Cerita Jenderal TNI Lulusan Terbaik: Lihai Piloti Pesawat Tempur, Skillnya Runtuh Saat Nyetir Mobil
Lihai menjadi pilot pesawat tempur tak menjamin Marsma Wastum lihai mengendarai mobil.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Lihai menjadi pilot pesawat tempur tak menjamin perwira TNI dirinya lihai mengendarai mobil.
Cerita lucu itu dialami oleh Marsma TNI Wastum.
Dilansir dari Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, Marsma Wastum yang kini menjabat Komandan Komando Sektor III Koopsud III menceritakan perjuangannya dari mulai remaja sampai lulus menjadi taruna terbaik Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1996.
Wastum bercerita dirinya berasal dari keluarga sederhana yang tinggal di desa terpencil.
Tepatnya di Desa Ujung Gebang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Baca juga: 5 Tahun Lalu Mabuk Tiap Malam, Siapa Sangka Nasib Pria Ini Sekarang Jadi Taruna Akmil
Sampai dirinya menjadi taruna AAU, desa tempat tinggal Wastum belum bisa dialiri listrik.
"Itu desa sangat terpencil dapat listrik pas sudah lulus sebagai penerbang.
Jaraknya 2 km dari jalan raya sehingga menuju desa saya, listrik gabisa masuk," cerita Wastum sebagaimana dilansir TribunJakarta.com dari Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, Jumat (8/7/2022).

Cerita jadi mau TNI
Wastum mengatakan, keinginan menjadi seorang TNI sudah ada sejak dirinya masih kecil.
"Bagi orang kampung tentara itu sosok idaman.
Saya gatau mau jadi tentara apa, tapi yang kita lihat di kampung itu TNI AD.
Yang saya lihat itu Babinsa.
Danramil ketemu kalau 17-an di samping pak camat," cerita Wastum.
Baca juga: Jalan Hidup Anak Tukang Pijat di TNI: Awalnya Gagal Tes Bintara, Kini Sukses Diterima Taruna Akmil
Berbekal kecerdasan yang dimiliki serta ditopang fisik yang kuat, Wastum memulai pendidikannya di Sekolah Taruna Nusantara.
Dia kemudian melanjutkan daftar ke Akademi Militer lantaran ingin menjadi seorang prajurit TNI Angkatan Darat.
Namun takdir berkata lain. Berdasarkan hasil seleksi, Wastum dinyatakan lebih layak bergabung dengan TNI Angkatan Udara hingga akhirnya dia diterima di Akademi Angkatan Udara (AAU).
Pernah langgar aturan taruna

Wastum menuturkan, dirinya sempat melanggar aturan taruna ketika dirinya diberi kesempatan pulang libur ke kampung halaman.
Hal itu terpaksa dilakukan Wastum demi membantu ayahnya menjadi buruh tani.
"Sebenarnya taruna kalau pulang itu kan gaboleh pakai baju sipil tapi itu saya langgar karena ga mungkin saya di rumah, bapak saya ke sawsah saya ga bantuin, saya anak cowok satu-satunya," jelas Wastum.
Hingga ada cerita lucu saat Wastum berstatus taruna senior.
Kala itu, dia melarang adik tingkatnya untuk mendatangi rumahnya.
Sebab, Wastum selama di rumah melepaskan seragam taruna demi membantu ayahnya menyangkul di sawah.
Baca juga: Jenderal Andika Tak Main-main Soal Seleksi Perwira Karir TNI: Kalau Gagal, Ya Sudah
Suatu ketika beberapa junior Wastum datang tanpa sepengetahuannya.
Wastum yang masih menenteng cangkul sampai tak enak hati kala melihat para juniornya itu memberi hormat padanya.
"Saya bilang udah-udah jangan hormat, ini saya lagi pegang cangkul," kata Wastum.
Jadi penerbang kebanggaan TNI AU

Setelah lulus dari AAU berstatus peraih Adhi Makayasa atau lulusan terbaik, Wastum sebenarnya ingin menjadi prajurit Paskhas.
Namun lagi-lagi takdir menuntunnya menjadi seorang penerbang.
Tak main-main, Wastum dipercaya memiloti pesawat tempur F16 yang pada masanya merupakan pesawat paling canggih milik TNI AU.
"Saya maunya penerbang helikopter gamau tempur karena tangan saya kasar biasa nyangkul bantu bapak saya di sawah," kata Wastum menceritakan masa awal karirnya di TNI AU.
"Jadi penerbang F16 itu yang tertinggi sebelum ada Sukhoi.
Ga semua orang bisa bawa F16," kata Wastum.
Baca juga: Viral Video Perwira TNI Keturunan Nabi Sarankan Pendakwah Tak Egois: Utamakan Persatuan
Salah satu prestasi paling diingat Wastum saat menjadi pilot F16 adalah ketika dia ditunjuk mengucapkan Dirgahayu HUT RI dari udara di atas Istana Negara pada tahun 2014 silam.
Waktu itu Wastum masih berpangkat Letnan Kolonel.
Dipaksa nyetir mobil
Meski sudah lihai memiloti pesawat tempur F16 selulusnya dari AAU pada tahun 1996, rupanya kala itu Wastum belum bisa mengendarai mobil.

Ada momen kocak yang membuatnya akhirnya memberanikan mengemudi mobil.
Saat itu, komandan Wastum memintanya langsung menyopiri dia.
Lantaran itu adalah perintah dari atasnnya, mau tak mau Wastum mengendarai mobil itu.
"Setelah terbang saya disuruh nyetir sama komandan.
Belum bisa tapi karena disuruh komandan akhirnya belajar," kata Wastum.
Lantaran baru pertama kali duduk di kemudi sopir, mobil yang dikendarai Wastum sampai melompat karena dia membuka kopling tanpa perlahan.
Padahal di mobil itu ada komandan Wastum.
Namun skill Wastum yang begitu lihai mengendarai pesawat tempur F16 langsung hilang ketika dia diminta menyetir mobil.
"Jadi saya belajar nyopir setelah saya sudah mahir terbang F16," tutur Wastum.