Nasib Joni Bocah Pemanjat Tiang Bendera di NTT: Uang Bantuan Dipakai Berobat Ayah & Kini Telah Tiada

Joni mengatakan, total bantuan uang yang diterimanya saat itu Rp 75 juta. Rp 50 juta di antaranya merupakan pemberian dari pengacara kondang, Hotman

Editor: Acos Abdul Qodir
ist
Aksi Joni, bocah SMP bertubuh kecil pemanjat tiang bendera saat upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT, pada 2018, mengundang perhatian publik hingga diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara di Jakarta.  

TRIBUNJAKARTA.COM, KUPANG - Masih ingat bocah SMP bertubuh kecil pemanjat tiang bendera saat upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT, pada 2018 lalu?

Yah, video aksi heroik dan nasionalismenya saat itu sempat viral hingga sejumlah pejabat mengundang dan memberikan bantuan sejumlah uang kepada bocah bernama asli Yohanes Ande Kala tersebut.

Saat itu, Joni yang berusia 13 tahun dan masih duduk di kelas 1 di SMP Negeri Silawan memanjat tiang bendera setelah tali yang akan digunakan untuk mengikat bendera terlepas dan tersangkut di ujung tiang bendera.

Aksi heroik Joni kecil itu menuai perhatian publik. Joni bahkan diundang ke Istana Negara di Jakarta untuk bertemu Presiden Jokowi pada 20 Agustus 2018.

Baca juga: VIRAL Bendera Merah Putih Selang-seling Berkibar di Pasar Minggu, Polisi Gerak Cepat Cari Pelaku

Joni mengatakan, total bantuan uang yang diterimanya saat itu Rp 75 juta. Rp 50 juta di antaranya merupakan pemberian dari pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea.

"Ditambah dengan uang dari Pak Hotman, total uang yang saya dapat saat itu, sekitar Rp 75 juta," ungkap Joni.

Hotman Paris Hutapea mengajak Johannes Adekalla atau Joni naik di atap Lamborghini milikinya saat bertemu di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Timur, Minggu (19/8/2018). Joni merupakan bocah pemanjat tiang bendera saat HUT RI di Belu, NTT, yang aksinya viral pada 2018.
Hotman Paris Hutapea mengajak Johannes Adekalla atau Joni naik di atap Lamborghini milikinya saat bertemu di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Timur, Minggu (19/8/2018). Joni merupakan bocah pemanjat tiang bendera saat HUT RI di Belu, NTT, yang aksinya viral pada 2018. (Instagram @hotmanparisofficial)

Namun, uang tersebut kini tak tersisa karena digunakan untuk mengobati sang ayah yang sakit.

Kini sang ayah telah meninggal beberapa waktu lalu.

Ingin jadi Tentara, Joni Tingga di Asrama TNI

Kini, si Joni kecil telah berusia 17 tahun dan duduk di bangku kelas 11 SMAN 1 Atambua, Kota Atambua, Kabupaten Belu, NTT.

Setelah ayahnya meninggal, semua kebutuhan Joni dibantu oleh dua orang kakaknya yang bekerja di Malaysia dan Surabaya.

Baca juga: Kisah Suyanto, Tamatan SD Jual Es Campur Legend di Jakarta Bisa Hidupi 8 Anak: Semuanya Kuliah

Secara rutin, setiap bulan, kedua kakaknya membantu ekonomi Joni dan sang Ibu.

Sang ibu, Lorenca Gama, hanyalah ibu rumah tangga tak ada penghasilan tetap.

Yohanes Ande Kala alias Joni, saat berada di rumahnya di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Joni merupakan pemanjat tiang bendera saat HUT RI di Belu NTT pada 2018 yang viral di media sosial hingga diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara di Jakarta.
Yohanes Ande Kala alias Joni, saat berada di rumahnya di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Joni merupakan pemanjat tiang bendera saat HUT RI di Belu NTT pada 2018 yang viral di media sosial hingga diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara di Jakarta. (Dok. Pribadi)

Untuk mengurangi beban orangtuanya, Joni kini tinggal di asrama TNI Angkatan Darat Kompi Senapan B.

Selain mengurangi beban orangtua, Joni tinggal di asrama TNI agar lebih dekat dengan sekolahnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved