Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Menguak Putri Candrawathi Tak Ditahan & Isu Pelecehan Tetap Ada, Ferdy Sambo Pegang Kartu Mematikan?
Drama masih terus mewarnai penanganan kasus pembunuhan Brigadir J yang diotaki Ferdy Sambo.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Drama masih terus mewarnai penanganan kasus pembunuhan Brigadir J yang diotaki Ferdy Sambo.
Salah satunya mengenai tak juga ditahannya istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi yang juga berstatus tersangka pembunuhan Brigadir J.
Selain itu, isu soal dugaan pelecehan yang kasusnya sudah sempat dihentikan polisi, kini kembali berhembus lagi.
Menurut Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, dua hal itu merupakan salah satu strategi dari Ferdy Sambo.
"Kenapa nyonya Putri tidak ditahan dan isu pelecehan masih ada itu bargaining kepada pimpinan polri atau kepada penyidik," kata Sugeng di program Aiman Kompas TV, Senin (26/9/2022).
Baca juga: Dear Ferdy Sambo, Bekas Hakim Agung Bilang Anda Bisa Tak Dihukum Mati Asal Mau Lakukan Hal Ini
"Ini bukan tudingan, ini analisis berdasarkan normatif," lanjut Sugeng mengenai analisanya itu.
Sugeng menyebut Ferdy Sambo saat ini sedang menysun kekuatan untuk dia 'tembakkan' di persidangan nantinya.
Sugeng mengakui bahwa Ferdy Sambo punya kartu mematikan yang akan dikeluarkan oleh eks Kadiv Propam Polri itu di persidangan nantinya.

"Karena dia sedang membangun pembelaan di persidangan nanti .
Sambo punya juga kartu truf sebagai polisinya polisi untuk membuka," ujar Sugeng.
Ferdy Sambo Bisa Lolos dari Jeratan Hukuman Mati
Bekas hakim agung Topane Gayus Lumbuun mengatakan, Ferdy Sambo bisa lolos dari hukuman mati, asal memenuhi syarat.
Awalnya, Gayus mengatakan pihaknya sepakat dengan masyarakat, bekas Kadiv Propam Polri itu layak dihukum mati karena dijerat pasal pembunuhan berencana atas kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabaratdi, ajudannya.
"Kalau 340 sebagai ancaman hukuman mati, dan masyarakat meminta keadilan ke arah sana, tentu hakim akan memperhatikan keadilan undang-undang."
"Pantaskah seorang yang membunuh anak buahnya dihukum mati?"