Sisi Lain Metropolitan
Petugas PPSU Penderita Kanker Ini Ingin Dijenguk Gubernur Anies dan Wagub Ariza Agar Semangat Sembuh
petugas PPSU Kembangan Selatan, Nelly kini menderita kanker dan ingin dijenguk Gubernur Anies Baswedan dan Wagub Ariza.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, KEMBANGAN - Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kembangan Selatan, Nelly (43) saat ini tengah berjuang melawan penyakit kanker payudara.
Ia tak bekerja menyapu jalanan sementara waktu demi fokus menjalani pengobatan.
Sudah sebulan lebih, Nelly terkulai lemah di atas kasur.
Ia berkeinginan sekali Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atau Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Wagub Ariza) bisa menyempatkan waktu menjenguknya.
Kedatangan mereka pun bisa menjadi penyemangat Nelly untuk sembuh dari kanker.
Baca juga: Terus Nangis Tak Bisa Tidur, Perjuangan Petugas PPSU Kembangan Tahan Rasa Sakit Lawan Kanker
"Ya berharap sih bisa datang ke sini. Biar saya semangat bisa bekerja kembali. Pintu saya selalu terbuka buat Pak Anies dan Pak Ariza," katanya kepada TribunJakarta.com pada Minggu (4/8/2022).
Namun, bila harapannya tak kesampaian, ia hanya meminta doa dari mereka.
Sehingga Nelly bisa bekerja kembali membantu membersihkan kota Jakarta.
"Kalau enggak dateng juga enggak apa-apa. Minta doanya aja dari jauh, biar saya bisa bekerja kembali," tambahnya.
Nelly di kalangan rekan-rekan PPSU memang dikenal sosok yang ulet bekerja.

Hal itu diungkapkan oleh rekannya yang sekaligus Koordinator PPSU, Bahar.
Bahar mengatakan Nelly kerap ditunjuk sebagai ketua kelompok penyapuan di jalanan.
"Dia jadi ketua kelompok beberapa tahun. Semangat kerjanya luar biasa," kata Bahar.
Nelly, lanjut Bahar, juga sempat mendapatkan penghargaan dari kelurahan sebagai pekerja PPSU terbaik.
Nelly pun mengaku kangen untuk kembali bekerja menyapu jalanan.
"Kalau saya mah ingin kerja terus enggak ingin ada libur," kata Nelly.
Selain karena masih semangat bekerja, Nelly ingin sembuh lantaran ingin mendampingi ketiga anaknya hingga besar.
Baca juga: Semangat Hidup Nelly, Petugas PPSU Lawan Kanker Payudara: Inget Anak dan Kangen Nyapu di Jalan
Mereka ialah Abi Muhadis (23), Anggis Deliarahman (16) dan Arcel Arrahman (7).
"Saya kepikiran. Karena inget ada anak-anak saya yang masih kecil. Optimis bismillah bisa sembuh," ujar Nelly.
Ia juga bersyukur pihak kelurahan dan orang terdekatnya selalu mendukungnya untuk sembuh.
"Pak Lurah ngertiin banget saya. Katanya Pekerjaan jangan dipikirin, yang penting saya sehat dulu," pungkasnya.
Berjuang Melawan Kanker
Pada tahun 2019, ia melihat ada benjolan di bagian kiri payudaranya saat sedang liburan bareng rekan-rekan PPSU ke puncak.
"Pas lagi mandi kok saya raba ada beginian (benjolan). Tapi saya bawa ceria aja namanya juga lagi jalan-jalan ke puncak," katanya.
Nelly pun membiarkan benjolan itu ada di tubuhnya.
Namun, semakin lama benjolan itu membesar hingga sebesar bakso dan terasa nyeri.
Baru beberapa bulan setelah mengetahui ada benjolan, Nelly cek ke puskesmas.
"Jadi ada 6 atau 7 bulan setelah tahu ada benjolan baru cek ke puskesmas," lanjutnya.
Dari puskesmas, Nelly dirujuk kembali ke RSUD Kembangan. Di sana, ia dites biopsi atau tes kanker.

Ia lalu mendapatkan rujukan lagi di RS Tarakan.
Di RS Tarakan ini, Nelly mendapatkan penjelasan yang berbeda dari dua dokter.
"Satu dokter bilangnya kanker saya ganas, tapi satu lagi bilang jinak. Penjelasan dua dokter itu enggak sama," ceritanya.
Karena ada dua penjelasan yang berbeda, Nelly meyakini kanker yang dideritanya jinak sehingga ia lebih memilih pengobatan tradisional.
"Sejak dari RS Tarakan saya enggak pernah kontrol lagi. Setiap hari minum rebusan daun sirsak saja. Enggak pernah merasa sakit lagi," katanya.
Pada bulan Januari 2022, Nelly merasa benjolan di payudaranya mulai terasa nyeri lagi.
Bahkan, ia sempat sempoyongan saat apel bersama rekan-rekan PPSU di malam tahun baru.
"Saya sempat ngedrop. Akhirnya dirawat lagi di RS Pelni," katanya.
Kuat Menjalani Kemo
Ibu tiga anak ini harus menahan sakit saat melakukan kemoterapi selama 8 kali di RS Pelni.
Pengalaman tak mengenakkan itu harus ditelan mentah-mentah.
Helai demi helai rambut Nelly pun rontok hingga plontos. Mual hingga nafsu makan hilang.
Sampai akhirnya, Nelly memutuskan tak lagi bekerja menyapu jalanan sembari menahan rasa sakit.
Ia memilih fokus pengobatan di bulan Agustus ini.
"Saya izin berobat karena sudah lemas. Pak Lurah ngertiin dan terus dukung saya buat sembuh," pungkasnya.