Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
TERUNGKAP 3 Poin Penting Hasil Autopsi Ulang Brigadir J Sama dengan Keterangan Eks Kapolres Jaksel
Alih-alih memberikan fakta baru, justru hasil autopsi ulang mirip dengan keterangan mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan.
Ade menepis dugaan pihak keluarga Birgadir J yang sempat mengutarakan bahwa ada penganiayaan.
Pihak keluarga Brigadir J melalui kuasa hukumnya sempat mengatakan seperti ada bekas luka jeratan pada bagian leher Brigadir J.
"Semua tempat-tempat dari informasi keluarga yang diduga ada tanda kekerasan kami pastikan nggak ada tanda kekerasan selain senjata api pada tubuh korban," kata Ade.
Baca juga: Bukan Penganiayaan, Terjawab Penyebab Luka di Jari Brigadir J yang Disebut Nyaris Putus
5 Luka Tembak
Ade juga mengungkapkan, hasil autopsi ulang menunjukkan hanya ada lima luka peluru yang masuk ke dalam tubuh, dan empat peluru keluar.
Ada satu peluru yang bersarang di bagian punggung.
"Kita melihat bukan arah tembakan tapi masuknya anak peluru ada 5 luka tembak masuk dan empat luka tembak keluar," jelasnya.
''Artinya satu tembakan bersarang (di tubuh korban),'' kata dia.
Ade membenarkan adanya satu peluru yang bersarang di tubuh Brigadir J yang terletak di dekat tulang belakang.
"Sesuai trajectory-nya (alur lintasan anak peluru), kita bisa tentukan, ada yang bersarang di dalam tubuh.
"Yang bersarang di tulang belakang, di dekat tulang belakang," kata Ade.
Keterangan Eks Kapolres Jaksel
Pada Selasa (12/8/2022), empat hari setelah peristiwa kematian Brigadir J, di rumah dinas eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Kompleks Polri, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Kombes Budhi memberikan penjelasan tentang luka di tangan Brigadir J.
Saat itu Budhi menjelaskan luka di jari dengan asusmsi kronologi kematian Brigadir J berasal dari baku tembak dengan Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharda E, sesama ajudan.
Kombes Budhi mengatakan, Brigadir J memegang senjata dengan kedua tangannya.
