UI Usulkan Pemkot Tidore Kepulauan Bangun Museum Bawah Laut
Pemkot Tidore Kepulauan dan UI menggelar audiensi bersama Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI di Kantor Bakamla RI, Jakarta Pusat.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dan Universitas Indonesia (UI) menggelar audiensi bersama Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI di Kantor Bakamla RI, Jakarta Pusat, Rabu (31/8/2022).
Pasalnya, beberapa waktu lalu Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), Rachma Fitriati telah berencana menggelar Focus Group Discussion (FGD) wisata bahari Kota Tidore Kepulauan di Maluku Utara.
Sebab, kata Rachma, daerah ini memiliki kawasan perairan yang berpotensi menarik perhatian wisatawan dalam dan luar negeri yang dapat menambah perekonomian di wilayah tersebut.
"Saya bersama Pak Walikota Tidore Kepulauan menyampaikan ke Pak Bakamla terkait bagaimana membangun sinergitas dan kolaborasi antara Pemkot Tidore Kepulauan dengan Bakamla untuk membuat sebuah sistem keamanan dan keselamatan laut yang baik di perairan Tidore, terutama terkait dengan pengamanan situs Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) peninggalan Spanyol pada abad 16,” ujar Rachma Fitriati dalam keterangan tertulis.
Akademisi UI ini memang menaruh perhatian besar terhadap Daya Saing Daerah di kawasan tersebut.
Baca juga: UI Bakal Gelar FGD Wisata Bahari Kota Tidore Kepulauan, Dorong Pariwisata dan Perekonomian Warga
Dengan melihat potensi yang ada, ia mendorong Pemkot Tidore Kepulauan membangun Museum Bawah Laut, dengan dukungan dari Pemerintah Pusat, Kemenko Maritim dan Investasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Andaikan guci-guci ini dikembalikan ke dasar laut (release) di tempat temuan semula situs peninggalan bawah laut di Kelurahan Tongowai, maka guci-guci ini akan menjadi obyek wisata selam yang unik dan menarik, karena tidak ditemukan di lokasi penyelaman lainnya di Indonesia. Jika Museum Bawah Laut ini terwujud, maka Kota Tidore Kepulauan akan menjadi obyek wisata mendunia karena unik dan langka," lanjutnya.

Sementara itu, Walikota Tidore Kepulauan, Capt Ali Ibrahim mengungkapkan bila pihaknya kini tengah menggencarkan sosialisasi dan promosi perihal wisata laut berkelas dunia yang menjadi destinasi unggulan kota Tidore Kepulauan untuk Membangun Daya Saing Daerah.
Menariknya, pihaknya juga sedang menginisiasi pembangunan museum atau situs bawah laut mengingat banyaknya potensi wisata Bahari yang dapat mengangkat pariwisata Maluku Utara ke kancah Internasional.
“Saat ini kami sedang menggagas pembangunan museum bawah laut dimana nantinya akan diperlihatkan berbagai barang peninggalan sejarah. Seperti kita tahu bahwa Tidore memiliki sejumlah warisan budaya bawah air yang jika dikembangkan, saya optimis akan menjadi wisata bahari internasional," paparnya.
Mengamini, Kepala Bakamla Aan Kurnia langsinb menyambut baik dan mendukung rencana Pemkot Tidore Kepulauan untuk membangun Museum Bawah Laut tersebut.
Aan mengungkapkan bahwa pihaknya bersedia untuk kerjasama membangun Stasiun Pemantauan Keamanan dan Keselamatan Laut (SPKKL) di Tidore Kepulauan.
“Saya apresiasi Walikota Tidore Kepulauan, Capt Ali telah melibatkan Bakamla dalam pengamanan dan keselamatan laut, dan itu sejalan dengan PP 13 tahun 2022 bahwa leading sektor keamanan laut adalah Bakamla," pungkasnya.
Diwartakan sebelumnya, Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), Rachma Fitriati berencana menggelar Focus Group Discussion (FGD) wisata bahari Kota Tidore Kepulauan di Maluku Utara.
Hal ini pun telah disampaikannya kala mendampingi Walikota Tidore Kepulauan, Capt Ali Ibrahim yang melakukan audiensi bersama Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI), Mayjen TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto, M. Tr. Opsla di markas Korps Marinir, Jakarta Pusat.
Rachma menilai peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penyerapan tenaga kerja dari sektor pariwisata dapat menggerakkan perekonomian di Kota Tidore Kepulauan.
Pasalnya, daerah ini memiliki kawasan perairan yang berpotensi menarik perhatian wisatawan dalam dan luar negeri.
"Untuk itu, kami bersama Pemkot Tidore Kepulauan dan PB POSSI dengan melibatkan Pentahelix, berencana menggelar Focus Group Discussion (FGD). Adapun tema yang diangkat ‘Membangun Daya Saing Pariwisata Bahari Berkelanjutan Wisata Selam Berkelas Dunia Kota Tidore Kepulauan Maluku Utara," ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip TribunJakarta.com, Rabu (10/8/2022).
Lebih lanjut, kata Rachma, daya tarik wisata selam turut diminati oleh wisata lokal maupun mancanegara.
Terletak pada konservasi lingkungan alam bawah laut dan pelestarian warisan budaya, wisata selam ini dikelola langsung oleh masyarakat sekitar.
"Kita ingin kebangkitan ekonomi di Kota Tidore, akan menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja ini bisa hadir bersama-sama dengan masyarakat," lanjutnya.
Selanjutnya, rencana FGD ini bakal dilakukan dalam waktu dekat.
"Rencananya kami laksanakan dalam waktu dekat ini dan tentunya akan melibatkan seluruh stakeholders sehingga FGD ini nantinya dapat melahirkan rekomendasi yang implementatif dengan berbagai macam peluang yang ada di Kota Tidore Kepulauan," ujarnya.
Sebagai informasi, Kota Tidore Kepulauan memiliki tujuh dive site antara lain Pulau Failonga, Tanjung Soasio, Pulau Mare, Pulau Maitara, Tanjung Rum, Tongowai, Pasi Lamo dan Pasi Kene.
Di mana, satu diantara lokasi penyelaman di Tongowai terdapat keunikan spot diving yang tidak ditemui di wilayah lain, yakni adanya Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT).