DPRD Kota Tangerang Soroti Banyaknya Kasus Remaja Tewas Hadang Truk: Peran Keluarga Paling Penting
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang mulai menyoroti banyaknya kasus anak-anak yang melakukan BM berujung tewas.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang mulai menyoroti banyaknya kasus anak-anak yang melakukan BM berujung tewas.
Ketua DPRD Kota Tangerang Gatot Wibowo mengatakan, seluruh pihak seperti pemerintah daerah dan orang tua seharusnya ikut melakukan pengawasan.
Karena belakangan ini banyak remaja mencegat truk yang belakangan ini marak hingga berujung maut.
Menurut Gatot, maraknya fenomena mencegat truk dengan alasan kepentingan konten, lantaran telah terjadinya pergeseran moral pada era 4.0.
"Sehingga mendorong anak dan remaja yang cenderung masih labil ingin viral di media sosial," jelas Gatot saat dihubungi, Jumat (10/6/2022).
Baca juga: Terjadi Lagi Demi Konten Berhentikan Truk, Remaja 14 Tahun di Tangerang Tewas Tergilas
Gatot mengatakan, peran keluarga terutama dari orang tua sangat berperan dalam mengawasi aktivitas anak dan remaja untuk tidak melakukan kegiatan negatif.
"Perlu pengawasan yang kuat dari orang tua karena pendidikan yang paling kuat itu kuat dari keluarga," kata Gatot.
Ia meminta instansi terkait seperti Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan Olahraga, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata perlu memberikan ruang aktualisasi kepada para anak dan remaja.
"Misalkan kegiatan pertandingan olahraga antar anak sekolah, ada tampilan seni budaya antar anak sekolah," kata Politisi PDIP tersebut.
Selain itu, instansi Satpol PP dan Dinas Perhubungan juga harus melakukan fungsi kontrolnya dalam mengawasi remaja ketika berada di lapangan.
Seperti saat nongkrong, pulang sekolah, dan juga jam-jam di luar sekolah.
"Jadi, perlu tindak pencegahan dari Dishub atau Satpol PP, sifatnya jangan hanya musiman, harus berkesinambungan karena harus ada pengawasan yang kuat," jelasnya.
Gatot menambahkan, para anak dan remaja sangat perlu mengenyam pendidikan agama sesuai ajaran dan keyakinannya serta pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan, yang tentunya diharapkan bisa mendorong ke arah yang positif.
"Sebenarnya semangat dasar orang Indonesia kan gotong royong, saling menghormati, tidak saling merugikan, ini kan mulai berkurang. Makanya pemerintah harus melakukan pendidikan edukasi kepada siswa siswi," tuntas Gatot.