Idul Adha
Dilanda PMK, Jumlah Hewan Kurban di Kota Tangerang Justru Meningkat Dibanding Tahun 2021
Jumlah hewan kurban yang dipotong di Kota Tangerang pada tahun 2022 ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2021.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Wahyu Septiana
"Melakukan pemeriksaan hewan kurban sebelum dan sesudah penyembelihan. Pemeriksaan hewan kurban secara antemortem dan postmortem," ungkap Abduh Surahman, Kepala DKP saat dihubungi.
Menurutnya, pemeriksan antemortem lebih kepada fisik hewan kurban serta bebas PMK.
Sedangkan tindakan postmortem dengan memeriksa seluruh bagian tubuh usai penyembelihan.
Yakni memeriksa bagian jeroan, hati, paru hingga jantung.
"Memastikan hati, paru hingga jantung hewan kurban bebas dari cacing. Jika ditemukan cacing hati, dipastikan harus dibuang atau disarankan untuk tidak dikonsumsi," tegasnya.
Lalu, khusus hewan kurban yang terindikasi PMK ringan atau sudah waktunya sembuh, petugas akan lebih teliti untuk memeriksa bagian mulut dan kaki.
"Di sini, ketidaklayakan konsumsi tersebut petugas yang diturunkan harus memastikan bagian-bagian tersebut dibuang ke lubang yang telah disediakan. Sehingga yang diterima, diolah dan dikonsumsi oleh masyarakat dalam kondisi aman dan layak," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Iduladha Masjid Raya Al Azhom, Zuhri menyatakan, tahun ini Masjid Raya Al Azhom menerima 15 ekor sapi dan 12 ekor kambing.
Menurunkan 50 petugas terlatih dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) untuk melaksanakan penyembelihan hewan kurban dengan standar panduan bebas Penyakit Mulut dan Kulu (PMK).
Baca juga: Tak Hanya Wabah PMK, Ini Penyebab Jumlah Hewan Kurban di Kramat Jati Menurun
"Panita sudah berkolaborasi dengan DKP sejak tiga hari sebelum pelaksanaan penyembelihan. DKP memeriksa kesehatan seluruh hewan yang masuk, untuk memastikan bebas PMK atau tidak," jelas Zuhri.
Ia menjelaskan, penyembelihan berlangsung di ruang terbuka dan luas, dengan aliran air bersih yang kencang, dan aliran pembersihan darah ke selokan yang tidak mencemari lingkungan.
Bahkan, panitia pun telah membuat lubang khusus untuk membuang jeroan dan bagian tubuh lainnya yang tidak layak konsumsi untuk dikubur.
"Sepanjang pelaksanaan penyembelihan hewan kurban, panitia juga didampingi dokter hewan dari DKP untuk memeriksa mana bagian yang aman atau tidak di konsumsi. Sehingga, insya Allah semua daging yang dibagian dalam kondisi aman layak dikonsumsi dan berkah untuk semua umat," kata Zuhri.