Kecelakaan Maut di Cibubur
RS Polri Gunakan Metode DVI untuk Identifikasi Jenazah Korban Kecelakaan Maut di Cibubur
RS Polri Kramat Jati mengggunakan metode DVI untuk mengindentifikasi korban kecelakaan maut di Jalan Raya Alternatif Cibubur, Bekasi.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Jenazah korban kecelakaan maut melibatkan truk tangki Pertamina di Jalan Raya Alternatif Cibubur, Kota Bekasi diidentifikasi di RS Polri Kramat Jati.
Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Arif Wahyono mengatakan identifikasi jenazah para korban akan dilakukan menggunakan metode Disaster Victim Identification (DVI).
"Iya memang semua identifikasi di sini kita pakai metode DVI, semuanya (kasus)," kata Arif di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (18/7/2022).
Metode ini kerap digunakan untuk mengidentifikasi korban kasus kecelakaan bencana alam yang merenggut banyak korban, caranya dengan menggunakan data pembanding medis.
Lantaran dilakukan secara DVI, tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati mengimbau pihak keluarga korban datang membawa data pembanding antemortem (sebelum kematian) untuk identifikasi.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Cibubur : Dugaan Rem Blong Hingga Kontur Tanah Menurun dan Berujung Lampu Merah
"Mungkin dari mereka (keluarga) juga kita perlu sidik jari dan segala macam, jadi tak usah repot lagi. Jadi keluarga sudah di sini, penyidiknya di sini, kita bisa periksa sidik jari," ujar Arif.
Data sidik jari semasa korban hidup pada KTP, SIM yang nantinya akan dicocokkan dengan data sirik jari postmortem yang diambil dari jenazah korban hingga akhirnya dinyatakan teridentifikasi.
Baca juga: Evakuasi Truk Pertamina di Kecelakaan Maut Cibubur Tunggu Truk Pengganti : Bahan Bakar Dipindahkan
Namun Arif menuturkan hingga kini pihaknya belum membuka posko antemortem bagi pihak keluarga untuk menyerahkan data pembanding, hanya membuka rumah duka.
"Kalau ada kelurga yang merasa kehilangan, monggo segera ke RS Polri mumpung jenazahnya, mohon maaf, belum dalam keadaan membusuk," tuturnya.
Sebagai informasi, metode DVI kerap digunakan dalam kasus kecelakaan, bencana alam dengan jumlah korban banyak yang dilakukan dengan cara membandingkan data medis.
Fase pertama dalam identifikasi merupakan lokasi kejadian di mana anggota Tim DVI memilah jenazah, properti atau barang pribadi korban untuk dibawa ke Posko Postmortem.

Fase dua Postmortem, di tahap ini Tim DVI mengambil data primer pembanding identifikasi meliputi sidik jari, sampel DNA, peta gigi dan data sekunder lewat pemeriksaan ciri khusus korban.
Fase tiga merupakan Antemortem, di mana Tim DVI mengumpulkan data primer sebelum kematian korban meliputi sampel DNA dari keluarga inti, rekam medis pemeriksaan gigi korban.
Lalu sidik jari korban yang didapat dari dokumen administrasi kependudukan seperti e-KTP, dan data sekunder meliputi barang pribadi terakhir dikenakan korban dan ciri khusus seperti tato.
