Sisi Lain Metropolitan
Cerita Rumah Warga Miskin Menteng Disambangi DPRD: Tak Diberi Bantuan, Cuma Ditempel Stiker Doang
Ia hidup serba pas-pasan dan mengandalkan bantuan dari tetangga sekitar. Sebab, Ta'ang sudah tak lagi produktif di usianya yang hampir kepala tujuh.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Acos Abdul Qodir
Dalam dapur itu, aneka barang seabrek-abrek ditumpuk tak beraturan.Terlihat sebuah kompor gas yang berdebu diletakkan di sudut dapur.
Ada Lansia tak bisa jalan

Muslim hanya bisa duduk selonjoran di ruang tamu beralaskan tikar. Dia tak bisa jalan lantaran menderita luka serius di tempurung kaki kirinya.
Terlihat lukanya masih menganga dan malah memburuk. Kata Muslim, luka itu tak kunjung sembuh.
"Saya tak bisa jalan. Sehari-hari duduk di sini aja. Kalau kencing pun di sini juga disediakan kotak. Nanti ada yang buang," cerita Muslim.
Bisa saja sewaktu-waktu dinding yang sudah miring itu menimpa tubuh rentanya.
Terbentur biaya
Boro-boro betulkan rumah, untuk makan saja keluarga ini sulit.
Mereka pun mengalami kesulitan pangan karena tidak memiliki penghasilan yang menentu.
Tak jarang mereka bingung mau makan apa setiap hari.
Lauk seperti ikan, daging dan ayam jarang dirasakan lidah mereka. Kendati demikian, itu sudah disyukuri mereka sekeluarga.
Baca juga: Suara Penghuni Rumah Berusia Ratusan Tahun di Senen: Diduga Sudah Berdiri Sejak Tahun 1800-an
Ketua RT setempat, Misnan Ali dan tetangga kerap memberikan bantuan makanan kepada warganya itu.
"Ya seadanya saja, nasi tahu tempe dan sayur. Paling tambah sambel," ceritanya.
Saat pandemi Covid-19 menggulung Ibukota kemarin, Ta'ang mengandalkan bantuan sembako dari pemerintah.
Namun, saat ini bantuan itu tak lagi diterimanya.