Ditemukan Penyakit pada Puluhan Hewan Kurban yang Disembelih di Tangsel: Cacing Hati hingga Abses

Petugas menemukan puluhan hewan kurban yang disembelih di Tangsel memiliki penyakit dari cacing hati hingga abses.

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Kolase Foto Tribun Jakarta
Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang menerjunkan 289 petugas, untuk memantau pemotongan hewan kurban, pada Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah, Minggu (10/7/2022). Sementara di Tangsel, puluhan hewan lurban yang disembelih ternyata mengandung penyakit cacing hati hingga abses. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Sejumlah hewan kurban yang dipotong di Tangerang Selataan (Tangsel) pada pelaksanaan Iduladha 1443 H ternyata terjangkit sejumlah penyakit.

Kendati demikian, seluruh hewan terjangkit penyakit tersebut dinyatakan aman dan layak konsumsi.

Kepala Seksie Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DKP3) Tangsel, Sandra Larasati mengungkapkan, daging dari hewan yang ditemukan penyakit tersebut masih layak konsumsi.

Tentu saja apa bila diolah secara benar dan matang.

"Dagingnya masih bisa dikonsumsi, yang terpenting itu segera dimasak dagingnya jangan langsung dan lama ditaruh di freezer," kata Sandra ketika dikonfirmasi, Senin (11/7/2022).

Baca juga: Dilanda PMK, Jumlah Hewan Kurban di Kota Tangerang Justru Meningkat Dibanding Tahun 2021

Menurutnya, pendataan yang dilakukan pada pertama penyembelihan hewan kurban, ada 234 lokasi penyembelihan hewan kurban di Tangerang Selatan.

"Terdiri dari 1.419 sapi, 3.623 kambing, 983 domba dan tiga kerbau," sambung Sandra.

Dari data itu, ada 45 sapi dan dua kambing ditemukan terdapat cacing hati yang diketahui usai penyembelihan.

"Kemudian ada juga hewan kurban yang mengalami peradangan paru-paru sebanyak tujuh ekor sapi dan satu ekor domba," jelas Sandra.

Tidak berhenti di situ, ada juga satu kambing mengalami abses.

Tapi sekali lagi Sandra menegaskan kalau semuanya masih layak konsumsi.

"Hanya bagian-bagian itu yang terjangkit yang harus dibuang," pungkasnya.

Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang menerjunkan 289 petugas, untuk memantau pemotongan hewan kurban, pada Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah, Minggu (10/7/2022).
Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang menerjunkan 289 petugas, untuk memantau pemotongan hewan kurban, pada Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah, Minggu (10/7/2022). (Kolase Foto Tribun Jakarta)

Sementara di Kota Tangerang, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) setempat menerjunkan 289 petugas, untuk memantau pemotongan hewan kurban, pada Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah, Minggu (10/7/2022).

Diketahui, petugas dikerahkan ke seluruh masjid yang menggelar pemotongan hewan kurban di 104 kelurahan se-Kota Tangerang.

Sebanyak 289 petugas yang diturunkan terdiri dari tujuh dokter hewan, dua paramedis beteriner, 11 penyuluh, 10 dokter hewan PDHI, 51 pegawai DKP dan 208 satgas hewan kurban.

"Melakukan pemeriksaan hewan kurban sebelum dan sesudah penyembelihan. Pemeriksaan hewan kurban secara antemortem dan postmortem," ungkap Abduh Surahman, Kepala DKP saat dihubungi.

Menurutnya, pemeriksan antemortem lebih kepada fisik hewan kurban serta bebas PMK.

Sedangkan tindakan postmortem dengan memeriksa seluruh bagian tubuh usai penyembelihan.

Yakni memeriksa bagian jeroan, hati, paru hingga jantung.

"Memastikan hati, paru hingga jantung hewan kurban bebas dari cacing. Jika ditemukan cacing hati, dipastikan harus dibuang atau disarankan untuk tidak dikonsumsi," tegasnya.

