Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Mengenal Korps Brimob, Satuan Bharada E: Andalan Polri dalam Penyanderaan dan Jago Dalam Melumpuhkan
Pada kasus penembakan Brigadir J, sosok penembaknya adalah Bharada E yang berasal dari Resimen Pelopor Korps Brimob Polri.
Kombes Budhi mengatakan, hingga kini Bharada E masih berstatus sebagai saksi.
"Perlu kami sampaikan bahwa yang bersangkutan sebagau saksi," kata Budhi.
Mengenal Korps Brimob
Soal kemampuan menembak Bharada E hingga mampu 100 persen tepat ke target rupanya merupakan kemampuan yang diasah di satuannya.
Sebagai Prajurit Brimob, meskipun berpangkat rendah, kemampuannya didesain untuk menangani kejahatan tingkat tinggi.
Brimob atau Brigade Mobile lahir pada tanggal 14 November 1946, dan banyak berkontribusi kepada bangsa dalam menjaga keamanan dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Brimob Polri Berpusat di Korbrimob Polri Kelapadua Depok, yang membawahi Pasukan Gegana, Pasukan Pelopor, Satuan Intelijen dan Reseimen IV Demlat.

Sedangkan untuk di kewilayahan Brimob menjadi satuan pelaksana pembantu pimpinan pada tingkat kewilayahan yang berkedudukan di bawah Kapolda dan dalam bidang pembinaan teknis dibawah Dankorbrimob Polri.
Berdasarkan penjelasan di korbrimob.polri.go.id, para anggota Brimob memiliki peran melakukan manuver secara individu maupun kelompok.
Kemampuan yang dimiliki adalah daya gerak, daya tembak dan daya sergap untuk membatasi ruang gerak, melumpuhkan, menangkap para pelaku kejahatan berintensitas tinggi.
Dengan kemampuan melumpuhkan itu, para anggota Brimob menjadi andalan Polri dalam hal kejahatan penyanderaan hingga terorisme.
Brimob juga selalu waspada dengan adanya kelompok-kelompok yang berusaha merubah tatanan dan dasar negara Indonesia sehingga akan mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat.
Brimob selalu diterjunkan dalam pengamanan aksi massa demi mengantisipasi kemungkinan terjadinya keributan atau aksi anarkis.
Dalam bertugas, para pasukan berseragam hitam itu memiliki moto , “Sekali melangkah pantang menyerah sekali tampil harus berhasil” dengan tetap memegang teguh motto pengabdian, “Jiwa ragaku demi kemanusiaan “ sesuai koridor hukum dan peraturan yang ada.