Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022
Istri dan 2 Anaknya Tewas Dalam Kerusuhan Kanjuruhan, Andik Cerita Lempar Bayinya Demi Bisa Selamat
Seorang pria bernama Andik kehilangan istri, dua anak, dan satu keponakannya dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu (1/10/2022).
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang pria bernama Andik kehilangan istri, dua anak, dan satu keponakannya dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu (1/10/2022).
"Saya nonton ramai-ramai, keluarga saya yang meninggal empat, istri saya, dua anak saya, dan keponakan saya," ucap Andik dikutip TribunJakarta dari YouTube SCTV Official.
TONTON JUGA
Wajah Andik terlihat lesu, kehilangan empat orang terdekat tentu bukan hal yang mudah.
Meski begitu Andik berusaha tabah.
Ia mampu menjawab pertanyaan awak media, dan menceritakan kronologi awal kerusuhan yang menewaskan 125 orang tersebut.
Andik mengatakan kala itu, ia bersama istri, tiga anaknya, dan keponakannya menonton pertadingan Arema FC VS Persebaya di Tribun 13.
Lalu seusai tuan rumah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya, kerusuhan mendadak pecah.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, ASN Kota Tangerang Lakukan Moment of Silence 60 Detik
Andik bercerita tiba-tiba ada tembakan gas air mata melayang ke arah Tribun 13.
Semua penonton langsung panik dan berusaha menyelamatkan diri, termasuk Andik.
Kala itu Andik menggendong anaknya yang baru berusia 1,5 tahun.
Andik terpisah dari istri dan dua anaknya yang lain.
"Saya ada di Tribun 13, langsung pisah, gugup dan bingung," ucap Andik.
Baca juga: Teriakan Minta Tolong Dimana-mana, Bapak Ini Hanya Pikirkan Keselamatan Anak saat Tragedi Kanjuruhan
Di tengah kepungan gas air mata yang menyekik, Andik lalu melempar balitanya dari atas tribun ke bawah tangga, dekat pintu keluar.
Hanya ada satu hal yang ada di kepala Andik saat itu, yakni anaknya harus selamat.
"Ini posisinya saya lempar ke bawah, 1,5 meter," kata Andik.
Andik mengaku kala itu istri dan dua anaknya masih berada di Tribun 13.

Baca juga: Kepiluan Ibu Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan: Hubungi Ponsel Anak, Pengangkat Sampaikan Kabar Duka
"Istri dan anak saya masih di Tribun 13, sudah enggak kepikiran, sudah bingung, sudah enggak inget," kata Andik.
Kemudian Andik dan balitanya berdesakkan dengan puluhan ribu orang di tangga yang mengarah ke pintu keluar Stadion Kanjuruhan.
Andik bercerita kala itu pintu Stadion Kanjuruhan tertutup.
Andik melakukan segala cara agar bisa keluar dari Stadion Kanjuruhan.
"Dikunci tidak bisa keluar, gimana caranya bisa keluar, saya bawa anak kecil, sudah enggak keingetan teman dan anak," ucap Andik.
Baca juga: LPSK: Korban Tragedi Kanjuruhan Bisa Tuntut Ganti Rugi ke Pelaku
Akhirnya Andik dan balitanya bisa selamat.
Namun sayang istri, dua anaknya, dan keponakan Andik tak bisa selamat.
Dua anak Andik ditemukan meninggal dunia di dalam Stadion Kanjuruhan.
Sementara istrinya ditemukan meninggal dunia di sebuah rumah sakit
"Kepisah, anak saya dua di stadion, istri saya jam setenga dua baru ketemu," kata Andik.
Komnas HAM Turun Tangan
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) datang ke Malang untuk menggelar investasi terkait Tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang, Senin (3/10/2022).
Saat ditemui di Kantor Arema FC, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, setibanya di Malang, ia telah bertemu dengan beberapa Aremania dan telah bertemu pihak keluarga korban Tragedi Stadion Kanjuruhan.
"Dari kemarin sudah berkomunikasi dengan Aremania, dikasih rekaman voice note terkait kejadian tersebut, dikasih dokumen dan juga berkomunikasi dengan anggota keluarga korban."
"Selain itu agenda kami juga menguniungi korban di rumah sakit," kata Choirul Anam kepada SURYAMALANG.COM, Senin (3/10/2022).
Selain bertemu dengan Aremania, Komnas HAM juga berencana akan bertemu dengan pemain Arema FC, untuk mencari tahu yang terjadi dan dialami pemain saat itu.
"Kami ingin bertemu dengan beberapa pemain untuk mendalami tragedi di Kanjuruhan termasuk penggunaan gas air mata," ujarnya.
Lebih lanjut Choirul Anam menuturkan, banyak Aremania meminta Komnas HAM untuk mengusut tragedi ini karena telah merenggut banyak nyawa.
Kapolri Janji Investigasi Terkait SOP Pengamanan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, Polri akan mendalami dugaan kesalahan prosedur pembubaran massa kerusuhan usai Derby Jatim antara Arema FC vs Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam.
"Penembakan gas air mata, tim akan mendalami terkait SOP dan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh satgas atau tim pengamanan yang melaksanakan tugas saat pertandingan," ujar Listyo Sigit Prabowo di hadapan awak media di depan RSUD Kanjuruhan, Malang, Minggu (2/10/2022) malam.
Sementara ini, berdasarkan informasi yang dihimpun pihaknya, pembubaran massa suporter yang ricuh kemarin, dilakukan menggunakan metode gas air mata.
Hal itu semata dilakukan petugas untuk melakukan pengamanan dan penyelamatan terhadap perangkat pertandingan, official kedua tim sepak bola yang saat itu, menjadi sasaran amukan Aremania.
"Dapat informasi-informasi terkait upaya-upaya penyelamatan pemain dan official Persebaya dan Arema, semuanya akan didalami," jelasnya.
Kesemuanya itu, lanjut Listyo Sigit Prabowo, akan menjadi bagian utuh dalam proses investigasi atas Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang tersebut, hingga mengakibatkan korban jiwa.
"Dan ini akan jadi satu bagian yang kami investigasi secara tuntas, baik dari penyelenggara dan pengamanan dan pihak-pihak yang perlu dilakukan pemeriksaan untuk menuntaskan peristiwa dan siapa yang harus bertanggung jawab. Tentunya kalau memang diproses nanti akan diketahui," pungkasnya.