Gebrakan Bu Risma Bikin 'Tongkat Sakti' Canggih untuk Penyandang Tunanetra, Punya Fitur Kekinian
Risma membuat sejumlah gebrakan membuat tongkat sakti untuk tunanetra. Bantuan alat penyandang disabilitas ini memiliki fitur kekinian.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Septiana
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, RAWALUMBU - Tri Rismaharini atau biasa disapa Risma membuat sejumlah gebrakan selama menjabat sebagai Menteri Sosial (Mensos), mulai dari kebijakan skala besar hingga ngide bikin tongkat sakti untuk tunanetra.
Dijumpai di acara ibadah inklusi di Gereja HKBP Maranatha, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Senin (28/6/2022) malam.
Risma menyalurkan bantuan alat untuk jemaat gereja penyandang disabilitas, termasuk memberikan tongkat canggih untuk penyandang tunanetra.
Dia bercerita, tongkat netra ini memiliki fitur kekinian.
Terdapat sensor api, air, gas beracun hingga GPS yang dapat membantu saudara-saudara penyandang buta.
Baca juga: Mensos Risma Salurkan Bantuan Alat Bantu Disabilitas Jemaat Gereja di Bekasi
"Sekarang teknologinya sudah maju, bisa juga digunakan GPS, jadi kalau mereka ada kesasar di suatu tempat, kita bisa temukan, mereka ada di mana," kata Risma di Bekasi.
Selain itu, fitur lampu yang dapat menyala di malam hari dapat membatu penyandang tunanetra berjalan di tengah gelap tanpa khawatir ditabrak.

Tongkat ini lanjut Risma, dibekali daya baterai yang dapat diisi ulang.
Canggihnya lagi, pengisian daya juga dapat dilakukan melalui tenaga surya.

"Bisa dengan listrik tapi bisa juga dengan solar cell, sehingga saat mereka gunakan di luar, maka tongkat ini juga menyerap energi listrik tidak penuh digunakan 100 persen," ujar Risma.
Ide awal tongkat netra berteknologi canggih ini sudah dia cetuskan sejak menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.
Saat itu, ia melihat warganya penyandang tunanetra mendapat pengalaman pahit saat menghadapi banjir.

Ia kesulitan berjalan, bahkan sempat terjeblos ke dalam genangan ketika tidak mengetahui di depannya sedang terjadi banjir.
"Nah karena dia tidak bisa melihat kalau terjadi air, kemudian dia tenggelam, nah karena itu saya mempunyai ide, jadi berawal ide begitu, tapi saya sangat bersyukur staff di Kemensos bisa menerjemahkan apa yang saya inginkan," tegas dia.