

Editor: Muji Lestari
Freepik
Ilustrasi puasa 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sebentar lagi Idul Adha, mana yang harus didahulukan? Puasa Arafah atau Puasa Qadha? Simak penjelasannya.

Jelang Idul Adha, umat muslim biasanya melaksanakan Puasa Arafah.

Puasa Arafah dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah atau bertepatan dengan 8 Juli 2022.

Namun, bagaimana jika hendak melakukan Puasa Arafah tapi masih ada utang Puasa Ramadan yang harus dibayar?

Baca juga: 4 Keutamaan Berkurban di Hari Raya Idul Adha, Ini Waktu Terbaik Menyembelih Hewan Kurban

Mana yang harus didahulukan, Puasa Arafah atau Puasa Qadha Ramadan?

Ustaz Adi Hidayat mengatakan, ada baiknya mengutamakan yang wajib lebih dulu.

"Sebab Qadha itu sifatnya wajib ditunaikan, hanya kewajibannya luas terbentang, terbentang dari paska Ramadan sampai masuk lagi akhir Syaban menjelang ke Ramadan yang kalau ada di tengah tengahnya hari tertentu gak boleh puasa, di situ saja gak boleh puasa, seperti Idul Adha, kemudian yang lainnya terbentang sampai masuk akhir Syaban," papar Ustaz Adi Hidayat.

Namun demikian, Ustaz Adi Hidayat tak menampik jika ada ulama yang berpendapat bahwa tidak ada salahnya jika ingin Puasa Arafah walau masih memiliki utang puasa.

Baca juga: Jelang Idul Adha 2022, Simak Doa dan Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban

"Ada yang berpendapat karena luas terbentang ya gak apa apa, kalau mau menunaikan puasa sunah yang jatuh waktunya hari tertentu saja seperti Puasa Arafah ya niatnya Puasa Arafah dulu saja kan nanti hari selanjutnya masih ada hari panjang untuk menggantinya, ada yang berpendapat demikian di kalangan ulama," jelas Ustaz Adu Hidayat.

Secara pribadi, Ustaz Adi Hidayat lebih cenderung mengutamakan yang wajib lebih dulu.

"Kita melihat ada bentangan kesempatan puasa, betul, tapi kan kematian gak bisa ditentukan kalau kita niatkan yang wajib tapi punya keinginan kuat untuk kerjakan Arafah dan tak mampu mengerjakan karena alasan tertentu yang dibenarkan secara syar'i, itu bisa berpeluang mendapatkan pahala juga dari Puasa Arafah walaupun niat kita untuk yang syiam Ramadannya sebagai Qadha," terangnya.

Lalu apa dalilnya?

"Jika seorang hamba sakit atau ada seperti orang sakit atau gak mampu amalan rutin yang biasa dikerjakan (Puasa Ramadan) karena kondisi tertentu, terus pas bagian Qadhanya masuk waktu Arafah, padahal dia rutin Arafah di waktu sebelumya, karena gak bisa dikerjakan karena mengQadha Puasa Ramadan maka Arafahnya pun tetap dapat bagian sepanjang ada keinginan kuat untuk mengerjakan tapi harus melakukan amalan lebih utama," ungkap Ustaz Adi Hidayat.

Untuk lebih lengkapna simak video berikut:

Keutamaan Puasa Sunah di Bulan Dzulhijjah

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved