Makaila Haifa dengan Mishka Project Hadir untuk Aktualisasi Pengungsi Perempuan di Indonesia

Melalui Mishka Project, para perempuan pengungsi diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan khususnya di bidang fashion agar tetap bisa berdaya.

Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Acos Abdul Qodir
TribunJakarta.com/Pebby Adhe Liana
Trunk Show koleksi busana dari Makaila Haifa diperagakan oleh para pengungsi perempuan dan pencari suaka di Indonesia, dalam peringatan Hari Pengungsi Sedunia di Hotel The Westin, Jakarta Selatan, Senin (20/6/2022). 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Brand modest fashion lokal Makaila Haifa menggandeng UNHCR menggelar sejumlah kegiatan dalam rangka Hari Pengungsi Sedunia yang jatuh pada 20 Juni.

Melalui Mishka Project, para perempuan pengungsi di Indonesia dari berbagai negara diberi kesempatan mengikuti sejumlah pelatihan khususnya di bidang fashion show agar tetap bisa berdaya.

Para pengungsi perempuan itu dilatih mulai workshop modelling, fotografer hingga hair styling.

Sejumlah kegiatan Mishka Project itu bertajuk World Refugee's Day 2022 #SeekingSafety, di Hotel The Westin Jakarta, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (20/6/2022).

Berdasarkan data UNHCR, setidaknya ada sekitar 82,4 juta orang di dunia melakukan perpindahan negara secara terpaksa selama tahun 2020.

Datang dari berbagai negara konflik, memaksa mereka untuk berani meninggalkan rumah di negaranya sendiri demi mencari masa depan yang aman bagi mereka.

Per November 2021, UNHCR mencatat ada 13.175 orang yang pengungsi dan mencari suaka di Indonesia.

Baca juga: Kerap Ngatung, Kisah di Balik Suksesnya Desainer Nina Nugroho di Dunia Fashion Busana Muslim Wanita

Baca juga: Komentar Pengungsi Asal Afganistan yang Tinggal di Indonesia Soal Nasib Saudaranya Hindari Taliban

Sebanyak 74 persen di antaranya merupakan kelompok pengungsi perempuan dengan berbagai persoalan hak asasi yang cukup berat.

Seperti beberapa hak-hak dasar berupa pendidikan, akses kesehatan, hingga pekerjaan, masih belum bisa didapatkan oleh para pengungsi tersebut.

Pendiri brand Makaila Haifa, Ling Hidah, mengatakan banyaknya jumlah pengungsi dan pencari suaka di Indonesia dengan berbagai persoalan itu menjadi inspirasinya untuk menghadirkan program pemberdayaan bertajuk "Mishka Project".

Dengan menggandeng UNHCR, Mishka Project menjadi sebuah kegiatan non-profit dengan menyediakan ruang aktualisasi untuk memberdayakan kreativitas para perempuan pengungsi yang tinggal di Indonesia.

"Ada sekitar 13 ribu lebih pengungsi di Indonesia, dan kebanyakan perempuan. Mereka itu sebenarnya sangat berdaya, mereka punya banyak bakat yang bisa diasah. Mereka bilang sama saya, kalau mereka juga di sini hopeless karena sudah terlalu lama menunggu. Saya pikir itu hal yang sangat kompleks yang kita harus aware," kata Hidah.

Menurut Hidah, banyak pengungsi perempuan itu mengandalkan bantuan yang sangat terbatas selama berada di Indonesia.

Banyak dari mereka, juga kerap merasa tak berdaya lantaran hanya hidup di tengah rasa ketidak pastian.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved