Anies Baswedan Ganti Nama Kota Tua Jadi Batavia, Ketua DPRD DKI: Enggak Boleh!
Gubernur Anies Baswedan mengganti nama Kota Tua menjadi Batavia. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi memberikan pesan tegas kepada Anies.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengkritisi kawasan Kota Tua yang diganti namanya oleh Gubernur Anies Baswedan menjadi Batavia.
Meski belum diresmikan, Pras, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa orang nomor satu di DKI itu tidak boleh lagi membuat kebijakan strategis selama satu bulan terakhir.
Yakni setelah rapat paripurna pengumuman pemberhentian Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2017-2022 yang dilakukan pada Selasa (13/9/2022) besok sampai masa jabatan Anies-Ariza berakhir, yakni tanggal 16 Oktober 2022.
"Kan belum diputuskan, besok tuh salah satu yang kita putuskan bahwasanya tidak boleh ada lagi kebijakan yang strategis yang diambil oleh Anies," ucapnya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (12/9/2022).
Sehingga bila Anies meresmikan pergantian nama Kota Tua menjadi Batavia maka akan menyalahi kebijakan strategis tersebut.
"Gak boleh," lanjutnya.
Baca juga: Revitalisasi Kawasan Kota Tua Rampung, Pemprov DKI Bakal Tertibkan PKL yang Bandel Beroperasi
Diwartakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuka kembali kawasan wisata Kota Tua yang berada di Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.
Kawasan wisata unggulan itu dibuka lagi setelah sebelumnya direvitalisasi.
Tak hanya punya wajah baru, kawasan Kota Tua kini juga diganti namanya oleh Gubernur Anies Baswedan menjadi Batavia.

Batavia sejatinya bukan nama yang asing, saat zaman penjajahan Belanda, Jakarta dikenal sebagai Batavia.
"Kawasan ini disebut Kota Tua, tapi ini kita rancang ulang sehingga kota tua ini menjadi kota masa depan," ucapnya saat memberikan sambutan, Sabtu (10/9/2022).
"Namanya Batavia, mencerminkan masa lalu, tapi konsepnya mencerminkan kota modern masa depan," sambungnya.
Batavia disebut kota masa depan lantaran penataan kawasan tersebut dilakukan dengan mengutamakan para pejalan kaki.
Baca juga: Penuhi Tantangan Denny Siregar, Bjorka Buka Data Pribadi Anies Baswedan Lalu Beri Pesan Menohok
Lokasi tersebut pun kini ditetapkan sebagai kawasan zona emisi rendah atau low emission zone (LEZ).
"Jadi dilakukan konversi semua yang untuk roda, diubah menjadi jalan untuk kaki dan sepeda. Kawasan emisi rendah juga diterapkan Februari tahun lalu," ujarnya.
Untuk menunjang itu semua, kawasan wisata ini terintegrasi dengan transportasi umum, seperti Transjakarta dan KRL commuter line.
Kemudian, Pemprov DKI Jakarta kini juga tengah membangun jalur baru MRT Jakarta yang akan menghubungkan Bundaran HI dengan Kota Tua.
Dengan demikian diharapkan masyarakat yang mengunjungi Batavia bisa datang menggunakan transportasi umum.
"Hampir 400 tahun keberadaan tempat ini, bangunan-bangunannya berusia cukup panjang. Jadi perjalanan ke sini adalah sebuah perjalanan merasakan masa lalu, tapi konsepnya modern," kata Anies.
"Kami ingin yang dibangun kawasan ini sebagai satu kesatuan dimana pejalan kaki diutamakan, maka jalan kesini tidak ada strata," sambungnya.