Jangan Coba-coba! Ini Bahaya Penggunaan Narkoba Bagi Remaja
Memahami bahaya narkoba pada kesehatan mental dan fisik adalah salah satu aspek terpenting untuk mengatasi efek negatif dari masalah ini.
TRIBUNJAKARTA.COM - Memahami risiko dan bahaya narkoba pada kesehatan mental dan fisik adalah salah satu aspek terpenting untuk mengatasi efek negatif dari masalah ini.
Selain merusak tubuh pengguna, penggunaan zat terlarang ini pun menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang besar.
Di Indonesia masyarakat umumnya masih menganggap narkoba sesuatu yang tabu.
Kurangnya pemahaman masyarakat untuk literasi dan edukasi bahwa kecanduan narkoba sebagai salah satu penyakit otak kronis, tentunya hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama yang harus diselesaikan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Apabila masyarakat yang telah terkena masalah narkoba maka mereka diwajibkan untuk menjalani rehabilitasi narkoba sebagai solusi terapi pengobatan baik secara medis dan sosial.
Baca juga: Ashefa Griya Pusaka Terpercaya dalam Pelayanan Rehabilitasi Narkoba
Remaja dan Narkoba
Penggunaan dan peredaran narkoba merupakan salah satu masalah utama yang kini dihadapi banyak negara.
Semakin banyak produsen ilegal yang berusaha mensintesis zat baru yang bahkan lebih berbahaya dari yang sudah ada.
Berdasarkan rilis United Nations Office on Drugs and Crime (UNODOC), ganja adalah jenis narkoba yang paling banyak dikonsumsi di dunia pada tahun 2016.
Kelompok utama pengguna terbesar ganja adalah remaja dan anak muda berusia 18 hingga 25 tahun.
Tentu bukan hanya ganja, bagi mereka yang masih tumbuh, bahaya narkoba lebih mengerikan karena lobus frontal, area otak yang bertanggung jawab atas perilaku, belum sepenuhnya terbentuk.
menggunakan narkoba. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi remaja lebih rentan terhadap konsumsi zat terlarang adalah riwayat trauma atau pelecehan di masa kecil.
Anak-anak yang mengalami pelecehan, diabaikan oleh orang tua mereka atau memiliki kehidupan yang sangat sulit memiliki kecenderungan kuat untuk mengobati traumanya dengan mengkonsumsi narkoba.
Ketidakstabilan psikis adalah salah satu masalah yang memotivasi orang mencari narkoba.
Individu dengan kondisi sosial yang lebih rentan, seperti tunawisma, cenderung mengkompensasi penderitaan yang dialaminya dengan mengkonsumsi narkoba.
Baca juga: Ashefa Griya Pusaka, Solusi untuk Anak yang Ketergantungan Narkoba
Namun, bahkan masyarakat dengan kelas ekonomi atas yang kebetulan memiliki penyakit mental atau emosional pun mengarah pada penyalahgunaan narkoba.
Beragam Bahaya Narkoba
Masalah kesehatan, kerusakan ekonomi dan masalah sosial adalah aspek yang paling mengkhawatirkan dalam kaitannya dengan bahaya narkoba.
Ada beberapa efek dari konsumsi narkoba pada kesehatan penggunanya.
Kecanduan narkotika berkontribusi terhadap kerusakan kesehatan mental, emosional dan fisik. Beberapa dari kerusakan tersebut mungkin tidak dapat diubah atau fatal.
Bagi masyarakat, bahaya narkoba bisa menimbulkan dampak negatif dalam berbagai konteks dan turut meningkatkan permasalahan sosial yang sudah ada dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kekerasan dan hubungan intrinsic antara narkoba dengan kejahatan adalah masalah yang memusingkan pemerintah.
Dalam sektor ekonomi, perdagangan narkoba mampu mempengaruhi Produk Domestik Bruto (PDB).
Indikator tersebut digunakan untuk menilai pertumbuhan atau perlambatan ekonomi suatu negara. Ada dampak besar penggunaan narkoba di seluruh dunia.
Bahkan di negara maju, pengendalian peredaran gelap narkoba juga tidak efektif. Dalam skala global, anak-anak dan remaja dihadapkan pada risiko yang timbul dari masalah ini.
Bahaya narkoba pada tubuh dan mental pengguna tentu tak perlu diragukan lagi.
Bahkan ketika dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit, sebagian besar obat-obatan terlarang memiliki efek yang sangat kuat pada semua fungsi tubuh.
Terlepas dari jenis di mana yang digunakan, kerusakan terjadi segera dan membahayakan nyawa pengguna.
Remaja lebih rentan dengan bahaya narkoba karena banyak organ dalam tubuhnya yang belum berkembang sempurna.
Narkoba yang dihirup seperti kokain, misalnya diserap dengan sangat cepat oleh sel.
Karena fungsi sistem peredaran darah adalah untuk mendistribusikan unsur-unsur yang ditangkap oleh pembuluh darah, zat-zat beracun tersebut segera mencapai daerah otak.
Ekstasi dan narkoba suntikan seperti heroin dan LSD memiliki dampak yang sangat mirip pada otak.
Oleh karena itu, perlu diwaspadai efek obat pada tubuh akibat gangguan pada area otak dan risiko berkembangnya cedera saraf.
Penggunaan zat-zat ini secara terus-menerus para remaja akan meningkatkan kemungkinan perkembangan berbagai penyakit mental dan fisik.
Gangguan psikis, seperti skizofrenia, gangguan psikotik dan gangguan panik adalah yang paling mengkhawatirkan.
Faktor lain yang mengerikan dari bahaya narkoba adalah risiko bunuh diri.
Banyak pengguna narkoba yang tiba-tiba memiliki keinginan bunuh diri yang merupakan ilusi palsu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Konsumsi zat terlarang yang dilakukan remaja berkontribusi pada munculnya berbagai penyakit metabolisme.
Sebagian disebabkan oleh pengaruh toksisitas pada fungsi kelenjar yang mensekresi hormon.
Dalam kebanyakan kasus, bahaya narkoba mengakibatkan kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan bahkan kematian.