Sisi Lain Metropolitan
Kisah Heroik Soepiah Sang Pejuang, Nyamar Jadi Pedagang Sayur Demi Misi Rahasia Perang Gerilya
Pejuang Kemerdekaaan RI, Soepiah Subedo melakukan aksi heroik saat melawan penjajah. Ini kisahnya demi jalankan misi rahasia.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Kisah itu bermula saat sebuah pasar yang berada di pusat Kota Gombong dipindahkan ke daerah pelosok demi menghindari kedatangan para tentara Belanda.
"Namanya Pasar Candi, dipindahkan ke kampung semacam tempat pengungsian. Lagi ramai-ramainya, pasar itu dibom, ditembaki dengan mitraliur, dikanon di darat. Betapa sedihnya itu, ya rakyat kecil sampai tentara banyak jadi korban," ceritanya.
Akibat pasar itu diluluh lantakkan, muncul lah kemarahan rakyat. Rakyat kemudian menghancurkan jembatan panjang yang melintasi Kali Kemit agar Belanda tidak bisa melintas.
"Jadi seperti ada perbatasan sebelah barat kali itu sisi tentara Belanda sementara sisi seberangnya ada penjagaan tentara republik," katanya.
Jadi pembawa surat rahasia
Soepiah ditunjuk oleh kakaknya, yang kala itu dipercaya sebagai Kepala Persenjataan tentara, menjadi kurir.
Dia ditugaskan untuk mengantarkan surat rahasia yang ditulis para gerilyawan dari persembunyiannya ke daerah Kota Gombong.
Surat rahasia itu berisi permintaan petunjuk jalan untuk para pejuang melakukan aksi gerilya agar tidak ketahuan Belanda.
"Tentara kita itu kalau mau gerilya, nanya jalan ke seorang peranakan Cina yang pro Indonesia di Gombong. Setelah itu, ditulis lagi sama dia lalu saya antarkan lagi ke tentara," tambahnya.
Baca juga: DKK Salurkan Bantuan Pembaca Kompas kepada Yayasan Pejuang Kemerdekaan RI Khusus Seroja Timor Timur
Untuk mengecoh pengawasan tentara Belanda, Soepiah menyelipkan surat rahasia itu ke bagian kaki keranjang bambu itu.
Meski jembatan yang besar sudah dihancurkan, ternyata masih tersisa jembatan kecil yang bisa dilalui warga.
Soepiah berjalan di jembatan kecil itu untuk masuk ke wilayah yang dijaga Belanda.
"Saya berpura-pura seperti penjual sayuran, isinya bisa kelapa, sayur mayur. Pura-pura bawa ke pasar dan jualan ke wilayah Belanda," ungkapnya.
Tentu saja Soepiah merasa ngeri saat digeledah serdadu Belanda di pos perbatasan.
Rinjing yang dipanggul Soepiah pun lolos dari pengawasan tentara.