Bocah 8 Tahun di Tangerang Hobi Makan Semen dan Pasir, Didagnosa Menderita Gizi Buruk dan TBC

Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun asal Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang memiliki hobi yang di luar akal sehat.

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Wahyu Septiana
ISTIMEWA
Bocah delapan tahun di Kecamatan Telukanaga, Kabupaten Tangerang didiagnosa gizi buruk dan TBC akibat suka makan semen, pasir, pecahan batu, hingga tanah, Jumat (19/8/2022). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun asal Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang memiliki hobi yang di luar akal sehat.

Sebab, anak berusia delapan tahun tersebut suka makan semen, pasir, pecahan batu, hingga tanah.

Akibat hobi anehnya tersebut, bocah ini menderita gizi buruk, dan terserang sejumlah penyakit lainnya.

Kini, dia mendapatkan penanganan dari fasilitas kesehatan Pemerintah Kabupaten Tangerang.

"Kami sudah melakukan intervensi gizi melalui petugas gizi, dokter, dan bidan desa dengan melakukan rujukan ke RSU Tangerang dan RSUD Pakuhaji," jelas Allan Sartana sebagai Kepala Puskesmas Tegal Angus, Kecamatan Teluknaga dalam keterangannya, Jumat (19/8/2022).

Baca juga: Awalnya Naksir, Buruh di Tangerang Rudapaksa Gadis 16 Tahun saat Ngedate Pertama Lalu Ditinggal

Allan menjelaskan, pihaknya terus memantau dan mendampingi kondisi kesehatan anak keenam dari pasangan Jahani dan Sulis.

Adapun, hasil pemeriksaan terakhir di RSU Pakuhaji, selain gizi buruk bocah ini juga dinyatakan menderita tuberkulosis (TBC) atau TB Paru dan anemia.

"Setelah melakukan pengecekan, sudah diberikan obat, dan pihak rumah sakit menganjurkan untuk kontrol ulang seminggu sekali," papar Allan.

Ia melanjutkan, pihaknya pun berencana merujuk bocah ini ke RSU Tangerang agar bisa mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Baca juga: Orangtua Wajib Tahu, Pentingnya Asupan Gizi Anak Untuk Cegah Stunting dan Obesitas

Khususnya dari dokter spesialis anak, spesialis jiwa serta spesialis gizi.

Pihak puskesmas berupaya memberikan motivasi orang tua sang anak agar melakukan pola asuh anak yang benar.

"Faktor pola asuh ini memiliki nilai penting yang mempengaruhi terjadinya hal tersebut, seperti kurangnya perhatian kepada anak," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved