Cacar Monyet Masuk Indonesia, Pemkab Tangerang Mulai Waspadai Pengawasan Taman Monyet Solear
Pemerintah Kabupaten Tangerang mulai mewaspadai masuknya cacar monyet alias monkeypox di wilayahnya.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Elga H Putra
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Pemerintah Kabupaten Tangerang mulai mewaspadai masuknya cacar monyet alias monkeypox di wilayahnya.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Kesehatan melaporkan adanya satu kasus suspek cacar monyet di Pati, Jawa Tengah.
Kemenkes masih melakukan penyelidikan epidemiologi untuk memastikan adanya penularan penyakit menular tersebut.
Mengkhawatirkannya lagi, di Kabupaten Tangerang ada wisata alam yang dipenuhi dengan monyet.
Wisata alam tersebut bernama Taman Monyet Solear yang berlokasi di Jalan Cidahu, Kopo, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang.
Baca juga: Kota Tangerang Mulai Laksanakan Vaksinasi Booster Ke-2 untuk Tenaga Kesehatan
Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Sumihar Sihaloho pun meminta pihak pengelola untuk mengawasi aktivitas monyet di sana.
"Diharapkan memang adanya pengawasan dari pihak pengelola agar pengunjung terhindar dari kontak fisik dengan hewan tersebut sebagai bentuk pencegahan," jas Sumihar melalui pesan singkat, Rabu (10/8/2022).
"Kami juga bekerja sama dengan Dinas Peternakan Kabupaten Tangerang," tambah dia.
Untungnya, sampai saat ini belum ditemukan kasus penularan cacar monyet di Kabupaten Tangerang.
Terutama yang disebabkan dari binatang yang berada di Taman Monyet Solear.

"Atau jika dalam keadaan tertentu, pengunjung mengalami gigitan dari monyet maka untuk penanganan awal dapat dilakukan observasi apakah pengunjung mengalami gejala yang mengarah seperti Monkeypox agar dapat dilakukan isolasi segera," papar dia.
Sumihar pun meminta, pengelola untuk tidak memperbolehkan pengunjung Taman Solear tersebut untuk berinteraksi fisik dengan monyet-monyet liar yang ada di tempat tersebut.
Baca juga: Santri Tewas Gara-gara Berantem, Pondok Pesantren Kena Teguran Keras Kemenag Tangerang
Hal tersebut lantaran cacar monyet merupakan penyakit zoonosis, sehingga harus diantisipasi penularan dari monyet ke manusia.
Sumihar mengatakan, pihaknya sudah mengambil langkah antisipasi penularan cacar monyet.
Satu diantaranya menyebarluaskan informasi tentang cacar monyet melalui konten edukasi Instagram, situs dan spanduk.
"Memantau dan melaporkan laporan jika ada kasus yang ditemukan sesuai dengan definisi operasional," ujar Sumihar.
"Juga meningkatkan kewaspadaan dengan upaya early surveilans," tambahnya lagi.
Dinkes Kabupaten Tangerang juga mempersenjatai setiap Puskesmas, rumah sakit, dan Laboratorium yang ada di Kabupaten Tangerang.
Sama seperti pencegahan Covid-19, Sumihar meminta warganya untuk tetap menggunakan masker saat beraktivitas di luar.
"Dapat dengan menggunakan masker, karena cacar monyet dapat menyebar melalui mulut ke mulut. Juga dengan menghirup serpihan kulit atau virus misalnya dari pakaian orang yang terinfeksi," ungkap Sumihar.
Langkah-langkah pencegahan juga harus tetap dijalankan seperti mengonsumsi vitamin disertai makan makanan bergizi.
Kemudian membersihkan dan disinfeksi lingkungan serta PHBS.
"Sampai saat ini pengobatan yang spesifik untuk cacar monyet masih terbatas tahap pengembangan. Pengobatan lebih bersifat simptomatis dan suportif," papar Sumihar lagi.
Pasien yang menderita penyakit cacar monyet akan merasakan sejumlah gejala yang terbagi ke dalam dua periode, yakni periode masa invasi selama 0-5 hari dan masa erupsi 1-3 hari.
Baca juga: Gejala Mirip, Simak 7 Perbedaan Cacar Monyet, Cacar Air dan Cacar Biasa
Dikutip dari Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Cacar Monyet yang dikeluarkan oleh Kemenkes, berikut gelaja yang dirasakan penderita cacar monyet:
1. Masa Invasi
Gejala awal yang dirasakan penderita cacar monyet akan dirasakan selama 0-5 hari.
Selama masa itu, penderita akan merasakan gejala seperti:
• Demam tinggi
• Sefalgia atau sakit kepala berat
• Limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening/limfe
• Myalgia atau nyeri otot
• Astenia atau badan lemas.
2. Masa erupsi
Gejala berikutnya yang akan muncul usai demam adalah ruam-ruam pada kulit yang terjadi selama 1-3 hari.
Ruam paling banyak muncul di sejumlah bagian tubuh, seperti:
• Wajah, yaitu sekitar 95 persen
• Telapak tangan dan kaki, 75 persen
• Mukosa, 70 persen
• Alat kelamin,30 persen
• Selaput lendir mata sekitar 20 persen.
Penularan virus cacar monyet ke masnusia bisa terjadi melalui kontak langsung dengan hewan, manusia yang terinfeksi, atau benda yang terkontaminasi virus tersebut.
Cacar monyet antar manusia tidak menular secara mudah menular. Penularan dari manusia ke manusia dapat melalui kontak erat.
Berikut cara penularan cacar monyet, baik dari hewan ke manusia atau sesama manusia:
1. Transmisi dari hewan ke manusia
• Kontak langsung dengan darah hewan, seperti monyet, tikus, atau tupai
• Cairan tubuh
Baca juga: Cacar Monyet Bisa Lebih Ganas Gejalanya ke Bayi dan Anak, Pemerintah Kabupaten Tangerang Antisipasi
• Lesi kulit atau lesi mukosa dari hewan yang terinfeksi
• Daging hewan liar yang terinfeksi (bush meat) juga dapat menjadi rute penularan penyakit.
2. Transmisi dari manusia ke manusia
• Kontak langsung melalui darah, cairan tubuh, dan lesi kulit atau mukosa
• Saluran napas, berupa kontak erat dalam waktu lama
• Inokulasi melalui mikrolesi pada kulit seperti gigitan atau goresan
• Penularan ibu ke bayi melalui plasenta.