Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
TERUNGKAP 3 Poin Penting Hasil Autopsi Ulang Brigadir J Sama dengan Keterangan Eks Kapolres Jaksel
Alih-alih memberikan fakta baru, justru hasil autopsi ulang mirip dengan keterangan mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan.
TRIBUNJAKARTA.COM - Hasil autopsi ulang jenazah Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J akhirnya diumumkan ke publik.
Alih-alih memberikan fakta baru, justru hasilnya mirip dengan keterangan mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto yang pertama kali bicara soal kondisi jenazah Brigadir J.
Setidaknya ada tiga poin penting yang sama antara hasil autopsi ulang dengan keterangan Kombes Budhi yang kini sudah dicopot dari jabatan Kapolres Jakarta Selatan dan tengah dalam pemeriksaan Inspektorat Khusus (Itsus) karena diduga merekayasa kematian Brigadir J.
Tiga poin itu terkait luka di jari Brigadir J yang sempat menjadi perdebatan.
Selain itu, keterangan soal jumlah peluru yang bersarang dan kesimpulan tentang tidak adanya penganiayaan juga sama.
Baca juga: Kesaksian Calon Mertua Brigadir J Depan Orangtua Almarhum, Hasil Autopsi Bakal Ungkap Sebab Kematian
Luka di Tangan Karena Peluru
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) yang memimpin autopsi ulang Brigadir J mengatakan bahwa luka di jari bukanlah karena penganiayaan, melainkan karena luka tembak.
Ketua PDFI, Ade Firmansyah, peluru menyambar dua jari Brigadir J hingga membuatnya patah.
Ade menyebutnya sebagai sambaran.
“Itu adalah arah alur lintasan anak peluru, jelas sekali peluru keluar mengenai jarinya. Jadi itu memang alur lintasan, kalau bahasa awamnya mungkin tersambar ya seperti itu,” kata Ade, dikutip dari Tribunnews.com, di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (22/8/2022).

Ade menjelaskan bahwa satu butir peluru diduga menyambar dan tembus tepat di sela-sela kedua jarinya.
Hal itulah yang diduga mengakibatkan jari Brigadir J patah.
“Memang sesuai analisa kami terkait lintasan anak peluru itu juga memang sesuai dengan arahan lintasannya ketika keluar dari tubuh tersebut,” kata Ade.
Tidak Ada Penganiayaan