Baca juga: Pemkot Depok Catat 10.526 Hewan Kurban Disembelih Saat Idul Adha 1443 H, Nominalnya Capai Rp 92,7 M

Lalu, khusus hewan kurban yang terindikasi PMK ringan atau sudah waktunya sembuh, petugas akan lebih teliti untuk memeriksa bagian mulut dan kaki.

"Di sini, ketidaklayakan konsumsi tersebut petugas yang diturunkan harus memastikan bagian-bagian tersebut dibuang ke lubang yang telah disediakan. Sehingga yang diterima, diolah dan dikonsumsi oleh masyarakat dalam kondisi aman dan layak," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Iduladha Masjid Raya Al Azhom, Zuhri menyatakan, tahun ini Masjid Raya Al Azhom menerima 15 ekor sapi dan 12 ekor kambing.

Menurunkan 50 petugas terlatih dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) untuk melaksanakan penyembelihan hewan kurban dengan standar panduan bebas Penyakit Mulut dan Kulu (PMK).

"Panita sudah berkolaborasi dengan DKP sejak tiga hari sebelum pelaksanaan penyembelihan. DKP memeriksa kesehatan seluruh hewan yang masuk, untuk memastikan bebas PMK atau tidak," jelas Zuhri.

Ia menjelaskan, penyembelihan berlangsung di ruang terbuka dan luas, dengan aliran air bersih yang kencang, dan aliran pembersihan darah ke selokan yang tidak mencemari lingkungan.

Bahkan, panitia pun telah membuat lubang khusus untuk membuang jeroan dan bagian tubuh lainnya yang tidak layak konsumsi untuk dikubur.

"Sepanjang pelaksanaan penyembelihan hewan kurban, panitia juga didampingi dokter hewan dari DKP untuk memeriksa mana bagian yang aman atau tidak di konsumsi. Sehingga, insya Allah semua daging yang dibagian dalam kondisi aman layak dikonsumsi dan berkah untuk semua umat," kata Zuhri.

Sorak-sorai gembira warga Kota Tangerang menyambut Hari Raya Iduladha 1443 H.

Hal tersebut terlihat jelas di Masjid Raya Al Azhom dimana, sejak pandemi Covid-19 masjid raya tersebut tidak melaksanakan salat Id.

Namun, pada tahun 2022 ini Masjid Raya Al-Azhom akhirnya melaksanakan Salat Iduladha sekaligus pemotongan hewan kurban.

Banyak warga Kota Tangerang pun yang antusias melaksanakan ibadah di sana sembari menunggu pemotongan hewan kurban.

Baca juga: Dilanda PMK, Jumlah Hewan Kurban di Kota Tangerang Justru Meningkat Dibanding Tahun 2021

Seperti yang diutarakan oleh Adul (36) warga Kecamatan Neglasari yang jauh-jauh datang ke Masjid Al-Azhom bersama keluarganya untuk melaksanakan Salat Id.

"Sama anak sama istri, sengaja tadi datang jam setengah 6 soalnya takut ramai. Sekarang kan baru pertama sejak pandemi Covid-19," kata Adul kepada TribunJakarta.com, Minggu (10/7/2022).

Selepas salat dirinya berserta keluarga pun tidak langsung angkat kaki dari masjid.

Melainkan ingin menyaksikan pemotongan hewan kurban yang dilakukan di halaman belakang Masjid Al-Azhom.

"Sambil menunggu antrean juga untuk dapat daging, sekalian jalan-jalan juga anak pingin liat sapi dari Wali Kota Tangerang," ucap Agus.

Senada, Arum (27) warga Kecamatan Cipondoh ini mengaku sudah rindu akan masa-masa beribadah Salat Id di Masjid Raya Al-Azhom.

Terutama saat Hari Raya Iduladha 1443 H karena ada pemotongan hewan kurban.

"Ini ramean sama keluarga, terutama adik saya sih pingin banget liat sapi-sapi. Waktu 2 tahun ini kan di rumah doang salatnya," ujar Arum.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved