Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak

Ferdy Sambo Diduga Ambil CCTV, Bagaimana Data di Hape Brigadir J? Komnas HAM Pernah Bilang Ini

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan Irjen Ferdy Sambo mengambil CCTV dan lain-lain di rumah dinasnya.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
Kolase Foto Tribun Jakarta
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan Irjen Ferdy Sambo diduga mengambil CCTV di rumah dinasnya diĀ  Kompleks Polri Duren Tiga. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan Irjen Ferdy Sambo diduga mengambil CCTV di rumah dinasnya di  Kompleks Polri Duren Tiga.

Sekedar informasi rumah tersebut merupakan tempat kematian Brigadir J, pada awal Juli lalu.

Irjen Ferdy Sambo kini ditempatkan di ruang khusus Mako Brimob Kelapa Dua, Depok oleh Inspektorat Khusus (Irsus), Sabtu (6/8/2022) sore.

TONTON JUGA

Jenderal bintang dua itu melanggar kode etik dan tidak profesional dalam menjalankan olah tempat kejadian perkara (TKP) kematian Brigadir Yosua alias Brigadir J.

Ia menghambat proses penyelidikan dan penyidikan tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit.

"Dari hasil pemeriksaan Direktorat Khusus terkait menyangkut masalah peristiwa tersebut, sudah memeriksa kurang lebih 10 saksi dan beberapa bukti," tegasnya dikutip TribunJakarta dari Wartakota, Minggu (7/8/2022).

Kolase Foto Irjen Ferdy Sambo dan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
Kolase Foto Irjen Ferdy Sambo dan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo. (Kolase Foto Tribun Jakarta)

Baca juga: Bharada E Diperintah untuk Bunuh Brigadir J? Sang Pengacara Sudah Pegang Sosok yang Memerintah

Namun demikian, penempatan mantan Kadiv Humas Mabes Polri di mako Brimob bukan ditangkap dan ditahan.

Tapi hanya menjalani proses pemeriksaan di ruang khusus supaya semua berjalan dengan akuntabel.

"Harus bisa membedakan Irsus fokusnya masalah pelanggaran kode etik, timsus kerjanya proses pembuktian secara ilmiah," ucapnya.

Lalu bagaimana dengan ponsel Brigadir J?

Komnas HAM mendapatkan informasi bahwa sudah ada 15 ponsel yang dikumpulkan dalam pengusutan kasus tewasnya Brigadir J.

"Sejauh ini, tim cyber sudah mengumpulkan 15 handphone," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara, Jumat (5/8/2022).

Beka mengungkapkan bahwa 10 di antara 15 ponsel yang dikumpulkan sudah selesai diperiksa.

Sementara, 5 ponsel lainnya saat ini masih dalam proses pemeriksaan tim siber.

Babak baru pengungkapan kasus kematian Brigadir J yang merupakan ajudan Irjen Ferdy Sambo, Komnas HAM pegang foto tentang kegiatan di Magelang, Jawa Tengah.
Babak baru pengungkapan kasus kematian Brigadir J yang merupakan ajudan Irjen Ferdy Sambo, Komnas HAM pegang foto tentang kegiatan di Magelang, Jawa Tengah. (Kolase Tribun Jakarta)

Baca juga: CCTV Rumah Ferdy Sambo Turut Disinggung Kapolri, Fakta Sebenarnya Bakal Beda dengan Komnas HAM?

"Dan kemudian 10 sudah diperiksa, 5 sedang dianalisa. Jadi 10 sudah diperiksa, 5 sedang dianalisa atau diproses," kata dia.

Dari 10 ponsel tersebut, Komnas HAM mendapatkan informasi terkait temuan foto, dokumen, hingga percakapan.

Beka pun tidak menjelaskan lebih lanjut siapa saja pemilik 10 ponsel yang sudah diperiksa tersebut.

"Terus kemudian apa saja kira-kira yang tadi kita atau kami mintai keterangan. Jadi yang kami dapatkan terkait foto, kemudian dokumen, kontak, akun, percakapan chat, dan temuan digital lainnya," ungkap Beka.

Baca juga: Pengacara Brigadir J Sebut Puluhan Polisi Sindikat Pengkhianat, Kini Termasuk Ferdy Sambo: Pecat!

Bagaimanakah jika data dari ponsel-ponsel tersebut sudah dimanipulasi seperti CCTV?

Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Choirul Anam mengatakan apabila data atau dokumen dari ponsel diedit akan mudah ketahuan.

"Kalau ada yang diedit atau diubah-ubah akan gampang ketahuan," ucap Choirul Anam.

"Jadi terdeteksi kalau ada langkah-langkah, katakanlah, mengurangi atau menambahi atau memanipulasi," tegasnya.

Data Panggilan di Ponsel Brigadir J Kunci Utama

Eka Prasetya, Tim Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J membuka data panggilan di ponsel Brigadir J merupakan salah satu kunci utama menguak penyebab kematian tragis pria asal Jambi itu.

Sayangnya, seperti dikatakan Eka Prasetya, sampai saat ini penyidik Polri belum kunjung membuka isi data panggilan telepon atau Call Data Record (CDR) di ponsel Brigadir J.

Menurutnya, CDR ponsel seluruh pihak yang terkait dengan kasus kematian Brigadir J
menjadi kunci pengungkapan kasus ini ke publik.

"Sampai ada ngomong lagi soal pelecehan, ini bagaimana, mayat sudah dua kali di otopsi. Kalau pro justisia, kuncinya buka (lakukan CDR, red)," kata Eka di kantor Tribun Network, Jakarta, Sabtu (6/8/2022).

Baca juga: Inikah Jenderal di Sidang Kode Etik Ferdy Sambo Jika Benar Tak Becus di Olah TKP Kasus Brigadir J?

Eka menerangkan, histori percakapan Brigadir J dengan atasannya FS maupun istri PC dapat
menggambarkan sejauh apa kedekatan hubungan di antara mereka.

Hal ini pula untuk menjelaskan tuduhan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J.

"Tanpa didasari hubungan sebelumnya akan kecil kemungkinan makanya CDR itu kunci
seberapa dekat hubungan Brigadir J dengan Bapak Jenderal dan Ibu Jenderal," tutur Eka.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved