Penyakit Cacar Monyet Sudah Masuk Jakarta, Anggota DPRD DKI Kenneth: Pemprov DKI Harus Lebih Waspada

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth mewanti-wanti terkait penularan cacar monyet di Ibu Kota.

Editor: Wahyu Septiana
ISTIMEWA
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth sudah pernah mewanti-wanti secara verbal terkait penularan cacar monyet. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth mewanti-wanti terkait penularan cacar monyet di Ibu Kota.

Diketahui, seorang pria warga Jakarta terkonfirmasi positif cacar monyet usai perjalanan luar negeri, dan baru tiba di Indonesia sejak 8 Agustus 2022.

Pasien ini sempat mengalami gejala demam pada 14 Agustus 2022 dan mengalami pembesaran kelenjar limfa.

Selain itu, juga muncul bercak cacar di tubuh pasien.

Hardiyanto Kenneth meminta Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan harus bisa mengantisipasi secara maksimal terkait penyebaran kasus cacar monyet atau monkeypox di Kota Jakarta.

"Dinkes DKI harus benar-benar bisa mengantisipasi penyebaran kasus cacar monyet supaya tidak meluas. Saya juga mengimbau kepada warga Jakarta agar mulai mengantisipasinya dari masing-masing individu," kata Kenneth dalam keterangan persnya, Senin (29/8/2022).

Baca juga: Pencegahan Cacar Monyet, Bandara Soetta Perketat Kesehatan Awak dan Penumpang Dari Luar Negeri

Pria yang akrab disapa Kent ini juga meminta Pemprov DKI Jakarta sudah seharusnya mempersiapkan langkah antisipasi terkait virus yang penyebarannya dari hewan tersebut.

Hal itu dilakukan agar kasus cacar monyet tidak semakin mewabah seperti kasus virus Covid-19 sebelumnya.

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth berduka atas kebakaran bangunan indekos di Jalan Duri Selatan 1, RT06/02, Tambora, Jakarta Barat
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth berduka atas kebakaran bangunan indekos di Jalan Duri Selatan 1, RT06/02, Tambora, Jakarta Barat (Istimewa)

"Pemprov DKI harus sudah membuat planning untuk pencegahan dan penanganan masalah virus ini secara massif, antisipasi sejak dini agar tidak mewabah seperti Covid-19," kata dia.

"Kasus Covid-19 bisa menjadikan satu pelajaran, bahwa virus yang belum ada vaksinnya tidak bisa di anggap enteng dan sebelah mata, apalagi virus Covid-19 ini belum benar-benar selesai dan dengan munculnya virus cacar monyet jika tidak di tangani dengan serius dikhawatirkan bisa menambah beban baru," jelasnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) DPD PDI Perjuangan Jakarta itu mengimbau kepada warga Jakarta agar kembali mematuhi protokol kesehatan yang selalu digaungkan pemerintah yaitu mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

"Karena ancaman penularan penyakit cacar monyet tidak bisa dianggap main-main, jadi protokol kesehatan yang sering dianjurkan oleh pemerintah dalam menghindari penularan Covid-19, bisa juga dilakukan dalam antisipasi menghindari penularan cacar monyet. Warga harus lebih serius menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat," beber Kent.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memprediksi penyakit Monkeypox atau cacar monyet yang teridentifikasi di Indonesia tidak akan menyebabkan pasien mengalami perburukan gejala hingga menyebabkan situasi fatal.

Berdasarkan data terkini Kemenkes RI, dari 39-40 ribu kasus konfirmasi cacar monyet di dunia, setidaknya 12 orang yang tercatat meninggal dunia pasca terinfeksi. Dengan demikian, fatality rate atau tingkat kasus kematian cacar monyet menurutnya sangat rendah atau berkisar 0,04 hingga 0,05 persen.

"Saat ini pemerintah belum bisa memastikan status atau kategori cacar monyet dari temuan pasien di Jakarta, karena masih menunggu detail data dari tes whole genome sequencing (WGS)."

