Cerita Kriminal
Wajah Janggal Ibu Pelaku Pembacokan di Indekos Cengkareng saat Rumahnya Digeruduk: Ada yang Aneh
Usai membacok wajah Riski Setiawan (24), seorang tamu indekos di Cengkareng dengan celurit, F (29) kabur tak tahu rimbanya.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, CENGKARENG - Usai membacok wajah Riski Setiawan (24), seorang tamu indekos di Cengkareng dengan celurit, L (30) kabur tak tahu rimbanya.
Keluarga korban, Adi bersama beberapa penghuni kosan sempat menggeruduk rumah pelaku yang berhadapan dengan indekosnya.
Namun, L tak ada di tempat. Adi melihat ada kejanggalan dari wajah sang ibu pelaku.
Begitu wajah Riski berlumur darah akibat sabetan celurit L, Riski dilarikan ke RSUD Cengkareng.
Setelah luka beres diobati, Adi bersama penghuni kosan meminta izin kepada Ketua RT 001 untuk menggeledah rumah L yang berhadapan dengan indekosnya.
Baca juga: Terkuak Motif Sabetan Celurit ke Wajah Tamu Indekos di Cengkareng: Berawal Kuping Panas Tetangga
"Saat dicek ke dalem rumahnya dia udah enggak ada. Sudah kabur," kata Adi kepada TribunJakarta.com pada Sabtu (24/9/2022).
Menurut Adi, wajah ibu pelaku terlihat aneh saat mereka masuk ke dalam rumahnya.
Dia seakan menutup-nutupi keberadaan L.
"Ada hal yang aneh sih di wajahnya. Seakan-akan menutupi anaknya (L). Pura-pura enggak tahu," katanya.
Ibu L sebenarnya juga sudah lelah meladeni perilaku anak bungsunya itu di rumah.
L tidak mengalami gangguan kejiwaan. Hanya saja ia kerap bermasalah dengan keluarganya di rumah.
"Ibunya juga sebenarnya angkat tangan. Udah capek juga ngeladenin L. Dia memang bermasalah," lanjutnya.
Awal Mula Pembacokan
Sebuah celurit melayang ke wajah Riski Setiawan (24) saat baru mau pulang bertamu dari indekos sepupunya di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.
Wajah Riski seketika berlumur darah akibat sabetan celurit.
Ternyata pelaku yang nekat melakukan aksi kejam itu ialah tetangga seberang indekos itu.
Sepupu Riski, Adi (24) bercerita peristiwa itu bermula saat sepupunya itu main ke indekosnya di Jalan Fajar Baru Selatan RT 001 RW 012 Cengkareng Timur, Cengkareng, Jakarta Barat pada Minggu (18/9/2022) sekitar pukul 19.30 WIB.
Setelah puas bertamu sekitar pukul 23.00 WIB, Riski memutuskan untuk pamit dan balik ke kosannya ke Bekasi.
Namun, baru membuka gerbang kosan, sebuah celurit melayang mengenai wajah Riski.
Celurit itu mendarat di wajahnya, nyaris mengenai mata kiri.
Sesudah melukai Riski, mata pelaku melihat Adi yang berdiri di atas tangga.
Pelaku sempat menyabet ke arah Adi.
Beruntung, celurit itu mengenai pegangan tangga indekosnya.
Setelah itu, si pelaku langsung ngibrit keluar indekos dan lari ke arah permukiman.
Kedua tangan Riski menutupi wajahnya yang berlumuran darah.
Ia menahan sakit akibat tebasan orang yang tak dikenalnya.
Namun, Adi mengingat jelas wajah pelaku.
Pelaku Tetangga Sendiri
Pelaku itu ialah tetangganya berinisial L (30) yang tinggal di depan indekos.
Diduga L nekat melakukan aksi terornya karena masalah sepele.
L merasa selama ini kerap diejek hingga kupingnya panas oleh penghuni di indekos itu.
"Jadi dia tuh motifnya ngerasa diledekin atau dicengin sama orang-orang di sini yang ngekos," kata Adi kepada TribunJakarta.com di indekos tersebut.
Pernah suatu ketika, para penghuni kosan meminta L untuk menunjuk siapa orang yang meledeknya.
Namun, L tak bisa menunjuknya.
"Kita aja bingung, bahkan kita enggak kenal sama L ini tapi dia merasa dicengin (diledek)," lanjutnya.
Selain itu, L merasa terganggu dengan suara berisik para penghuni kosan itu tiap malam.
Padahal, semua tetangga di sekitar indekos tidak ada yang merasa terusik.
"Waktu itu kita habis futsalan, pulang mau masukkin motor katanya berisik. Menurut dia kita berisik. Tapi warga yang lain enggak ada yang keganggu," tambahnya.
Usai kejadian itu, L ambil langkah seribu ditelan malam.
Sementara korban sudah melaporkan kejadian ini ke Polsek Cengkareng dengan nomor LP/265/VER/IX/2022/SPKT Cengkareng.
Riski pun sudah dibawa ke RSUD Cengkareng untuk mendapatkan perawatan.