Baca juga: Dua Warga Depok Kontak Erat dengan Pasien Cacar Monyet di DKI Jakarta, Begini Hasil Pemeriksaannya

"Oleh karena itu Dinkes DKI harus benar-benar bisa mengantisipasi bagaimana caranya agar penyakit ini tidak menyebarluas. Jangan mempunyai mindset baru bekerja maksimal jika muncul kasus banyak, kalau kasus hanya sedikit lantas di pandang sebelah mata. Harus diubah pola pikir seperti itu," ketus Ketua IKAL PPRA LXII Lemhannas RI ini.

Selain itu, Kent meminta kepada pemerintah agar mengetatkan sejumlah pintu masuk penyakit ini yang terkhusus di DKI Jakarta, langkah ini wajib dilakukan agar penyakit tersebut statusnya tidak meningkat menjadi pandemi.

“Karena virus ini tidak berasal dari Indonesia, jadi saya berharap pintu-pintu masuk ke Indonesia harus betul betul di awasi dengan ketat terkhusus di wilayah Jakarta. Pemerintah dalam hal ini Kemenkes bisa melakukan pengecekan disejumlah pintu masuk dengan menggunakan peralatan yang mutakhir, sehingga indikasi awalnya bisa diketahui dan terdeteksi,” tutur Kent.

Meski begitu, kata Kent, masyarakat tidak perlu panik dengan temuan penyakit cacar monyet di Jakarta.

Kuncinya adalah menjaga kebersihan dan patuhi protokol kesehatan, serta tidak abai dengan soal kebersihan.

"Tidak perlu panik, tidak perlu resah dan gelisah. Saya mengimbau kepada warga DKI Jakarta wajib melakukan protokol kesehatan dimanapun berada. Penyebaran virus akan terhenti jika dari diri kita yang benar-benar disiplin terhadap diri sendiri."

"Jangan bosan dan malas dalam melakukan standar protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun atau membawa hand sanitizer, kita wajib bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri dan orang lain," pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, kasus cacar monyet telah memasuki Indonesia. Hal itu dikatakan oleh Juru bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril pada 20 Agustus 2022. Temuan kasus cacar monyet di Jakarta adalah seorang warga sekembali berpergian dari Eropa Barat.

Melansir dari laman WHO Internasional, Monkeypox alias cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox.

Anggota DPRD DKI Hardiyanto Kenneth menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuat bingung warga gegara ubah rimah sakit jadi rumah sehat.
Anggota DPRD DKI Hardiyanto Kenneth menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuat bingung warga gegara ubah rimah sakit jadi rumah sehat. (ISTIMEWA)

Ini adalah infeksi zoonosis virus, yang berarti dapat menyebar dari hewan ke manusia. Itu juga dapat menyebar dari orang ke orang.

Terdapat berbagai tanda dan gejala yang dapat muncul akibat cacar monyet.

Sementara beberapa orang memiliki gejala ringan, yang lain mungkin mengalami gejala yang lebih serius dan memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan.

Mereka yang berisiko lebih tinggi untuk penyakit parah atau komplikasi termasuk orang-orang yang sedang hamil, anak-anak dan orang-orang yang memiliki permasalahan sistem imun atau immunocompromised.

Gejala cacar monyet yang paling umum termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, energi rendah, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Ini diikuti atau disertai dengan perkembangan ruam yang dapat berlangsung selama dua hingga tiga minggu.

Baca juga: Politisi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth Yakin Risma Tak Ada Maksud Menyinggung atau Merendahkan

Ruam dapat ditemukan di wajah, telapak tangan, telapak kaki, mata, mulut, tenggorokan, selangkangan, dan daerah genital atau dubur tubuh.

Jumlah lesi dapat berkisar dari satu hingga beberapa ribu. Lesi mulai datar, kemudian terisi cairan sebelum mengeras, mengering dan rontok, dengan lapisan kulit baru terbentuk di bawahnya.

Cacar monyet menyebar dari orang ke orang melalui kontak sentuhan dengan seseorang yang memiliki ruam cacar monyet, termasuk melalui kontak kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit, termasuk kontak seksual.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved